36. MALAM MINGGU, RUANGAN ITU DAN TATAPANMU

61 2 4
                                    

Hari ini hari kamis, dimana terdapat pelajaran yang begitu membosankan bagi albyan. Ya, matematika. Ia memilih jurusan ips untuk menghindari pelajaran hitung-hitungan itu, tapi apa mau dikata, kemana pun albyan ingin menghidar matematika selalu ada dan akan selalu berkeliaran di sekitarnya.

Dan begitu lah tamara dipikiran albyan sekarang. Walaupun laki-laki itu berusaha untuk tidak memikirkan gadis itu, nyatanya tak pernah sedetik pun pikiran albyan beralih dari satu nama, tamara.

Sulit rasanya saat harus berusaha pura-pura dalam keadaan baik-baik saja di depan orang yang dicintai. Albyan jelas tau setelah ini pasti tamara menganggapnya brengsek karna dengan mudah bersikap biasa saja setelah semuanya terjadi. Albyan tau jika nantinya tamara akan membencinya karna gadis itu berpikir albyan sudah mempermainkan perasaannya. Tapi tak ada yang bisa dilakukan albyan selain menerima pikiran buruk yang mungkin memang terlintas di pikiran tamara. Sedih rasanya jika harus dibenci oleh orang yang kita sayang, tapi tak ada pilihan karna albyan tak ingin membuat tamara kecewa seperti dulu. Terlalu banyak rasa bersalah yang terpendam di dalam hatinya sekarang. Ingin rasanya albyan bersorak di depan semua orang untuk meminta maaf pada tamara berkali-kali. Namun, albyan tak ingin melakukan itu, karna pada akhirnga tamara akan semakin membencinya.

Hari ini entah kenapa albyan ingin sekali cepat-cepat pulang dan bertemu dengan sang bunda. Bukan untuk mengadu atau menangis meraung tapi albyan hanya ingin melihat wajah bundanya dari dekat. Karna dengan begitu,rasa rindunya pada tamara sedikit terobati sebab tamara adalah duplikat bundanya. Itu lah yang dipikirkan albyan.

"Gue pulang dulu!!" Pamit albyan.

"Buru-buru amat yan!"

"Gue lagi pengen di rumah aja do."

"Yaudah deh, rencananya gue sama yang lain mau main PS di rumah dimas" jelas aldo.

"Kalian aja, gue kapan-kapan deh" tolaknya.

"Oke deh"

Albyan kembali melangkahkan kaki menuju parkiran sekolah. Bergegas pulang untuk segera mengistirahatkan hati dan pikirannya.

🌬🌬🌬

Apa yang paling menyakitkan disaat hubungan yang dia miliki harus kandas, posisinya ditempati oleh orang lain, dan orang yang dia cintai malah tak ingin bertemu dengannya. Mungkin itu terdengar sudah sangat menyakitkan. Namun, takdir yang ia miliki lebih pedih dari itu, dua hari yang lalu, saat ia belum sepenuhnya bisa berdiri dari lukanya, tamara kembali dihantam oleh berita yang membuat kakinya berubah lemas. Seluruh anggota tubuhnya terasa mati rasa mendengar kabar bahwa kakak laki-laki nya mengalami kecelakaan dan koma.

Apa yang lebih menyakitkan bagi tamara sekarang. Semuanya datang secara bersamaan seperti berniat menghancurkan tamara dalam sekejap mata. Laki-laki yang paling ia harapkan, laki-laki yang selalu menjadi sandarannya harus mengalami kenyataan pahit terbujur di ruang ICU dengan selang dan alat bantu yang melekat di tubuh ilham.

Saat tamara langsung dibawa ke rumah sakit tempat mamanya bekerja tamara tak sanggup menahan badannya sendiri melihat ilham yang sedang tertidur lemas dengan luka-luka di wajah dan tubuhnya. Bunyi monitor detak jantung menambah kesan sunyi di hati tamara. Dulu saat tamara butuh tempat bersandar ilham dengan senang hati meminjamkannya bahu dan mengusap kepala tamara. Tapi sekarang, sandarannya itu hanya terkulai lemas tak berdaya.

"Bang,, plis bangunn,, ara butuh abang!!" Ucap gadis itu menggenggam tangan ilham. Suara yang bergatar dan bahu yang tak hentinya naik turun akibat isakan dari mulut tamara.

TAMARA (COMPLETE)Where stories live. Discover now