2. Permainan di mulai

1K 86 82
                                    

Jangan lupa taburin bintangnya ya!☀

🎵Play mulmednya guys🎵

***


Semua orang yang berada di dalam aula bertepuk tangan riuh. Masa orientasi siswa telah berakhir, seluruh peserta Mos kini telah sah menjadi bagian dari siswa dan siswi SMA Harapan Bangsa.

Di acara penutupan, seluruh anggota Osis atau panitia Mos berbaris di depan dan peserta Mos dipersilahkan maju satu persatu untuk melakukan high five atau memberikan hadiah bagi yang menyediakan kepada kakak Osis yang disukai. Seperti surat cinta, cokelat, atau hadiah lainnya yang pada umumnya berisikan pengakuan cinta yang paling sering dilakukan oleh peserta Mos perempuan.

Rily dan Naza yang satu gugus kini berjalan mengikuti yang lainnya secara berurutan, melihat Rily yang begitu antusias melakukan high five membuat Naza teringat ucapan Rily tadi malam.

"Bantuin gue nembak Ketos dong, piu piu piu, tepat di hatinya. Lo cukup ngelakuin apa yang gue minta, sampe tuh Ketos jadi pacar gue."

Naza menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha mengenyahkan ingatan yang mengganggunya sejak Rily mengatakan hal itu kemarin malam.

Rily mengoleskan maskulin ke telapak tangannya, saat ia akan melakukan high five dengan lelaki yang ia ingat betul wajah tampannya. Lelaki yang menolongnya seperti Pangeran saat ia terjatuh seperti Ratu.

Pipi Rily sudah bersemu merah saat membayangkan ia akan bersentuhan tangan dengan lelaki itu. Setelah melakukan high five dengan Waketos perempuan, Rily akhirnya sampai dihadapan pangerannya.

Rily menundukkan kepalanya, ia bahkan tidak sanggup menatap mata lelaki itu. Saat tangan mungil Rily bersentuhan dengan lelaki itu, melakukan high five, jantung Rily berdegup kencang, tidak berirama dan meletup-letup menciptakan buih-buih cinta dengan pipi yang bersemu merah.

Selesai high five, Rily menyerahkan sebuah kotak persegi empat yang terbungkus rapi kepada lelaki itu dengan kepala yang masih setia menatap sepatu hitam mereka berdua di atas ubin lantai yang ujungnya saling bersentuhan.

"Ini kak, di baca ya suratnya, terus jangan lupa di pakai hadiahnya." ujar Rily pelan dan malu-malu.

Lelaki itu menerima hadiah pemberian Rily dengan senyum manisnya. "Makasih ya, pasti gue lakuin."

Mendengar suara lembut lelaki itu membuat Rily menggigit bibir bawahnya, ia sangat merasa bahagia dan tidak tahu mau melampiaskan rasa bahagianya bagimana. Sepertinya Rily ingin melompat setinggi mungkin dan berteriak sekencang-kencangnya.

Saat hendak melanjutkan langkah, melakukan high five dengan kakak Osis yang lain. Suara lelaki itu membuat Rily menghentikan langkah.

"Tunggu,"

"I-iya kak?"

Rily merasakan dagunya disentuh hingga kini terangkat dengan kepala yang menegak.

"Nah gitu dong, angkat kepalanya. Jangan nunduk, nanti mahkotanya jatuh."

"I-iya kak, makasih," sahut Rily terbata dengan hati yang berdebar-debar menahan gejolak baper yang melanda dadanya.

Rily menaikkan pandangannya, mencoba memberanikan diri menatap mata lelaki itu sebelum pergi. Namun tidak ada yang menyangka bahwa lelaki itu membalas tatapannya. Tatapan mata mereka bertemu, seketika Rily merasa waktu berhenti. Tatapan itu benar-benar membuatnya jatuh dan tersesat di dalam jurang yang curam.

You Hurt Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang