episode 4 : Sampah sepertiku

858 238 16
                                    

load number four :
sampah sepertiku.

"Bos, saya pamit pulang." pamit lile pada bosnya. Ini sudah memasuki jam makan siang, ma itu tandanya, waktu kerjanya di gedung percetakan sudah habis. Sekarang, atau jam satu nanti, lile akan ada jadwal kerja ditempat lain. Bukan pekerjaan yang istimewa, hanya sebagai tukang cuci piring disalah satu restoran ternama.

"iya. Hati-hati. Jangan lupa pikirkan penawaranku tadi ya." ucap bosnya. Lile cuma senyum kecil, ga mau menanggapi terlalu jauh ucapan bosnya itu. Setelahnya ia berlalu pergi. Setengah berlari menuju halte, supaya ga ketinggalan bus.

Bertepatan sampai dihalte, bus yg ditunggunya datang. Lile menghela nafas, lalu menduduk dirinya dibagian belakang bus. Sesekali mengecek handphonenya untuk melihat pesan masuk.

Lile terdiam, saat dia membaca salah satu pesan yg diterimanya.

Dhamar
|ka, gue mau foto kelulusan SMA
|gue mohon lo dateng.
|jangan egois.

ya, sampai kapan pun, lile bakalan tetep egois.


💻💻💻

"Darimana aja sih kamu?! Kamu tuh cuma tukang cuci piring disini! Bisa-bisanya telat! Jangan mentang mentang saya ga pernah marah sama kamu, kamu jadi seenaknya ya!! Mau saya pecat?!!!"

Lile cuma bisa diam, berusaha keras menahan emosinya sendiri. Sebenernya, lile dimaki-maki begini itu cuma karna telat satu menit, ga lebih. Tapi lile sendiri ga habis pikir kenapa manager restoran itu membentaknya sampai seperti itu.

Hingga akhirnya lile tersadar, kalau dirinya kan cuma sampah direstoran ini.

"eh? Pak Adrian, silahkan langsung menuju dapur, pak. Koki yg lain udah nunggu."

Lile mendecih, wah, beda sekali ya perlakuannya. Lile menatap laki-laki yang dipanggil Adrian, yang ternyata juga tengah menatapnya. "duh maaf nih saya telat, saya ga enak banget." katanya pada lile dan pada manager restorannya.

"oh gapapa pak, silahkan. Mau saya antar?"


Ck.

°load number four :
to be continued.

[✔️]all the kids are depressed; LileWhere stories live. Discover now