38. Obat luka

375 34 5
                                    


Jadi gini, gue udah coba cek berulang-ulang sampai gue hafal naskahnya. Terus, gue ngebaca ada yang typo. Nah, pas mau gue revisi, eh malah gak keliatan lagi typo nya😭

So, kalo kalian lihat ada yang typo, kasih tau ya!

Selamat membaca:)

****









David menghembuskan napas berat.

Ia turun dari busway itu, dan memandang kosong jalanan di depannya.

Rily menyerah untuknya.

Gadis itu mengutarakan perasaannya dan memilih mundur.

David memijit pelipis, kakinya tetap melanjutkan jalan menyusuri komplek perumahannya.

Lalu, di simpang blok rumahnya. Tidak jauh dari posisi David berada, ia bisa melihat bahwa ada seseorang yang sedang berdiri di depan gerbang rumah David yang tertutup.

Naza, gadis itu menoleh ke arah David sembari melambaikan tangan.

David memandangi itu, ia melanjutkan langkah kakinya. Hingga kini, sampai dan berhadapan dengan Naza.

"Ngapai----n?"

"Gue suka sama lo."

David tersentak.

Naza tersenyum, matanya sudah berkaca-kaca dan hidungnya memerah. "Gue tahu ini salah, tapi gue bisa gila kalau perasaan ini terus-terusan gue pendam."

Naza menyeka air matanya. "Gue cuma mau ngungkapin apa yang gue rasain. Kak David gak perlu merasa terbebani, gue gak butuh jawaban kak David. Gue juga gak tahu kenapa ini bisa terjadi, tapi yang jelas, gue bakalan berusaha secepatnya lupain kak David. Jadi kak David tenang aja, gue----"

"Lo juga nyerah buat gue?"

Naza membeku. "Juga?"

"Hm." David menghembuskan napas berat. "Sama kayak lo, Rily juga ngaku tentang perasaannya tapi milih buat mundur dan nyerah."

"Kenapa Rily lakuin itu?" suara Naza terdengar bergetar.

"Lo sendiri? Kenapa lo nyerah?" tanya David tenang.

"Karena gue tahu lo dan Rily saling suka." jawab Naza.

"Rily mundur karena dia tahu lo naksir gue, dia lebih milih kebahagiaan lo dibanding perasaannya sendiri."

"Kak David." Naza bergetar. "Maaf dan makasih." ia membalikkan tubuh, hendak melangkah pergi.

"Naza,"

Naza menghentikan langkah, ia menoleh. "Iya?"

"Hati-hati." ucap David sembari tersenyum mempesona.

Naza mengangguk. "Iya." ia segera berlari meninggalkan tempat itu.

Dan David memandangi punggung Naza yang menjauh hingga tak terlihat dengan tatapan sendu. Ada amarah yang berusaha  David pendam, dan tidak akan ia tunjukkan pada siapapun.

Sekarang David menyadari sesuatu.

Bahwa ia dihadapkan dengan dua pilihan: 1. Memilih memperjuangkan wanita yang ia cintai dan wanita yang mencintainya.
2. Atau memperjuangkan wanita yang mencintainya.

Bagaimana jika David memilih opsi 1?

Karena hanya Rily yang menyerah untuk David, tetapi David tidak. Atau mungkin lebih tepatnya, belum.

You Hurt Me!Where stories live. Discover now