episode 6 : ketakutan untuk sekedar pergi

815 231 7
                                    

load number six :
ketakutan untuk sekedar pergi.

Jam kerja direstoran udah selesai. Para pekerja dapur udah pada beres-beres karna bentar lagi restoran mau ditutup. Lile juga sama, untung tumpukan piringnya udah selesai dicuci semua. Kalo ga? Duh, bahaya, bisa-bisa dia kena omel lagi kayak tadi pagi.

Lile memakai tasnya, kemudian segera bergegas pergi keluar, menghiraukan para pekerja yg masih ngeriung ngumpul bersama. "liat tuh si lile, ga ada mau bersosial-sosialisasinya acan."

Duh, lile ga mau ambil pusing lah sama omongan kayak gitu. Bagi lile, omongan itu ga keuntungannya buat dia, dia udah coba bersosialisasi dulu, tapi apa coba yg dia dapet? duh, lile ga mau bayangin lagi.

Lile berjalan menuju arah belakang restoran, tempat terdekat untuk cepat sampai dihalte bus. Langkah lile terhenti tepat didepan mushola restorannya yg ramai. Memperhatikan orang-orang yg keluar masuk dari sana. Muka mereka sejuk-sejuk, segar karna sehabis berwudhu. Dan rasanya, lile udah lama sekali tidak merasakan seperti itu.

"ga masuk?"

Lile tersentak, lalu menoleh, Ia mendongak dan mendapati seorang laki-laki berseragam koki yang bersamanya tadi pagi. "adrian." katanya.

Lile memperhatikan adrian lekat-lekat, laki-laki itu menyodorkan lengannya pada lile, bermaksud untuk berkenalan.

"lile." jawab lile sekenanya, tanpa menerima sodoran tangan itu. Adrian menarik tangannya seraya terkekeh.

"saya mau masuk, kamu ga masuk?"

Lile memandang kearah mushola lagi, sarat akan ketakutan serta keraguan tersendiri, lalu ia menggeleng, "engga." jawabnya cepat lalu berlalu pergi dan itu sukses ngebuat adrian terheran.

"ah iya. Pak Adrian, lain kali, jangan kayak gitu." kata lile, lalu benar-benar  pergi darisana setelahnya. Menyisakan adrian yg ga ngerti sama perkataan lile.



💻💻💻

Lile langsung melipir ke gedung paman rian untuk mengecas handphone dan laptopnya disana. Tapi begitu sampai sana, pandangan mata lile teralihkan sama setelan kemeja serta jasnya yg tergantung dekat etalase. Lile jadi inget perkataan bos percetakannya.

"adik kamu dhamar sms saya."

Lile kaget, "kok?"

"kamu tau sendiri, dhamar itu orangnya gigih. Kalo dia sampai menghubungi saya, tandanya dia bener-bener mau kamu dateng." ucap paman rian.

Lile diem aja, dia lebih milih fokus buat nge-cas handphone dan laptopnya.

"terus, kenapa kamu ga cerita kalo kamu punya adik perempuan?" desak paman rian lagi.

Lile menghela nafas, "dia bukan adik saya, dia cuma saingan."

°load number six:
to be continued.

[✔️]all the kids are depressed; LileUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum