23

1.3K 228 2
                                    

Sejak baru datang tadi Kinan sudah meracau tidak jelas. Mengetahui fakta bahwa Attala bangun kesiangan dan belum packing sama sekali. Padahal nanti sore akan berangkat ke Palembang.

"teledor, bodoh!"

Attala yang sedang menggantung beberapa baju dilemari langsung menoleh. Melihat Kinan sedang menjejalkan pakaian miliknya kedalam koper dengan wajah cemberut.

Senyumnya merekah. Tersisa dua hanger yang kemudian digantungnya asal. Attala lalu melangkah menghampiri Kinan.

Tanpa banyak berbasa-basi, cowok itu memutar tubuh Kinan. Membuat manik mata mereka bertemu beberapa saat. Hangat dan penuh pengertian.

"ngomel aja terus, biar aku makin sayang." ucap Attala dengan senyuman. Kalau Kinan sebuah es, pasti sudah meleleh ditempatnya.

Sumpah, ganteng. Gak ngerti lagi.

"Kalo disana juga kayak gini siapa yang bantuin Atta? Aku gak suka kamu teledor kayak gini,"

"aku juga gak suka kamu bolos kuliah cuma gara-gara ini, Kinan." balas Attala.

Ya. Kinan kabur pada jam kedua perkuliahan hari ini begitu mendapat pesan balasan dari Attala bahwa cowok itu baru bangun tidur dan belum berkemas. Itulah alasan Kinan disini sekarang. Di kamar dengan nuansa abu-abu cerah milik Attala.

Kinan hanya menunduk. Baginya bolos sekali tidak masalah, tapi ini sudah keberapa kalinya. Waktu saat Attala wisuda, Indra kecelakaan dan sekarang, mungkin.

"nanti kalo ayah kamu tau gimana?"

"gak akan. Lagian ayah juga gak tau aku punya pacar,"

"setahun lebih, Kinan. Mau sampe kapan pacaran diem-diem? Gak enak tau," Attala menyisir surai kecokelatan Kinan dengan jemarinya.

Kinan lagi-lagi terdiam. Hanya menatap Attala selagi orangnya masih disini. Karena sebulan bukan waktu yang sebentar bagi pasangan kekasih yang sedang dimabuk asmara seperti mereka.

"makanya cepetan lulus, biar gak ngumpet-ngumpet." tambahnya sambil mencolek hidung Kinan sekilas. Ia terkekeh.

Setelah itu Attala berbalik, membereskan beberapa benda dan bungkus makanan yang berserakan dilantai. Sementara Kinan masih berdiri tegap dengan sempurnanya menjelma menjadi patung.

🌿

Alunan musik klasik menggema pada seisi ruangan yang cukup besar ini. Membangunkan Kinan dari tidur lelapnya beberapa saat lalu.

Begitu membuka mata, hal pertama yang dilihatnya adalah Attala. Cowok itu juga sedang berbaring dengan mata terpejam, persis dihadapan Kinan.

Kinan tertegun. Nafas teratur Attala membuatnya jadi urung untuk beranjak. Entah tepatnya kapan ia tertidur, tiba-tiba sudah disini. Di tempat tidur Attala dan tentunya bersama sang pemilik.

Jemari Kinan bergerak. Menyentuh permukaan wajah pria didepannya. Perlahan senyumnya terbentuk, Kinan senang seperti ini. Rasanya ingin menciptakan mesin yang bisa menghentikan waktu berputar.

Kinan memang tersenyum, tapi hatinya tidak. Sedih. Entahlah, begini saja sudah cukup bagi Kinan. Tapi kenapa Attala harus pergi lagi.

Takut. Banyak sesuatu yang menyesaki isi kepala dan dadanya. Tapi ia sendiri tak tahu apa sesuatu itu.


"ganteng banget emang sampe nangis gitu?" tanya Attala tiba-tiba begitu menyadari ada setetes air yang jatuh ke lengannya.

Terkejut. Kinan langsung menjauhkan tangannya dari wajah Attala, seraya tubuhnya yang langsung berguling kebelakang.

✔ [0.1] AN ACCIDENTALLY - KINAN chap. 1 // Lee TaeyongWhere stories live. Discover now