33. AKU CEMBURU

70 3 7
                                    


Albyan kembali memikirkan ucapan jehan. Apakah benar ia harus lebih tegas pada tamara, kalau albyan sekarang ada pacarnya. Albyan masih manimbang-nimbang, merasa apakah tidak berlebihan jika melakukan itu semua. Apakah tamara tidak akan menganggapnya protektif jika ia melakukan hal itu, dan malah membuat gadis itu tak nyaman.

Brakk~

Albyan oleng saat seseorang menyenggol bahunya,tapi berkat pertahanan dari kakinya laki-laki itu berhasil untuk tak jatuh ke lantai. Albyan langsung menoleh pada orang yang sudah menyenggolnya.

"Eh sorry yan!! Nggak sengaja,,gue buru-buru" albyan mengangguk.

"Santai aja dam!! Gue juga nggak fokus tadi!!"

"Yaudah!! Gue duluan!!"

Albyan tersenyum. Lalu kembali menyambung langkahnya untuk menyusul tamara di lapangan voli. Ia memang berniat untuk bertemu tamara hari ini. Dan menyelesaikan ke salah pahaman yang terjadi diantara mereka.

"Capek ya,,?" Tanya albyan sambil memberikan sebotol air mineral dingin pada tamara. Tamara tersenyum tipis.

"Makasih!"

"Nathan udah balik ke jogja?!" Tanya albyan tiba-tiba. Tamara langsung menoleh pada albyan dengan wajah heran.

"Aku tau dari jehan,, dia bilang kalau nathan ginap di rumah kamu" jelas albyan dengan wajah biasa saja.

Tamara mengerngitkan dahi, sedikit heran kenapa albyan seperti biasa saja mengetahui nathan menginap di rumahnya. Padahal jelas-jelas albyan yang tak sengan mengatakan bahwa ia cemburu tempo hari. Apa albyan punya dua keribadian.

"Jalan-jalannya,, kemarin jadi?!"

Tamara kembali terperanggah. Kenapa rasanya seperti ia ketahuan selingkuh oleh albyan. Dan yang membuat tamara semakin bingung adalah wajah albyan yang seperti baik-baik saja, tanpa ada kemarahan atau kekesalan di wajah tampan laki-laki itu.

" jehan juga bilang!!" Imbuh albyan. Tamara mengangguk. Sepertinya ia tau tujuan albyan menghampirinya. Laki-laki itu pasti menginginkan tamara untuk jujur dan berterus terang sekarang.

"Maaf yan nggak bilang dari awal!! Awalnya gue mau bilang,, tapi nggak sempat!!" Ucap tamara. Albyan tersenyum kecut. Tamara bilang kalau ia tak sempat, apa se sibuk itu kah saat ia bersama nathan hingga tak menyempatkan diri untuk memberi tahu albyan.

"Dan soal jalan-jalan,, mama yang minta tolong buat nemenin nathan!! Karna dia nggak begitu kenal jalan jakarta!!" Albyan lagi-lagi mengangguk.

"Padahal ada google maps ra!!-jadi kemarin ngapain aja? Seru nggak?!" Tanya albyan memasang wajah pura-pura ikut senang. Gadis itu berdrcak pelan.

Tamara menghembuskan nafas. Albyan terlalu bodoh untuk menyembunyikan wajah cemburunya yang begitu jelas terlihat. "Gue tau lo cemburu,, lo nggak suka gue jalan sama dia kan?"

Albyan langsung menarik turun kembali sudut bibirnya. Sepertinya akting kali ii tak berhasil. "Keliatan yah?"

"Anak kecil juga tau kalau liat muka lo yan" gelak tamara.

"Ia sih,, ini pertama buat aku. Maaf bikin kamu nggak nyaman!!" Albyan langsung menundukan kepala, ia menatap sepatunya sendiri. Akhirnya ia tak bisa mengatakan apa yang seharusnya ia ucapakan. Saat sudah bersama tamara, semua yang ia rencanakan akan hilang begitu saja.

Suasana seketika berubah hening. Tamara merasa seperti berbuat sesuatu yang salah. Sikap albyan, seperti ada yang disembunyikan oleh pacarnya itu. Albyan tak biasanya menunduk saat berbicara. Laki-laki itu biasanya selalu menatap tamara langsung. Dan tak lupa dengan senyuman khasnya. Namun semua itu tak tamara lihat pada albyan yang ada disampingnya sekarang.

TAMARA (COMPLETE)Where stories live. Discover now