9. Dua rasa yang berbeda

438 33 6
                                    

09. DUA RASA YANG BERBEDA DALAM WAKTU YANG SAMA

***

Akibat gerimis yang tidak berhenti, walau tidak deras, banyak siswa-siswi SMA HB hadir disekolah dengan payung ditangannya, beberapa mengenakan jaket atau hoodie untuk melindungi baju seragamnya agar tidak basah. Beberapa lagi, yang ingin cepat sampai dan tidak mau repot, berlari menerobos rintik hujan. Dan ada beberapa orang yang hanya menggunakan tasnya, untuk melindungi rambut dan wajahnya dari rintik hujan.

Suara deru motor ninja hitam, dengan dua orang yang duduk diatasnya merebut perhatian banyak orang. Bukan karena kedatangan motor itu, tapi dua orang yang duduk di atas jok motor itu, dengan hoodie couple yang mereka kenakan, memberikan tanggapan-tanggapan yang berbeda dari setiap orang. Apalagi, ketua Osis, salah satu most wanted sekolah yang mematahkan hati para gadis saat melihat lelaki itu membonceng seorang gadis di ninja hitamnya, untuk pertama kalinya, selain gadis bernama Glapita, wakil ketua Osis. Namun semua orang tahu, bahwa mereka hanya sebatas teman. Tapi Rily? Tidak ada yang tahu, apa hubungan mereka berdua sebenarnya.

"Sakitnya, kayak lagi dapat notif dari dispatch kalo bias gue ketahuan dating."

"Kok tiba-tiba? Sumpah, itu hoodienya beneran couple?"

"Ada yang patah, tapi bukan ranting."

"Rasanya seperti anda menjadi Iron Man."

"Itu ceweknya kelas berapa dah?"

"Amjink, itu beneran si David? Gue suka sama dia dari kelas sepuluh, sampe sekarang masih ngarep dia balas perasaan gue."

"Dukun paling ampuh dimana?"

"Pantes tadi malam mimpi buruk, ternyata ini dia, pertandanya."

"Meninggoy, gue uwuphobia gaes. Udah kejang-kejang nih hati,"

"Teganya kau bang David, mematahkan hatiku seperti ditikam beribu belati."

"Punten, itu biodata lengkap ceweknya ada yang tahu? Aku mau membandingkan diri,"

"Pantas, kemarin gue nanya tipe idaman dia yang gimana. Katanya yang jelek, tuh ceweknya kan jelek. Gak perlu memantaskan diri lagi,"

Rily turun dari motor besar itu, dibantu oleh tangan David yang menjadi pegangannya agar tidak jatuh. Tidak lama kemudian, David menyusul setelah melepas helm full face nya. "Basah ya?"

Rily mendongak, sembari menepuk-nepuk hoodienya yang terkena rintik air hujan. "Sedikit aja sih, kak David gimana, basah?"

David menurunkan pandangan, menatap bawahan hoodienya. "Iya, tapi nggak papa kok. Yuk, buruan masuk."

"Hoodienya dilepas aja kak, nanti masuk angin loh."

David tersenyum menatap Rily. "Dikelas aja, disini diliatin banyak orang." ujarnya memandang sekitar yang sedang memandangi mereka secara terang-terangan.

Rily ikut mengedarkan pandangan, tahu jika dirinya menjadi pusat perhatian, Rily menunduk malu dengan pipi memerah.

David memandangi itu, ia menepuk-nepuk puncak kepala Rily yang memakai tudung hoodie. "Kalau suka sama gue, resikonya dikepoin semua orang." ujarnya, membuat Rily mengangkat pandangan.

"Harus ya? Segitu banyaknya yang suka sama kak David." jawab Rily polos, ia mengerjapkan mata beberapa kali seperti anak kecil yang sedang ketakutan.

David terkekeh. "Kurang tahu juga, yang jelas, sebagian dari mereka cuma penasaran, bukan benar-benar peduli atau suka ke gue." David diam sesaat, "emangnya lo suka gue?" tanya nya menggoda.

You Hurt Me!Where stories live. Discover now