episode 11 : gegabah dan kacau

649 189 6
                                    

load number eleven :
gegabah dan kacau

suasana di meja makan hening seperti biasanya, cuma nino dan zian aja yg terlihat asik saling bercanda. Hal kayak gini sebenernya udah biasa, cuma yg gabiasa itu suasana antara dhamar dan rola. pasalnya, rola jadi tau rahasia yg selama ini lile dan dirinya simpan. Sejak saat lile tau kalau cita-cita dhamar berkaitan sama seni, lile minta dhamar untuk nyalurin bakatnya diem-diem, karna baik dhamar atau lile sendiri tau, kalo orangtua mereka ga akan suka dengan itu.

Makanya apa-apa, selama ini, sejak kak lile pergi, untuk membiayai pelatihan tari dhamar, dhamar selalu pakai uang dari pengiriman kakaknya itu. Gapernah pakai uang yg dikasih ayahnya, karna ayahnya itu pasti akan marah besar kalo tau dhamar pakai uangnya untuk ikut sanggar tari.

"kamu selepas ini bakalan ayah salurin ke salah satu universitas ternama, jurusan kedokteran. Ayah udah minta bantuan ke kepala sekolah kamu." ucap ayahnya.

Dhamar menghela nafas. Ia melirik kearah nino dan zian yg kebetulan udah selesai makan, "nino, tolong bawa zian main ke kamar."

Nino menghela nafas, dia udah paham, pasti bakalan ada perkelahian pendapat setelah ini. Dengan cepat ia menggendong zian ke kamarnya.

"aku gamau." ucap dhamar.

Ayahnya membanting sendok, dan itu sukses ngebuat rola dan mamanya kaget. "sayang, jangan kayak gini. Nanti hal yg sama bakalan keulang lagi." ucap ibunya.

Ayahnya mendecih, "kalo dia gamau ngulang hal yg sama. Dia seharusnya nurut sama saya." ucap ayahnya marah.

"besok ayah bakal nyuruh orang-orang ayah untuk nutup sanggar tari kamu."

dhamar mengepalkan tangannya, lalu dengan gerakan cepat dhamar meninju meja, hingga ujung mejanya retak dan menimbulkan luka ditangannya. Ia menatap kearah rola sengit, "lo bakalan nyesel udah cerita soal sanggar." ucap dhamar, lalu bangun dari duduknya. Dan pergi dari meja makan.

"MAU KEMANA KAMU?? BERHENTI DISANA DAN DUD----"

brak. setelahnya, ayahnya jatuh pingsan. Tapi dhamar tidak peduli.


💻💻💻

"i just trying to help you."

Dhamar yg lagi gelosoran dilantai didepan sanggar tarinya menoleh, dan menatap tanpa minat siapa yg mendatanginya. "ga. lo cuma org yg ga bisa bedain mana yg bantu dan mana yg ikut campur." ucap dhamar, menohok.

"ayah bener. Jaman sekarang, ga ada harapan buat orang-orang pekerja seni. lo seharusnya bisa terima itu." ucap rola.

Dhamar terkekeh, "i don't fucking care about my future. Karna seseorang pernah bilang ke gue, kalo gue gaperlu khawatir soal masa depan, disaat kita udah belajar menghargai hal kecil yg ngebuat kita bahagia, maka selamanya, bahagia ga akan pernah ninggalin kita. Dan hal kecil itu, adalah mimpi gue." ucap dhamar.

"kak lile yg bilang begitu?" tanya orang itu, rola.

Sesaat ia melihat dhamar mengangguk, rola akhirnya sadar, kalo dia, udah kalah telak dari kakaknya yg satu itu.

°load number eleven :
to be continued.

[✔️]all the kids are depressed; LileWo Geschichten leben. Entdecke jetzt