Episode 2 : Membuat hidup untuk terluka

1.2K 288 9
                                    

load number two :
membuat hidup untuk terluka.

Lile duduk dibagian pinggir atap, membiarkan kakinya menjuntai, membiarkan tubuhnya yang mulai merinding akibat ketinggiannya. Tapi tak masalah, lile nyaman dengan keadaan itu, karna dengan keadaan itulah, lile dapat dengan tenang menuliskan kisahnya.

Lile membuka laptopnya, kemudian berselancar di internet bermodalkan wifi gedung paman rian yg tercantol dilaptopnya. Membuka laman blog pribadinya, dan meng-klik laman baru, alias lembar kosong untuk menampung kisah sampahnya hari ini.

Entahlah, lile sendiri tak begitu tau apa yg membuatnya begitu menyukai rutinitas menulisnya ini. Bebannya tak hilang setelah menulis, justru lile makin kepikiran. Apa karna komentar pujian atau semangat dari pembaca?entah.

Atau lile bisa merasakan rasa kasihan yg orang-orang lontarkan padanya? Jika memang iya, maka benar kata orang. Nyatanya mendapat simpati dari tulisan jauh lebih mudah dibandingkan terluka didunia nyata itu sendiri.

"lile."

Lile menoleh, "loh? Udah mau tutup gedungnya paman?" tanyanya, pada paman rian yang kini duduk bergabung bersamanya.

"belum. Paman lagi nunggu putra paman yg mau jemput. Udah berapa banyak yg kamu tulis?" katanya. Lile menggedikan bahunya.

"entah, mungkin 2000 kata." jawab lile asal.

"kamu tau ga, setiap kali kamu menunjukan tulisanmu pada paman, paman jadi ingat sanak saudara paman. Apa kamu menulis karna memikirkan mereka?" tanya paman rian.

Lile mendecih, "buat apa aku memikirkan mereka? Mereka kan yg ngebuat aku seperti ini."





💻💻💻


Hidup melarat sendirian, menjadikan lile seorang gadis dengan pribadi yang kuat. Berawal dari keputusan coba-coba kabur dari rumah, nyatanya membawa lile ke dalam kehidupan yg penuh jerih payah. Rencana matang, demi kelangsungan hidup melaratnya.

Lile sampai bekerja didua tempat, demi mendapatkan uang yang tak seberapa. Bermodal ilmu yg belum tinggi, nyatanya masih ada orang baik yg mau menampung lile dilahan kerjanya.

Dan lile bersyukur.

"selamat pagi, bos." sapa lile, begitu sampai digedung percetakan tempat ia bekerja. Bosnya yg sudah tua renta itu tersenyum, "luar biasa. Kamu emang anak buah ku yg paling rajin."

Lile mengembangkan senyumnya. Sadar atau tidak, ucapan seperti inilah yg membuatnya masih mampu hidup hingga sekarang.

°load number two :
to be continued




Warn!

Konsep ini terinspirasi dari serial drama korea 'My Ahjussi' yg diperankan oleh IU, hal itulah yg menjadikan aku menjadikan IU sebagai salah satu visualisasi tokoh utama dicerita ini. Jadi, jika tidak kuat dengan hal yg berbau berat, maka boleh tinggalkan cerita ini, XOXO💕

[✔️]all the kids are depressed; LileWhere stories live. Discover now