Chapter 1 - Nath Leon

48 11 0
                                    

Mel membuka pintu ruangan bernuansa putih tersebut dengan ragu.

"Riata?"

Seorang gadis yang sedang duduk di ranjang pasien, menoleh ketika nama nya di sebut dengan sapaan ringan.

"Oh, Mel! Kamu datang!" Riata menyambut Mel dengan riang.Gadis itu pun menutup buku novel romansa yang sedang ia baca.

"Kamu opname lagi!?" Mel menatap Riata dengan sorot mata kesal sekaligus khawatir. Sifat dingin Mel tidak berlaku disaat seperti ini.

"Oh, ayo lah Mel. Ini sudah biasa.." Riata mengibas-ngibaskan tangan nya, seolah ini bukan hal yang penting. Riata bergerak untuk menaruh novel nya ke sebuah meja kecil. Sedangkan Mel yang sedari tadi berdiri, memutuskan untuk duduk di ranjang, tepatnya di sebelah Riata.

Riata dan Mel telah bersahabat sejak duduk di bangku SMP. Mereka menjalani hubungan persahabatan ini dengan baik, sehingga mereka pun masuk di SMA yang sama pula.

Sebagai sahabat, tentu mereka sering mencurahkan isi hati mereka. Namun, rahasia individu tetaplah ada. Seperti hal nya penyakit yang di derita Riata. Mel baru mengetahui nya ketika tidak sengaja memergoki Riata yang mimisan ketika jam pelajaran olahraga. Tepatnya saat tahun pertama di SMA.

"Hei, bagaimana kabar si 'cowok manis berkulit putih'? " dan inilah rahasia Mel. Nath Leon.

Entah kenapa, Mel tidak pernah menyebut nama Nath di depan Riata. Ia memilih untuk memberi julukan 'Cowok manis berkulit putih'. Julukan tersebut memang cocok terhadap Nath yang wajah nya tampan dan manis. kulitnya juga putih nan halus.

"Oh, entahlah... Baik?" jawab Mel kikuk. Riata malah tertawa mendengar nya.

~~~~~ ^0^ ~~~~~

Kemarin adalah hari yang panjang bagi Mel. Pagi nya ulangan, siang nya menjenguk Riata, dan malam nya harus mendengar ocehan unfaedah dari ibu tiri nya.

Mel terus menghela napas untuk menetralkan emosi nya. Ia tidak ingin melampiaskannya dengan memarahi seseorang hari ini.

Mel memasuki kelas dengan gaya khas nya. Sifat dingin, dan wajah datar.

Tahun kedua di SMA patut di bilang sebagai zaman nya cinta bersemi. Namun, Mel tidak pernah merasakan yang nama nya cinta, bahkan dari orang tua nya. Sampai...

"Hoi, Valerie.. Di panggil Kak Nath, tuh!" Mel menatap tajam ke arah gadis berambut pirang tersebut. Yah, gadis itu tidak melakukan sesuatu yang salah, namun mengucap sesuatu yang salah. Mel membenci 'Valerie', namun.. Itu adalah nama nya. Mau tidak mau, ia harus sabar kalau ada seseorang yang hanya menyebut nama depan nya.

Mel segera bangkit dari duduk nya. Dan bersiap menemui seseorang bernama Nath..

"Hei Mel..." Mel harus mendongak untuk melihat wajah dari pemilik suara lembut tersebut.

"Nath.."

Sebenarnya, Nath adalah siswa dari SMA sebelah. Tidak heran kalau ia masih bisa keluyuran beberapa menit sebelum bel masuk kelas.

"Kau sudah sarapan?" tanya Nath dengan lembut. Senyuman pun tidak luput dari wajah tampan nya.

"Nath, apakah kamu tidak memiliki pertanyaan lain?" Mel mulai menunduk dan mengelus tengkuk nya yang terasa sakit. Ia harus terus angkat dagu bila ingin melihat wajah Nath. Mel memang memiliki sedikit masalah dengan tinggi badan, dan Nath (mungkin) menderita kelebihan tinggi badan.

"Ayo lah, Mel.. Aku membuat sandwich untuk mu~" Nath mengangkat totebag kecil yang sepertinya berisi sebuah kotak bekal.

Mel menggeleng cepat. Wajah nya masih datar.

"Baiklah.. kau tidak lapar, kan? Kalau begitu.." Nath meraih tangan Mel, dan menunduk. "Ambil ini untuk makan siang mu." Nath tersenyum sambil menyerahkan totebag tersebut ke tangan Mel.

Mel malah melongo. Ia tidak bisa menolak pemberian Nath, dengan tatapan hangat dan senyuman manis seperti itu. Oke, Nath adalah kelemahan Mel.

"Yah.. Terserah.." Mel malah memalingkan wajah nya ke samping.

"Kamu imut." Nath mengusap pelan rambut Mel yang di ikat sebagian ke samping.

Mel hanya terdiam saat di perlakukan seperti itu. Ia nyaman.

"Ohiya, nanti pulang bareng yuk!" Nath mengucapkan nya dengan mata berbinar.

"Gak bisa..."

"Hm? Kenapa? Kamu ada kelas tambahan?"

"Teman ku sakit, aku ingin menjenguk nya." Mel memilin ujung tali totebag yang ia tenteng.

"Oh, akan aku antar!"

"Terserah."
Translate: Makasih banget Nath, kamu baikk banget.

"Oke, pulang nanti.. Tunggu aku di depan pagar." mendengar suara bel, Nath pergi setelah mengacak pelan rambut hijau Mel.

Mel tersipu. Pipinya merona, namun wajah nya tetap datar. Seolah tidak ingin menghilangkan ciri khas dari seorang Melyavaritta.

~~~^0^~~~

"Valerie, dia tetap lah anak kamu.."

"Tidak, dia anak Mas.. dan dia! " Valerie menunjuk pigura besar yang terdapat foto pernikahan kedua insan di dalam nya. Senyum bahagia kedua mempelai tampak nyata.

"Kamu Ibu sah nya! Valerie!" pria itu membentak Valerie. Rahang nya mengeras, tanda ia sangat marah.

"Hiks... Mas gak mengerti.." Valerie mengusap air mata nya kasar. "Baiklah, aku akan berusaha untuk menjadi ibu tiri yang baik."

Pria di hadapan nya menatap sayu ke arah Valerie. Emosi nya mencair ketika melihat wanita nya menangis.

"Iya..memang sudah seharusnya." Pria itu menangkup pipi Valerie dan menghapus jejak air mata yang tersisa dengan kedua ibu jarinya.

"Mas juga harus memerhatikan anak kita." Valerie mulai tersenyum. Dan di balas anggukan dari pria tersebut.

>> Bersambung >>

Ps. Revisi needed

Melyavaritta Where stories live. Discover now