29. KANTIN BAWAH.

67 7 0
                                    

 -KANTIN BAWAH.
.
.
.
.

Semua siswa sedang menikmati makan siang mereka. Jam istirahat yang berbunyi tiga menit yang lalu menggiring mereka untuk segera mengisi energi. Begitu juga dengan tamara dan teman-temannya. Karna mereka, satu meja panjang terisi tanpa menyisihkan sedikit ruang.

"Untung kita ke sininya gercep!! Kalo nggak, alamat nggak kebagian kursi kita!!" Cerocos aldo.

"Iya! Kok sekarang banyak yang milih makan di kantin sini yah? Biasanya juga milih makan di kantin bawah!!"

"Mungkin kantin bawah udah penuh din!!" Jawab deon.

"Oh iya, Kantin bawah lagi di renovasi!! Gue denger mau dibangun ruang seni yang baru!!" Jelas dimas.

"Bagus dong! Lagian ruang seni yang sekarang sempit!" Keluh syanas.

"Bukan sempit kali nes!! Tapi anggota seni kebanyakan!" Celetuk jehan.

"Mungkin karna ada gue kali ya! Jadi yang lain pengen ikut ekskul seni semua!!" Syanas membanggakan diri.

Semuanya mengedik ngeri. Jika syana sudah membanggakan diri tak ada yang bisa menghentikan gadis itu.

"Bukan temen gue yah!!"

"Dih! Gue juga nggak mau kali temenan sama lo?!" Desis syanas.

"Sadar woi!! Lo berdua udah temenan dari paud!!"  Sorak yuka menempeleng aldo dan syanas.

"Sakit woi!!"

Semua tertawa renyah. Namun tawa mereka mereda saat seseorang datang dan berdiri diantara albyan dan tamara.

"Bisa bicara sama kak iyan bentar?!" Albyan memutar kepala.

"Eh ular lo mau ngapain hah?" Sorak yuka kepalang emosi. Niswa menatap yuka dengan wajah tak suka.

"Bukan urusan lo!!"

"Ngomong apa?" Tanya albyan datar. Niswa kembali menatap albyan.

"Nggak disini! Kita bicara di tempat lain aja kak!!" Ucap niswa sambil tersenyum.

Yuka,syanas,jehan langsung berdecak kesal. Tersenyum miring melibat gelagat niswa yang mengajak albyan bicara. Genit itu kata yang menggambarkan niswa dikepala mereka.

"Alah!! Bilang aja mau berduaan sama albyan!! MODUS LO KELIATAN!!"

"Udah kayu! Lo diem ae kenapa sih?!" Aldo membekap mulut yuka.

"Gimana kak?!"

Albyan kemudian menatap satu persatu temannya. Mencoba meminta pendapat, apa yang harus dilakukannya sekarang. Deon dan tamara mengangguk. Albyan tersenyum kecut. Sadar bahwa ia harus mengiyakan ajakan niswa.

"Oke!"

🌬🌬🌬

"Jadi mau ngomong apa?!" Tanya albyan saat niswa berhenti. Gadis itu membawanya ke kantin bawah yang sedang direnovasi.

"Kak iyan beneran pacaran sama tamara?!" Albyan menatap niswa.

"Panggil dia pake kak! Dia senior lo!" Jawab albyan ketus. Tak terima pacarnya tidak dihargai oleh niswa.

TAMARA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang