episode 34 : last but not least

449 115 3
                                    


load number thirty four :

last but not least.

Setiap orang pasti punya teman yang mewarnai hidup mereka baik disaat suka maupun duka,kan? Begitu juga dengan lile. Didalam hidupnya, ada satu hal yang selalu ia syukuri. Bahwasanya dirinya selalu bersyukur bisa dikasih kesempatan kuliah sebentar, karna darisanalah, lile bisa menemukan dua sahabatnya. Ridda, dan Cila.

"i hate you the most!!"

Lile terkekeh saat melihat ridda yg baru saja masuk ke ruangan dengan perutnya yang membesar. "oh my god, look at your tummy! That's cute." puji lile.

Ridda terkekeh, "akhh! Seriuosly lile! I hate you so much! But i miss you so much!!" ucap ridda. "kenapa gue harus hadir disaat hari-hari terakhir lo sih? Kenapa kita ga ketemuan saat awal-awal lo balik?!" kesal ridda. Lile terkekeh saat melihat sahabatnya itu menangis.

"rid. Hey. Lo harus tau, yg terakhir justru adalah hal yg paling istimewa buat gue." ucap lile. Ridda malah nangis makin kejer, dan itu sukses bikin lile ngerasa bersalah.

"rid, maafin gue karna gabisa ada disamping lo disaat lo butuh gue. gue seha---"

"lil. Kehadiran lo ga diukur disaat lo yg tiba-tiba aja menghilang dari persahabatan kita. Tapi kehadiran lo itu diukur dari saat kita pertama kali ketemu, pertama kali hangout banget, duduk bareng, pergi ke restoran baru bareng, bolos bareng, hingga akhirnya kenangan itu yg ngebentuk persahabatan kita sampai sekarang. Jadi soal lo yg ga ada buat gue saat itu udah ga penting. Karna yg penting bagi gue, gue bersyukur punya kenangan bareng sahabat kayak lo. Itu lebih dari cukup,lil." potong ridda cepat.

Oh andai saja tak ada kaca pemisah, lile akan menerjang sahabatnya itu, lalu menariknya kedalam pelukan.










💻

Selepas ridda, kini giliran cila. Yang selalu lile sebelin ketika duduk berhadapan dengan cila adalah, dirinya selalu merasa ciut atau bahkan takut. Bukan karena apa-apa, orang dihadapannya ini, adalah orang yg lebih dari sekedar berjasa didalam hidupnya. Kalo aja lile ga memilih pergi, mungkin orang ini ga akan sempat menghilang dari kehidupannya. Tapi nyatanya, meski gadis ini tidak ada disampingnya, dia selalu ada buat keluarganya.

"lo ga ada yg mau diomongin ke gue?" tanya cila. Lile terkekeh.

"serius deh,cil. Lo orang paling tegar yg gue temuin hari ini." ucap lile. "ngomongin soal tegar, gue jadi inget kalo disalah satu adik gue, gue kayak ngeliat sosok lo didalam diri dia." ucap lile lagi.

Cila terkekeh, "nino ya?" tebaknya. Lile mengacungkan jempolnya.

"binggo. Lo emang yg paling tau soal keluarga gue." ucapnya. Abis itu keadaan hening lagi.

Galama, lile ngeluarin sebuah buku, dan nunjukin buku itu ke cila, "buku ini barusan gue isi sama kisah gue selama gue pergi dulu sampai akhirnya gue ada disini. Lo tau? Disaat gue ga tau mau ngapain disisa hari terakhir gue, gue justru keinget untuk balik menulis. Dulu, gue sempet bingung, kenapa gue suka banget nulis, sampai akhirnya kita ketemu disini, gue baru inget, kalo lo lah yg nyaranin gue untuk menulis." cerita lile.

cila mengangguk, "what ever happend, write. If you can't talk, just write." katanya.

Lile senyum, airmatanya netes, "buku ini bakalan gue kasih ke lo, karna gue tau, lo bisa ngembangin kisah ini jauh lebih baik. Maaf kalo gue belum bisa ngasih lo banyak hal. I love u." katanya.

Cila mengangguk, "udah?" katanya. Lile mengangguk.

"gantian ya? Aku juga mau berterima kasih sama kamu. Not thankful because you want to be my bestfriend, cause god already know how thankful i am about it. But, terima kasih udah jadi sosok yg kuat sampai sejauh ini." kata cila. Lile terdiam.

"makasih udah nunjukin kesemua orang apa arti kuat yg sebenernya. Lo tau ga? dari lo, gue belajar. Kalo nyatanya, banyak hal yg bisa ngebuat anak-anak merasakan depresi. Itu karna mereka masih anak-anak, terkadang, alasan kecil bisa bikin mereka stress, entah karna struggle sama temennya, nilainya, atau bahkan keluarganya. Sekali lagi, they're just a kid. Dan semua itu ngebuat mereka jadi menatap dunia disekitar mereka seolah-olah ga ada yg masuk akal." ucap cila.

"dan pada akhirnya, dari hal yg menurut mereka ga masuk akal itu, mereka bisa belajar sendiri, kalau nyatanya, ga ada yg bener-bener ga masuk akal yg ga bisa mereka lakuin didunia ini. Lo udah buktiin ini. And thanks for that." ucap cila.

Lile senyum, sesuai dugaan, cila memang yang paling berbeda, dan lile bersyukur karnanya.

"makasih udah ngajarin ke kita-kita, bahwa sehancur apapun keluarga kita, sejauh apapun kita coba buat lepas dari keluarga, keluarga tetep jadi tempat terbaik untuk kita beristirahat dan melepas semua stress yang ada. Thank you for that. You're the best." ucap cila, dengan suara bergetarnya.

Dan kali ini, lile bisa melihat sahabatnya itu menangis, ditengah senyumnya.

°load number thirty four:
to be continued.

[✔️]all the kids are depressed; LileWhere stories live. Discover now