ASEAN || 3. Susu Stroberi

4K 517 87
                                    

Setelah beberapa menit duduk di sofa mengamati mamanya yang maju-mundur cantik di depannya, membuat Airin mendadak terserang migren. Entah apa yang dilakukan wanita 42 tahun itu. Sedari tadi hanya bolak-balik dari dapur ke ruang tengah.

"Mama ngapain sih?" Merasa sudah benar-benar pusing, akhirnya Airin membuka suara juga. Rania-mamanya- menoleh ke arah Airin, kemudian tersenyum kikuk.

"Mama harus belanja ke mini market, tapi Papa kamu udah di jalan sama temen sekantornya. Katanya mau ke sini. Kalo Mama pergi, masakannya ini di dapur gimana? Kamu kan gak bisa masak." Penuturan terakhir dari mamanya membuat Airin menghela napas. Ia menepuk keningnya sendiri.

"Kenapa Mama gak bilang dari tadi sih?" tanya Airin setengah kesal. Kenapa juga mamanya malah ribet sendiri?

"Emang kamu mau belanja? Nanti ada anak cowok nongkrong di depan malah balik lagi."

Benar, Airin memang sering seperti itu. Sepertinya hampir semua anak cewek memang begitu.

"Ah Mama. Kan aku malu. Lagian daripada Mama ribet sendiri lebih baik aku yang pergi. Aku pusing liatin Mama mondar-mandir kaya setrikaan tahu gak?" Airin bangkit dari sofa.

"Katanya kamu lagi datang bulan, makanya Mama gak ganggu. Nanti malah ngamuk lagi kaya waktu itu."

Airin memang sering mengamuk saat masa-masa mens. Pernah di suatu waktu, Airin tengah datang bulan. Saat itu keluarga Kaisar-sepupunya- berkunjung ke rumah mereka. Tante Maya-Mama Kaisar- terus-terusan menyuruhnya, akhirnya Airin mengamuk dan malah membanting semua makanan ringan yang seharusnya dimakan bersama. Airin juga pernah mengamuk saat belajar bersama Windy. Akhirnya berakhir dengan buku-buku kuliah yang dikunyah olehnya. Dia juga pernah menggigit Kaisar karena lelaki itu minta dibuatkan teh saat bermain ke rumah Airin. Itulah yang menyebabkan Kaisar sekarang selalu bertanya apakah Airin sedang mens atau tidak. Antisipasi terkena gigitan singa betina. Bisa terkena rabies, katanya.

"Aku gak bakal gigit orang satu mini market kali, Ma." Airin memutar bola mata. Ia melangkah menuju pintu sambil mengikat rambutnya.

"Kamu tahu Mama mau beli apa?" panggilan mamanya membuat Airin menghentikan langkah kemudian berbalik.

"Sms aja deh, Ma." Setelahnya, Airin benar-benar berlalu.

🌹🌹🌹

Berdiri mengantri di depan kasir, menunggu belanjaannya dihitung serasa mengantri untuk buang air besar. Airin menekan perutnya yang rasanya amat sakit, dan pinggangnya serasa akan patah. Jangan sampai dia mengamuk pada orang yang sedang membayar di hadapannya ini.

Setelah manusia yang berbaris di depannya menyingkir, Airin segera melangkah maju. Ia memberikan keranjang berisi belanjaannya pada mas kasir dengan terburu. Merasakan sakit di perutnya tak dapat ditahan lagi. Sepertinya antrian di belakang masih panjang. Hari ini semua orang kehabisan isi kulkas mungkin.

"Semuanya 94.500, mbak." Mas kasir itu tersenyum ramah sambil menyodorkan plastik belanjaan kepada Airin yang mulai tak tenang di tempatnya.

"Makasih, mas." Airin merogoh saku celananya, dan ia mengernyit. Ia merogoh saku yang satunya, tak ada.

Namun saat sadar sesuatu, saat itu rasanya ia ingin mendendang meja kasir. Dia lupa tak minta uang pada mamanya. Dan sialnya dia juga tidak membawa uang sepeserpun saat ini. Airin benar-benar merutuki kepikunannya. Ayolah, dia masih 20 tahun dan sudah pikun seperti ini.

ASEAN (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang