Chapter 11 - Aku Menyukaimu

15 4 5
                                    

Nath Leon: Riata. Ayo bertemu

Riata S: Hem.. Dimana?

Nath Leon: Di taman rumah sakit. Kamu lagi di rumah sakit kan?

Riata S: Tahu dari mana?

Riata S: Ah, itu tidak penting. Oke, besok jam 1 siang.

Nath Leon: Ya

Percakapan yang membosankan itu berakhir.

Menutup ponsel, Nath menghembuskan napas berat. Ia melihat Mel dari jauh. Mel sedang duduk memakan mie bakso. Tampaknya Mel sangat menikmati makanannya.

Perasaan khawatir menghampiri Nath. Ia mengkhawatirkan perasaan Mel yang mungkin sedang terluka.

Nath berjalan menjumpai Mel, dan duduk di sisi lain meja tersebut sambil menopang dagu.

"Bagaimana bakso nya, enak?" tanya Nath. Ia tersenyum lembut seperti biasa. Mel membalas dengan anggukan pasti. Nath senang melihatnya.

Hari ini mereka memilih untuk kembali berkencan. Hanya kencan biasa, makan bakso, setelah itu mereka akan berkeliling citywalks sambil menikmati es krim.

Karena sifat mie bakso harus lah pedas supaya enak, Mel perlu minum dengan banyak.

Untuk menetralkan api di lidahnya,es teh manis miliknya pun kandas. Namun Mel masih juga merasa haus.

Melihat wajah Mel yang memerah, Nath langsung menyerahkan es teh manis miliknya. Mel menerima dan langsung minum melalui sedotan tanpa ragu.

"Mel.. " Mel menoleh saat namanya dipanggil Nath.

"Itu.. Ciuman tidak langsung lho. Ekhm. " Ucap Nath sambil berdehem.

Mereka minum air menggunakan sedotan yang sama, bukankah itu ciuman tidak langsung?

"Uhuk uhuk.. " Mel menepuk-nepuk dadanya yang tersedak. "Sa.. Sakit. Perih.."

Merasa perih di kerongkongan dan hidungnya, Mel kembali minum. Sontak saja Nath berdiri dan menepuk pelan pundak Mel.

"Jahat.. " Mel menyapu mulutnya pelan menggunakan sapu tangan.

"Hahaha, itu lah.. Kamu gak hati-hati, sih." disela rasa khawatir, Nath malah cengengesan.

Nath tersenyum. Tidak apa.. Kami tidak akan kenapa-kenapa. Pasti.

~~~^0^~~~

Riata mengitari taman rumah sakit. Ia duduk di salah satu bangku taman. Infus yang tertancap di tangan kanan nya sudah tidak terasa lagi sakitnya. Ia sudah terbiasa dengan hal itu.

Menyaksikan indahnya langit siang hari yang tidak terik adalah suatu hal yang luar biasa. Seolah tidak ingin hujan, namun berawan. Tidak ingin panas, namun lumayan terang. Riata sempat terpukau dengan pemandangan di depannya, lalu ia melihat Nath sedang berjalan ke arahnya.

Ntah apa yang ada di pikiran Riata saat ini, yang penting ia hanya ingin menghabiskan hari bersama Nath. Hanya berdua.

"Hai, Riata." sapa Nath. Ia langsung duduk di sebelah Riata.

"Em..Hai."

Riata tidak berani menatap Nath. Ia masih merasa bersalah dengan segala hal yang ia ucapkan beberapa hari yang lalu.

"Tak apa.. Aku tidak marah kok." Nath seolah mengetahui apa yang ada di pikiran Riata. Ia tersenyum saat Riata menatapnya penuh harap.

"Makasih.. Nath." wajah Riata memerah, malu. Awalnya, ia sangat takut kalau Nath akan menjauhinya. Namun ternyata, Nath tidak menyimpan dendam apapun kepada Riata. Perasaan lega memenuhi dadanya.

Keadaan menjadi hening. Ntah sejak kapan menjadi seperti ini.

Nath mengambil ponsel nya dan mulai bermain game. Game kesukaan nya akhir-akhir ini, You in My Game.

Karena penasaran, Riata ikut melihat Nath yang sedang asik memainkan game tersebut.

"Wew, heroine nya keren banget. Kucing imut." jujur Riata.

Memang benar, game yang dimainkan Nath adalah jenis game puzzle misteri dengan tokoh heroine manusia kucing bernama Mioney.

"Iya, dibalik senyuman imutnya, ia menyimpan banyak sekali rahasia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Iya, dibalik senyuman imutnya, ia menyimpan banyak sekali rahasia. Rahasia itulah yang menjadi tujuan utama dalam game ini." jelas Nath tanpa mengalihkan pandangan nya dari gadget.

"Rahasia?" Riata teringat dengan dirinya sendiri. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan terhadap Mel maupun Nath. Tak heran kalau mereka kurang memercayainya karena ia sendiri masih belum memercayai mereka berdua seutuhnya. Riata bimbang.

Namun, bukan kah seharusnya mereka lebih peduli terhadap Riata? Bukankah mereka harus penasaran dan ingin mengetahui rahasia yang dipendam Riata? Kalau mereka peduli, pasti mereka akan mencari tahu. Seperti Mioney yang menyimpan rahasia, dan sang pahlawan yang mencari rahasianya. Riata juga ingin dikepoin.

"Nah, lihat ini.. " Nath memperlihatkan game nya yang sedang berjalan.

"Saat kita sudah memenangkan permainan, hadiahnya adalah rahasia Mioney. Mioney akan memberitahukan rahasianya."

Penjelasan Nath membuat Riata tercengang. Ia langsung berdiri karena salah tingkah.

"Nath.. Aku.."

Nath ikut berdiri, menunggu perkataan yang hendak diucapnya.

"Apa Riata?" tanya Nath sambil menutup ponsel nya.

Terdiam, Riata bingung hendak mengatakan apa.

"Emh.. Tidak, tidak apa."

Mereka tidak tahu kalau hubungan mereka akan secanggung ini. Riata sangat tidak nyaman, begitu pula Nath. Nath tidak ingin mengecewakan Mel. Nath tetap ingin berteman baik dengan Riata, yang notabene nya adalah sahabat Mel.

Riata menatap mata Nath lekat-lekat. Manik berwarna kecokelatan itu tampak berkaca-kaca terkena cahaya, dan menyipit akibat silau.

"Nath.. Ada yang ingin ku katakan."

Sorot mata Nath tertuju kepada Mel yang hanya berjarak beberapa kaki di belakang Riata. Sepertinya Riata tidak menyadari keberadaan nya. Nath hendak menyapa Mel, namun ia urungkan niat itu ketika Mel menaikkan telunjuk ke bibirnya.

"Nath.. Sebenarnya aku suka padamu.. "

Tubuh Nath kaku. Dan perasaan nya terlampau kacau melihat Mel berjalan menjauh.

>>Bersambung>>

Melyavaritta Where stories live. Discover now