Chapter 2 - Kabar Buruk

26 7 0
                                    

Ketika Mel memasuki rumah sakit, memilih untuk menunggunya kembali. Ia duduk dengan sabar di bangku taman setelah membeli air minum yang segar untuk dinikmatinya di hari yang cerah nan berawan ini.

Nath melihat sekeliling, taman rumah sakit diramaikan pasien yang berlalu-lalang. Baik yang menggunakan kursi roda, tongkat, bahkan sampai membawa kantung infus. Pasti bosan kalau mereka berada di dalam kamar inap sepanjang hari.

Merasa bosan, Nath membuka handphone untuk memainkan game.

Sangking asyiknya bermain game, ia tidak sadar ada seorang gadis yang mengenakan pakaian khas pasien menghampirinya.

"A.. Anu, mas.. Itu airnya tumpah." Ucap sang pasien tersebut sambil menunjuk kantung plastik minuman yang airnya telah berceceran tepat di sebelah tempat duduk Nath.

"Ah!" Nath langsung berdiri dan membenarkan posisi plastik tersebut.

Nath mengusap-usap bangku yang basah dengan air minumnya, lalu menatap sang pasien,"Terima kasih."

"Sama-sama." jawab si pasien.

Nath malah tersenyum kikuk dan kembali duduk. Gadis tersebut juga ikut duduk di sebelah Nath, ia melirik handphone Nath yang masih menjalankan sebuah permainan yang tidak asing baginya.

"Lagi main game Reach the gold ya? Aku suka main game itu! Sudah level 69,lho." gadis itu tampak bersemangat saat menceritakan game tersebut.

"Benarkah? Aku aja masih level 47." Nath menunjukkan game nya.

"Ah,itu mah gampang!" Nath hanya membalas perkataannya dengan senyum simpul.

"Ohiya, lagi nunggu siapa mas?" tanyanya penasaran.

"Em.. Lagi nunggu pac.. " Ucap Nath terputus," Teman.. " Nath baru mengingat bahwa hubungannya dengan Mel masih sebatas teman. Nath langsung menggulung bibirnya yang hampir salah cakap.

"Oh.. Haha. Baik sekali ya mas, sama temannya. " tawa gadis itu begitu renyah.

"Jangan panggil mas, rasanya aneh.. Lagian, seperti nya kita seumuran." Nath memandang gadis tersebut dari wajah hingga tangan kirinya yang tertancap infus.

"Oh, benar juga.. Mari panggil nama."

"Nama ku Nath, Nath Leon." Nath bersalaman dengan gadis tersebut.

"Riata. Riata Annie." Riata tersenyum manis. Bahkan pipinya merona.

Ini, cowo manis.. Berkulih putih pula.
Mirip dengan deskripsi 'someone' nya Mel deh.. Hihi, Mel! Aku juga punya cowo incaran lho~

Riata berpikir kalau ia juga bisa memiliki cowo incaran seperti halnya Mel, sahabatnya.

Namun, satu hal yang tidak di ketahui Riata. Nath lah si 'Cowo manis berkulit putih' yang Mel ceritakan.

-----------

Riata memasuki kamar sambil mendorong tiang infusnya.

Di dalam kamar, Mel duduk dengan kaki bergetar gelisah di sofa. Melihat hal tersebut, Riata malah Senyum-senyum sendiri. Ia senang bahwa seorang Mel khawatir kepadanya, rasanya.. Spesial.

"Kamu kemana saja, Riata?" tanya Mel ketika menyadari kehadiran Riata. Sekilas wajah Mel menunjukkan raut lega.

"Ah.. Aku hanya berjalan-jalan sebentar." jawab Riata santai.

Mel hanya bisa geleng-geleng kepala. Riata tidak tahu, se khawatir apakah Mel terhadapnya.

Riata berjalan menuju tempat tidur nya dan mulai berbaring.

"Ternyata..  tinggal di rumah sakit tidak buruk juga." Riata bergumam sambil tersenyum.

"Hah?" Mel yang mendengar nya  tidak mengerti. Siapa sih yang suka dirawat di rumah sakit?

Sudah 10 menit berlalu sejak Mel duduk di sofa tersebut, jadi Mel memilih untuk berdiri.

Ting!

