35

4.2K 269 10
                                    

Tidak perlu berharap akan ada adegan seperti dalam drama, karena tanpa diminta pun itu sudah terjadi.

Langkah Kinan berhenti begitu Attala menarik tangannya hingga berbalik seratus delapan puluh derajat. Ya, Attala mengejarnya sampai ke basement.

Kinan dengan wajah super menderitanya menoleh pada sekeliling. Berharap tidak ada orang lewat lalu memergoki mereka.

Tak ada kata yang terucap dari bibir Kinan. Namun dari sorot matanya ia sudah pasti bertanya kebingungan.

"kenapa Kinan?"

Yang ditanya mengernyit aneh.

"kenapa kamu diem aja?"

"apa maksudnya?" Kinan balik bertanya. Tanpa berontak sedikit pun meski cekalan tangan Attala semakin erat.

"aku mau kamu marah. Pukul aku, Kinan!"

"aku bener-bener gak ngerti pi-"

"marah Kinan, marah! Pukul aku semau kamu, lakuin apapun yang bisa nyakitin aku. Kenapa kamu gak bereaksi apa-apa? Kamu bertingkah seolah semuanya baik-baik aja."

Pertahanannya runtuh saat itu. Attala benar-benar mengambil alih seluruh emosinya. Kinan menghela nafas sekilas lalu dengan sekuat tenaga melayangkan tamparan keras diwajah Attala.

Attala tidak merespon sampai akhirnya Kinan melakukannya lagi. Ia menampar Attala sesuai kemauan cowok itu.

"sakit?" tanya Kinan, suaranya melemah. "mau aku pukul kayak gimana juga, gak akan bisa ngalahin sakit hati aku Ta."

Ya. Satu tembakan itu benar-benar menghujam Attala tepat sasaran. Cowok itu bungkam.

"aku bukan bertingkah baik-baik aja. Aku cuma gak mau jadi perempuan yang egois lagi Attala. Kamu ngerti gak?!"

Attala terperangah bersamaan dengan Kinan yang menghentakkan tangannya hingga jemari Attala terlepas darinya.

Air mata mulai mengalir dipipi pucat Kinan. Ia menggigit bibir yang bergetar karena menahan isakan. "apa yang pernah aku takutin ternyata bener terjadi, itu...ya tuhan." racaunya disela tangis.

Sesekali ia menunduk, berjongkok atau bersandar pada tembok pembatas. Pun Attala yang selalu berusaha menyentuhnya, tapi tak bisa karena langsung ditepis.

Kinan menangis sejadi-jadinya. Sudah tidak peduli dengan pertahanan atau sejenisnya. Persetan dengan itu semua.

"Kinan.."

"stop!" potong Kinan cepat. "capek, aku capek Ta. Please, mundur." pintanya sambil menunjuk lantai basement agar Attala mengurai jarak diantara mereka.

Cowok itu tak bisa berbuat apa-apa. Dengan air mata yang juga membekas diwajahnya, Attala menatap kehancuran Kinan dengan jarak sedekat ini. Hasil perbuatannya.

"jangan pinta aku buat mukul kamu, itu bukan caraku menyelesaikan masalah."

"sekuat apapun aku minta maaf," Attala masih menatap Kinan yang kini sedang mengusap wajahnya dengan jemari. "gak akan pernah bisa bikin semuanya kembali kan?"

Kinan tak menjawab. Karena ia yakin Attala pun pasti tahu jawabannya apa.

"jangan minta aku untuk pergi dari hidup kamu, Kinan. Aku gak akan bisa."

🌿

.

.

.










END


Tamatlah sudah story ini kawan-kawan HEHEHE

Tamatlah sudah story ini kawan-kawan HEHEHE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

We are met to complete each other,


For a while...


Not forever.


(Attala-Kinan)








































Prepare for the next book
👇👇👇




(Cover sementara)

🎉 Kamu telah selesai membaca ✔ [0.1] AN ACCIDENTALLY - KINAN chap. 1 // Lee Taeyong 🎉
✔ [0.1] AN ACCIDENTALLY - KINAN chap. 1 // Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang