21

1.3K 231 2
                                    

Hari ini sesuai yang telah direncanakan, Attala dan Juna sudah duduk manis diteras rumah Kinan. Untuk apalagi kalau bukan untuk membahas masalah Juna yang rumitnya hampir sama dengan rumus logaritma.

Juna bersandar pada kursi dengan pasrah, cowok itu menghela nafas berat. "gue gak mau nikah sekarang, Ta."

"ya terus gimana dong? Posisi lo disini tuh gak nguntungin banget Jun."

Kinan menjentikkan jarinya, "bisa gak sih kalo masih janin di tes DNA?" tanyanya.

Juna tersenyum tipis. Satu poin plus dari cowok itu adalah tidak peduli dengan masalah yang rumitnya seperti apa, tapi kalau sudah berhadapan dengan perempuan pasti selalu pasang senyum. "gimana caranya, Kin? Bayinya aja belum berbentuk kali,"

Kinan mendesah pasrah. Membenarkan ucapan Juna barusan.

Hening beberapa saat, sampai akhirnya Juna beranjak dari posisi duduknya. Cowok itu mengeluarkan bungkus rokok dari dalam saku celananya, "pacaran dulu gih, mumpung gue mau ngerokok." ujarnya.

Setelah itu Juna melenggang ke halaman depan rumah Kinan. Berdiri santai sambil sesekali menghisap batang rokok dijarinya. Juna mencoba untuk lebih rileks, pikirannya sangat kacau saat ini.

Dari kejauhan, Attala dan Kinan saling tatap beberapa saat. Jadi terbawa pusing juga dengan masalah tersebut.

"apa yang ada dipikiran cowok sampe mereka bisa ngelakuin hal kayak gitu?" tanya Kinan tiba-tiba.

Attala yang sedang minum jadi tersedak sendiri. "kenapa tiba-tiba nanya kesitu?"

"ya mau tau aja. Takutnya yang didepan aku juga kayak gitu,"

"aku? Astaga Kinan, tolong ya jangan mikir macem-macem kayak gitu. Ada-ada aja deh," Attala menggerutu.

"aku kan cuma nanya."

"tapi gak logis pertanyaannya. Emang kamu mau kita merit karna kamu hamil duluan?"

"gila!"

"enggak kan? Open mind Kinan, gak semua cowok kayak gitu."

Attala terdengar sangat keberatan dengan apa yang baru saja mereka bahas. Terlebih secara tidak langsung Kinan seperti menuduhnya yang tidak-tidak. Membuat mood Attala jadi sedikit anjlok karena disamakan dengan pria lain.

Bukan bermaksud untuk menilai buruk Juna juga sebenarnya.

Kinan memperhatikan raut wajah Attala yang berubah drastis karena ucapannya tadi. Cowok itu beranjak dari tempatnya.

"mau kemana?" tanya Kinan.

"ngerokok."

Kinan melotot. Dengan cepat menyambar pergelangan tangan Attala sebelum cowok itu melangkah lagi.

"kamu kan gak ngerokok?"

"pengen aja,"

Kinan menyeret Attala untuk duduk kembali, "oke aku minta maaf, aku udah kelewatan. Aku minta maaf," ucap Kinan pada akhirnya.

Attala masih terdiam dengan pandangan kearah lain, tak mau menatap Kinan. Bukan karena marah, tapi karena ingin tau seberapa peka Kinan terhadap dirinya sendiri. Supaya lain kali tidak asal bicara.

"Atta.." panggilnya.

Attala tetap tak bergeming.

Hingga akhirnya membuat Kinan nekat mengeluarkan jurus yang diyakininya akan berhasil meluluhkan hati cowok itu. Kinan duduk mendekat, menarik nafas sesaat sebelum memajukan dirinya pada Attala.

✔ [0.1] AN ACCIDENTALLY - KINAN chap. 1 // Lee TaeyongNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