Nath: Aku jemput nih~

Kening Mel berkerut saat membaca isi chat dari Nath.  Dia akan menjemput? Kenapa?

Pipi Mel memerah. Ia langsung menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan nya.

Saat Mel sedang mengetik balasan chat untuk Nath, Riata malah mengintip dan Mel refleks menjauhkan handphonenya dari Riata.

"Hoo.. Lagi chatan sama doi ya~" Riata menaik turunkan alisnya.

"A---"

"Ssstt!!! Aku tahu kok~" Riata malah menutup mulut Mel dengan jari telunjuk nya.

"Aku juga punya doi sekarang~" sambung Riata.

"Siapa? Emang ada yang mau sama kamu?" Sindir Mel cuek, seolah tidak niat bertanya. Perkataan pedas Mel dibalas cekikikan Riata.

"Ih, kamu ini~Itu lhoo.. Kalau tidak salah namanya Nath!"

Mel tertegun.

Nath?Bagaimana bisa dia menyukai Nath? Kapan mereka bertemu? Bukan kah tadi dia sudah melihat kalau aku lagi chatan dengan Nath?

Berbagai pertanyaan menumpuk di kepala Mel yang terdiam membeku.

"O-ohh...begitu ya?" Mel berusaha bersikap normal. Mungkin bukan Nath yang itu.

"Iya, dia manis juga, putih, lumayan tinggi. Ohiya, nama panjangnya Nath Leon!" Riata mulai bersemangat menceritakan Nath.

Hati Mel terasa hancur. Ternyata benar, yang di maksud Riata adalah Nath!

"Tadi aku bertemu dengan nya di taman rumah sakit. Pas lihat dia rasanya jatuh cinta pada pandangan pertama!" Riata semakin semangat, sedangkan Mel semakin terpuruk. Ia tidak bisa menyela Riata yang tampak bahagia.

Sudah lama Mel tidak melihat Riata seperti ini. Mata Riata terbesit cinta. Seharusnya Mel ikut senang! Namun apa daya, Mel sudah tidak tahan lagi.

"Riata, aku mau pulang dulu." Mel memotong cerita Riata.

"Eh? Cepat banget? Ohiya ya, kamu kan udah kelamaan nunggu aku, hehe. Okelah, babay~"

Mel tidak membalas lambaian Riata, ia langsung berbalik dan meninggalkan nya.

Bagaimana ini? Yang dimaksud Riata sudah pasti Nath. Emang di lingkungan ini ada cowok lain yang namanya Nath? Lagian, kenapa Nath ada di rumah sakit? Ah benar, untuk menjemput Mel.

Mel langsung menemui Nath yang ternyata masih berkutat dengan game nya.

"Oh, kau disini.. Ayo pulang!" Ajak Nath dengan bibir merekah. Ia langsung menutup game nya ketika melihat Mel datang. Aw.. Nath begitu pengertian.

Mel mengikuti langkah Nath. Wajah nya datar seperti biasa, namun hati Mel tetap resah.

Nath mengantarkan Mel sampai ke rumah menggunakan sepeda motor matic. Untung tadi tidak ada razia.

"Terima kasih Nath.." Mel memandang langit, sudah sore. Sedangkan mereka masih menggunakan pakaian sekolah. Sungguh contoh murid teladan. Orang-orang akan berpikir kalau mereka belajar seharian.

Mel langsung masuk ke rumah tanpa mengucapkan sampai jumpa. Nath hanya bisa menghembuskan napas sabar. Ia sudah biasa menerima perlakuan dingin Mel, tapi kali ini rasanya berbeda.

---------

"Mel, kamu kemana saja!? Ini sudah sore! Kamu pikir kamu udah segede apa, ha!? " saat Mel baru saja melangkah kedalam rumah, suara nyaring tersebut langsung memenuhi indra pendengarannya.

"Aku jenguk Riata!" Bentak Mel. Mel berjalan lurus tanpa melirik ke arah Valerie, ibu tirinya.

"Oh, udah merasa bebas ya. Bukannya kasih kabar, eh ini malah bersliweran kemana-mana!! "

BLAM!

Mel membanting pintu kamarnya dengan kuat.

Mel lelah, sangat lelah.

>>>Bersambung>>>

Melyavaritta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang