24 : Ego | Jinyoung×Jennie

659 40 0
                                    

"Kak Jennie, mau jadi pacar Jinyoung?"

Jennie terkejut. Lelaki yang lebih muda beberapa tahun darinya menembaknya barusan. Di depan banyak orang karena mereka berdua sedang berada di tengah lapangan sekarang.

Jennie tersenyum miring, kemudian melepas tangan Jinyoung yang menggenggam tangannya. "Sorry tapi gue gak pernah belajar mencintai lelaki yang lebih muda, karena ya itu bukan tipe gue."

Jennie mengatakan yang sebenarnya. Dia hanya jujur dan jangan heran dengan itu karena julukan Jennie adalah 'savage queen'. Jadi dari pada Jennie diam dan nanti menyakiti banyak orang, lebih baik dia jujur di awal.

Memang benar, Jennie tak pernah mau berurusan dengan lelaki yang lebih muda. Dan Jennie akan menolak mentah-mentah siapapun berondong yang menembaknya. Tapi untuk urusan Jinyoung ini, sebenarnya Jennie agak bimbang. Karena, untuk 17 tahun dalam hidupnya, Jennie merasa hatinya jatuh pada adik kelasnya.

***

Tapi sekarang, bahkan ketika tiga bulan sudah berlalu sejak adegan penolakan itu, Jennie malah merasa hatinya diremas melihat pemandangan di dekatnya. Dimana Jinyoung sedang mengatakan cintanya pada Rosé, adek kelas Jennie yang lain.

Jennie perlahan mundur. Entah kenapa air matanya memberontak keluar tapi gengsi tetap menyelimuti gadis itu. Jennie tak mau dicap sebagai gadis lemah jadi dia segera berlari ke area tersepi sekolah ini. Jennie hanya ingin menangis, apapun alasannya.

Dengan tangisan ini, akhirnya Jennie sadar bahwa dia menyukai Jinyoung. Gadis itu sadar tapi satu-satunya alasan ia menolak Jinyoung saat itu adalah; Jennie hanya tak mau image-nya jatuh di depan orang lain. Karena bagaimanapun, Jennie pernah bersumpah di depan banyak murid bahwa dia tak akan jatuh cinta pada lelaki yang lebih muda.

Tapi takdir seakan bermain-main dengan Jennie. Entah kenapa Tuhan malah menjatuhkan hati Jennie pada seorang Bae Jinyoung. Jennie tak tahu sejak kapan, yang penting sekarang gadis itu sadar Jinyoung telah membawa hatinya.

Katakan Jennie egois karena memang begitu kenyataannya. Jennie hanya mau citranya baik di depan semua orang, sekalipun itu akan menyakiti dirinya sendiri atau orang lain. Percayalah, Jennie menjadi seperti ini karena tuntutan publik. Mereka hanya ingin melihat sisi baikmu, tak mau menerima satupun kekuranganmu.

Sekarang yang Jennie bisa lakukan hanya dua, menangis karena pedih dan menyesal karena sesuatu yang pernah terjadi.

Wanna One × Blackpink FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang