episode 15 : what makes u happy?

652 172 3
                                    

load number fifteen :
what makes you happy?

"jadi apa kata dokter?" tanya seorang pria yg masih terlihat cukup muda meski umurnya sudah tak lagi muda -george- pada istrinya-lily- yg tengah memotong-motong apel untuknya.

Lily menyuapi suaminya apel yg dia sudah potong kecil itu, "katanya kamu kena stroke ringan, trus pas di cek, kamu ada tanda-tanda kanker diparu-paru kamu." jelas lily. George memijat keningnya yg terasa pening.

"trus gimana sama mas dhamar?" tanya george, menatap penuh harap pada istrinya.

Lily menghela nafas, "mas, udah saatnya kita berhenti." ucap lily. George menatap istrinya bingung.

"berhenti?"

"mas, sejak dulu kita ga pernah ada untuk anak kita karna kita yang selalu sibuk kerja, cari pengakuan kesana kemari tanpa mikirin gimana keadaan anak kita. Lebih parahnya lagi, udah seperti itu, kita menumpahkan semua kesalahan kita sama anak kita. Lile jadi korban-nya. Kamu inget apa yg kamu bilang ke dia waktu kita bangkrut dulu?" ucap lily. George diam, ia menatap kearah lain.

"kamu bilang ini salah dia karna dia ga pinter dan ngabisin uang keluarga buat nyekolahin dia di universitas swasta. Kamu nyalahin dia karna ga sungguh-sungguh belajar dan bahkan bandingin lile sama rola yg kuliah di universitas negri. Bahkan kamu nyuruh dia berhenti kuliah karna bilang ini kesalahan dia yg kuliah di universitas swasta. Kamu sadar ga mas pas ngomong begitu?" tanya lily lagi.

George masih diam saja, ia masih enggan buat natap istrinya itu.

"mas, ini bukan salah lile yg kuliah di swasta atau negeri. Ini salah kita yg ga ngebiarin dia milih jadi apa yg dia mau. Ini bukan salah anak-anak yg ga bisa bahagia dirumah, tapi ini salah kita yg gabisa buat mereka bahagia. Ini bukan salah anak-anak yg gabisa bantu kita, orangtua mereka. tapi ini salah kita yg ga ngasih mereka kesempatan untuk bantu orangtuanya, kita justru menjadikan mereka solusi yg salah. Ini salah kita." kata istrinya sekali lagi.

"tapi kalo emang kita yg salah, maka semuanya bakalan salah. Coba kamu liat rola, ada ga dia protes?" ucap george akhirnya.

Istrinya menghela nafas, "daridulu, rola ga pernah merasa terpaksa buat jadi dokter, karna dari dulu, dia emang mau jadi dokter." ucap lily, george lagi-lagi terdiam.

"mas, coba apa yg jauh lebih ngebuat kamu bahagia? anak-anak kamu yg terpecah belah karna keegoisan kamu? Atau kita yg balik kumpul kayak dulu? Aku tau pengakuan dari orang lain itu penting, tapi ga ada yg bisa jauh lebih penting dibandingkan kebahagiaan keluarga kita sendiri."


💻💻💻

"udah lama banget ya ga duduk bareng kayak begini? Ridda kemana? Trus, cowok tadi itu siapa? Pacar?" ucap lile, berusaha memecah kecanggungan.

Cila menggeleng, "itu ga penting buat sekarang lile. Yang penting itu, keluarga lo dulu." kata cila, geregetan.

"gue tau lo sama dhamar sedeket apa, gue tau lo sama dhamar semirip apa. Kalo lo liat adek lo sampe ngambil keputusan sejauh ini, kuat dugaan, kalo dia ngalamin apa yg kayak lo alamin dulu. Dipaksa terlalu jauh." ucap cila. Lile diem aja, sibuk mandang kedua sepatunya. Karna lile sendiri pun udah sadar sama hal ini.

"kalo udah sampe sejauh ini, tandanya, keluarga lo udah lebih parah dari kacau lile." ucap cila lagi. "kalo udah kayak gini, cuma ada satu cara buat ngebenerin semuanya." katanya lagi.

Lile menatap sahabatnya itu, "apa?"

"pulang ke rumah, lile. Jangan egois."





°load number fifteen :
to be continued.

meet, °PAPA GEORGE & MAMA LILY

[✔️]all the kids are depressed; LileWhere stories live. Discover now