7.ACARA TAHUNAN

135 8 0
                                    

-ACARA TAHUNAN
.
.
.

Setelah mendengar perkataan nathan tadi, tamara pergi begitu saja dan langsung menuju ke kamar geo. Dengan wajah di tekuk,ia duduk di tepi ranjang geo. Geo yang sedang asik memutar mutar rubic heran melihat kakaknya yang seperti kehilangan semangat hidup.

"Makin jelek deh kayak gitu!" Ucap geo sembari berjalan dan duduk di samping tamara. Tamara hanya diam tanpa menjawab atau membantah ucapan geo seperti biasanya. Mungkim terlalu alas untuk berdebat dengan adiknya saat ini karna suasana hatinya sedang tidak baik.

"Kenapa sih! Kayak mayat idup lo kak!" Gusar geo yang heran karna kakaknya tak kunjung merespon. Geo lebih suka ketika kakaknya melawan semua ucapan geo dan marah marah mengoceh tak jelas dari pada diam seperti ini. Ini bukan tamara-kakaknya.

"Kok gini ya! Rasanya sakit banget kalau ngomong sama dia! Cuma natap mata dia bikin dada gue sesak!" Ucap tamara yang menyandarkan kepalanya di bahu geo.

Geo tak menghindar seperti biasanya dikala kakaknya mendekatinya. Ia tau bahwa sekarang kakaknya sedang dalam kondisi yang tidak ingin bercanda. Geo tersenyum tipis. Menoleh pada kakaknya yang menggerakan bibirnya seperti sedang mencerna sesuatu di dalam pikirannya.

"Makanya move on dong! Udah punya orang itu!" Jawabnya enteng. Tamara langsung menarik tubuhnya dan meninju pelan legan geo.

"Lo pikir move on sama kayak ngirup oksigen? Nggak semudah itu bambank!" ketus tamara pada adiknya.

"Ya kan gue ngasih saran! Kalau nggak terima ya nggak papa!" Ucap geo langsung berjalan menuju kamar mandi.

"Nggak guna curhat sama anak kecil yang nggak puber puber kayak lo...!" Teriak tamara pada geo yang sekarang sudah di dalam kamar mandi.

Geo baru saja menyelesaikan acara mandinya. 10 menit adalah waktu yang cowok itu butuhkan untuk membersihkan diri dan menyegarkan badannya. Ketika membuka pintu kamar mandi, ia melihat bahwa kakaknya masih ada di dalam kamarnya. Tapi sekarang kakaknya sudah terlelap di ranjangnya dengan bantal yang biasa ia pakai ketika tidur dengan posisi membelakangin pintu kamar mandi.

Geo tersenyum sembari memakai kaosnya. Geo berjalan dan berlutut tepat dihadapan kakaknya yang sedang tertidur pulas, raut wajah lelah terpancar jelas di wajah sang kakak, geo tentu tau apa yang sedang dirasakan kakaknya, tapi ia hanya ingin membuat kakaknya sedikit melupakan masalah yang membebani pikirannya.

"Lo sih! Udah gue bilangin lupain bang nathan dari awal! Masih ngeyel nggak mau move on" Geo berucap pelan pada kakaknya yang sedang terlelap.

Geo memperhatikan setiap inci dari wajah tamara. Wajah perpaduan kedua orang tuanya melekat pada tamara, mata bulat,hidup tak begitu mancung namun sesuai di wajahnya, dan bibir softpink yang ia miliki. Sejenak geo merasakan bahwa kakaknya begitu tenang saat tidur. Tak ada kata katak umpatan dan cacian seperti saat ia sadar. Aura ketenangan tergambar jelas yang sangat mirip dengan mamanya.

"Kak ara jangan nangis lagi karna bang nathan! Nanti matanya kayak panda!" Ucap geo sembari mengecup pipi tamara.

"Geo sayang kak ara!" Ucapnya lagi sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh mungil kakaknya. Geo kemudian mematikan ac dan keluar dari kamarnya.

🌬🌬🌬

Gue lagi jalan sendirian ke lapangan komplek sebelah. Ke kompleknya  aldo, soalnya mau main futsal bareng sama anak komplek sebelah. Sambil nentengin sepatu futsal.

TAMARA (COMPLETE)Where stories live. Discover now