14 : Gadis Kaku | Daniel×Jennie

875 52 0
                                    

Plak!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Ong dari Jennie. Gadis Kim itu menunduk, air matanya berusaha ia tahan, namun tetap saja akhirnya Jennie menangis. Jennie tak sekuat itu, meskipun dia terkesan jutek dan berhati kaku. Pada akhirnya gadis bermata kucing itupun akan menangis kala Ong mengkhianatinya.

Entah bagaimana, hati Jennie si gadis dingin bisa jatuh pada Ong si pria dengan tingkat humoris yang tinggi. Keduanya amat berbeda, tapi itulah yang mempertemukan keduanya. Jennie tahu bahwa selama ini Ong adalah lelaki yang baik, maka ketika cowok itu mengutarakan perasaannya pada Jennie, Jennie menerimanya dengan senang hati.

Hubungan mereka baru saja jalan enam bulan. Dan hari ini, tepat di hari perayaan enam bulan hubungan keduanya, Jennie memergoki Ong tengah berselingkuh. Tapi mirisnya, Ong berselingkuh dengan Rosé, sahabat Jennie.

Jennie sangat tak tahu apa alasan Ong berselingkuh darinya. Tapi kemungkinan besar, cowok itu terlalu bosan dengan Jennie. Jennie hanyalah gadis kaku. Tak seperti Rosé yang selalu menuntut. Tak seperti Rosé yang manja. Tak seperti Rosé yang bisa membuat hubungan mereka terasa menyenangkan. Ong bosan, itu sudah pasti.

Jennie tak bertanya atau berkata apapun sore ini. Gadis itu hanya berdiri di depan Ong, dengan Rosé yang berdiri di sebelah kekasihnya. Ong menatap Jennie dengan pandangan bersalah, tapi Jennie menatapnya dengan pandangan murka.

"Aku pikir menjatuhkan hatiku padamu adalah sesuatu yang benar," ujar Jennie, "Ong, aku tak semudah itu menjatuhkan hati pada seseorang, tapi aku berusaha berani memberikan hatiku padamu. Tapi kenapa saat kau sudah memiliknya, kamu malah berkhianat dan membuatku menjadi muak dengan cinta?"

Ong diam.

"Aku tahu kau bosan. Aku tak bisa seceria gadis-gadis di luar sana, maka dari itu kau bosan. Benar, bukan? Tapi, Ong. Aku menjatuhkan hatiku padamu karena kukira kau adalah orang yang tepat. Orang yang tepat untuk mengubah kepribadianku, atau setidaknya mewarnai hari-hariku. Tapi aku salah besar."

"Rosé! Ada apa ini?!" Daniel datang, menghampiri tiga manusia yang tengah diselimuti rasa canggung tersebut.

Omong-omong, Daniel adalah kekasih Rosé, juga sahabat Ong. Mirisnya, Daniel mengalami takdir yang sama dengan apa yang dialami Jennie.

"Jennie?" Daniel menatap gadis yang tengah menangis itu, kemudian menyebutkan namanya. Daniel bukanlah mahasiswa famous di universitasnya, jadi ia hanya tahu nama Jennie saja. Lelaki itu tak kenal bahkan dekat dengan Jennie.

"Ayo berakhir, Ong. Semoga kau bisa mendapatkan Rosé. Jangan tinggalkan dia seperti kau meninggalkanku." Setelah itu, Jennie pergi masih dengan air mata.

Daniel mendengarnya. Matanya menatap tangan Ong dan Rosé yang saling bergandengan. Menggabungkan semua kejadian barusan, Daniel telah mengetahui apa yang baru saja terjadi.

"Kupikir kau gadis baik, Rosé?" ujar Daniel diselingi tawa kecil, "ternyata kau tak ada bedanya dengan gadis murahan di luar sana. Mendekati dua lelaki sekaligus, eoh? Dasar jalang."

"Tutup mulutmu--" Ong hendak melawan, tapi Daniel terlebih dahulu menyahut,

"--kau yang seharusnya tutup mulut, Ong. Untungnya aku tak pernah menganggapmu sahabat. Aku tahu kau mendekatiku hanya karena ayahmu bekerja di perusahaan ayahku dan kau tahu aku anak orang kaya. Singkatnya, jangan salahkan aku jika ayahmu sudah kehilangan pekerjaan nanti sore."

Ong menunduk, merasa malu.

"Ayo selesaikan hubungan kita, Rosé! Aku sudah muak dengan segala sandiwaramu."

Kemudian Daniel meninggalkan mereka berdua. Lelaki itu melihat Jennie yang masih berada di dekat mereka sambil menangis. Daniel mendekatinya, kemudian mendekapnya.

***

"Aku hanya sangat mencintainya, Niel."

Entah kenapa, kejadian yang terjadi tadi sore membuat Daniel dan Jennie dekat malam ini. Keduanya duduk di sebuah kafe, saling bercerita tentang masalah hubungan mereka beberapa bulan belakangan. Ini aneh. Pasalnya, Jennie bukanlah gadis yang terbuka pada orang baru. Daniel juga tak mudah percaya dengan orang lain. Maka jika keduanya saling bercerita padahal baru saja kenal, bukankah itu sebuah keajaiban?

"Sama denganmu. Aku juga sangat menyayangi Rosé." Daniel menunduk.

Jennie tertawa miris. "Aku yakin Ong hanya terlalu bosan denganku. Aku hanyalah gadis kaku, tak seperti Rosé yang ceria."

"Mungkin juga, Rosé jenuh denganku. Aku bukanlah lelaki romantis atau humoris seperti Ong."

"Haha, sepertinya lelaki humoris memang pantas disandingkan dengan gadis ceria. Mereka memang pantas bersama. Bukan begitu?"

Daniel mengangguk. "Aku rasa begitu. Gadis ceria memang ditakdirkan untuk pria humoris, bukan lelaki tanpa warna sepertiku."

Jennie menangis lagi. Merasa hidupnya benar-benar tak berguna.

"Tapi, Jen," ujar Daniel, "jika gadis ceria ditakdirkan untuk lelaki humoris, berarti, gadis kaku ditakdirkan untuk pria tanpa warna."

"Maksudmu?"

"Kenapa kita tak mencoba saling mencintai untuk melupakan perasaan kita pada mereka? Mereka sudah bahagia, kita juga harus bahagia."

"Aku tak mengerti, Niel."

"Ayo kita belajar mencintai satu sama lain. Kita juga harus bahagia, kita berhak."

Jennie mengangguk, mengakhiri perjanjian mereka malam itu.

Dan yang terjadi di tahun-tahun selanjutnya adalah; Daniel dan Jennie berada di atas altar bersama pendeta, sedang Ong dan Rosé menjadi tamu dengan pasangan berbeda.

Ya, Ong dan Rosé sudah memutuskan hubungan gelap mereka beberapa bulan yang lalu. Dan saat Daniel dan Jennie menemukan kebahagiaan mereka, Ong dan Rosé malah harus mencari orang baru dan mengulang semuanya dari awal.












  ⚫⚫⚫

Muantap langsung nikah:"

Wanna One × Blackpink FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang