Chapter 7 - Date (1)

21 4 3
                                    

Mel menuntun Riata untuk masuk ke kelasnya. Suasana kelas tampak biasa saja dengan kehadiran Riata, hanya ada beberapa orang yang menanyakan keadaan nya.

"Kamu yakin, Riata? Gak mau istirahat saja?" tanya seorang teman sekelas nya.

"Tentu saja.. " jawab Riata sambil tersenyum. Wajah Riata masih pucat, namun lebih mending daripada sebelumnya. Mungkin karena dia memang sangat semangat untuk datang ke sekolah.

Riata berdiri di depan kelas, " Hei semuanya... Nanti malam datang ke rumah aku,ya! Ada pesta barbeque kecil-kecilan.. Hehe" ucap Riata dengan suara yang lumayan besar dan tentu saja cempreng.

"Eh? Dalam rangka apa, nih?"

"Iya, ada apa?"

"Mau ngerayain apa?"

"Serius, nih?"

Banyak yang penasaran dengan ajakan Riata yang dapat dikatakan tiba-tiba. Bahkan orang pun akan mengira bahwa undangan pesta barbeque itu hanyalah lelucon.

Selagi kesempatan itu masih ada, aku tidak akan menyerah terhadap perasaanku.

"Yah.. Hanya pesta persahabatan biasa, hehe." Ucap Riata sambil menyengir. Bahkan matanya hampir tak terlihat akibat dalamnya senyuman.

"Ohh.. Okelah, lihat nanti ya Riata~"

"Aku akan datang, kok!"

"Rumah mu yang di jalan ini kan.. "

Riata jadi dikerumuni banyak orang, Mel pun menyingkir karena merasa tidak dibutuhkan lagi.

Mau dilihat darimanapun, Riata adalah anggota yang berharga di kelas ini. Buktinya, tidak sedikit yang memperdulikan keadaan Riata. Walau Riata tak pernah membahas tentang penyakit yang dideritanya. Keadaan Riata di kelas ini masih mendingan daripada Mel.

"Hey, Mel! Kamu akan datang kan?" tanya Riata disela-sela keramaian. Semua orang melihat ke arah Mel seketika. Mel hanya mengangguk dan langsung pergi ke kelas nya. Perasaan Mel bercampur aduk!

"Riata, dia teman kamu dari kelas B, ya?" tanya seorang teman Riata.

"Yah.. " Riata terdiam setelah itu.

~~~>_<~~~

Pagi tadi, Nath tidak datang menemui Mel karena ada urusan dengan klub basket yang diikutinya. Benar-benar suatu kebetulan. Harusnya Mel memberitahukan Nath lebih awal tentang Riata yang hari ini datang ke sekolah. Jadi mereka bisa saja bertemu.

Mel mengambil ponsel nya dan hendak menelepon Nath, namun ia mengurungkan niatnya saat melihat Riata yang bergerak mendekat ke arah Mel.

"Mel!! Mau pulang bareng??"

"Rumah kita berlawanan arah, Riata." Ucap Mel datar, lagian.. Tidak biasanya Riata mengajaknya untuk pulang bersama.

"Ohiya ya, hehe. Lupa." ia terkekeh dan mengetuk kepalanya pelan.

Sebenarnya, Mel sedang menunggu Nath untuk pulang bersama. Karena kemarin Nath sudah berjanji untuk mengantarnya pulang hari ini. Eh, bukan pulang ke rumah deh.

Deru mesin sepeda motor terdengar mulus ditelinga Mel dan Riata. Mengalahkan suara kendaraan lain yang berlalu lalang di depan gerbang sekolah.

"Hai!" ternyata itu Nath yang membawa sepeda motor!

"Oh, hai Nath! Bagaiman kabar mu?" Riata langsung tampak cerah ceria, senang dengan kehadiran Nath.

"Baik." balas Nath tersenyum.

Mel memberi kode agar tidak mengajak nya bicara. Nath langsung mengerti.

Hening....

"Eh, apa kalian tidak akrab? Kenapa kamu tidak menyapa Mel?" tanya Riata.

Pertanyaan Riata mengikis hati Mel. Bahkan Nath menyadari perubahan ekspresi Mel yang minim itu. Nath merasa bersalah, dia tidak bisa begini.

"Oh... Begitu kah? Lalu, bolehkah aku menjadi supir hari ini?" Nath membalas pertanyaan Riata dengan pertanyaan pula.

"E.. Eh? Supir?"

"Iya, Sebenarnya, Mel dan aku sudah janjian supaya aku bis.."

"Janjian agar kamu bisa pulang sama Nath." potong Mel cepat. Mel langsung menatap tajam Nath.

Nath membalas tatapan Mel dengan wajah bertanya-tanya. Kenapa Mel harus melakukan ini?

"Benarkah?! Wah, kalian inii.. " Riata langsung mengambil tempat di bangku belakang sepeda motor.

Nath terdiam. Ia masih menatap Mel, seolah meminta penjelasan. Sedangkan Mel tetap bungkam seribu bahasa.

Nath mengalah, menghembuskan napas kasar," Hah.. Baiklah.. Ayo pulang, Riata."

Mereka meninggalkan Mel seorang diri. Suasana pun berubah hening seketika. Ajakan berkencan dari Nath kandas begitu saja.

Karena kemarin keadaan Riata memburuk, Nath dan Mel membatalkan janji kencan mereka. Dan apakah hari ini batal juga?

Mel berjalan pelan menuju halte bus. Pandangan nya kosong ke depan.

Duak

Tanpa sengaja Mel menabrak tiang listrik dihadapannya. Mel merengut sambil mengelus-elus kepalanya. Untung tidak ada yang melihat.

Mel mendudukkan dirinya di halte bus. Membiarkan kendaraan umum berlalu-lalang di hadapan nya. Ntah sudah berapa bus yang terlewat, Mel tetap termenung.

"Mel.." Seseorang menyentuh bahu Mel dari samping.

Mel menoleh," Nath? Kok kamu ada disini?" tanya Mel heran saat melihat Nath sudah duduk di sampingnya.

"Hm.. Yah, aku gak bisa ninggalin kamu begitu saja.. " Ucap Nath sambil mengusap bekas merah di dahi Mel," Ini kenapa? Jatuh?"

"Riata bagaimana?" tanya Mel mengabaikan pertanyaan Nath.

"Dia sudah sampai di rumah kok.. Tenang aja. Dan sekarang, ayo kencan!" Nath berdiri dan menggenggam tangan Mel. Ia kembali tersenyum ramah. Senyuman yang selalu ia pancarkan. Dan senyuman yang selalu menjadi senjata untuk melelehkan hati seorang Melyavaritta.

Mel mengangguk dan ikut berdiri. Ternyata Mel sudah terlalu lama melamun, sehingga wajah Nath terlihat lebih tampan daripada biasanya.

"Setelah kencan, malamnya kita langsung ke rumah Riata. Oke?" tanya Nath memastikan. Ia memberikan helm kepada Mel.

"Kamu diundang juga?"

"Iya. Kenapa?"

Mel terdiam sejenak, "Gapapa."

###Bersambung###

Melyavaritta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang