CHAPTER 6

22.2K 2.8K 111
                                    

#6

Nata beranjak pergi dari kantin, ia akan mencari gadis itu. Pasti Elzi masih bisa ia jangkau, pikirnya. Mengingat ia belum lama meninggalkan kantin.

Dan, tepat seperti perkiraannya. Ia dapat melihat Elzi tengah berlari. Nata tersenyum miring, sepertinya ia tahu gadis itu akan kabur kemana. Tanpa pikir panjang pria itu memotong jalan lain. Hingga tepat di koridor yang sepi, Nata menarik tangan Elzi. Ia mengurung Elzi dengan kedua tangannya yang ia sanggah pada dinding.

Elzi hampir terpekik kaget begitu melihat Nata dihadapannya. Dengan segera Nata membekap mulut gadis itu. Pria itu melepas bekapannya dari mulut Elzi, dilihatnya Elzi yang tampak ketakutan sembari menggigit bibir bawahnya. Seolah sudah tertangkap basah melakukan suatu tindak kejahatan. Mau tak mau sebuah senyuman miring terbit dari bibir Nata. Sepertinya dugaan Nata benar perihal bakso tadi.

"Cewek nakal." Ucap Nata.

Elzi mendongakkan wajahnya menatap Nata. "Enak aja! Gue cew... "

"Lo 'kan?" potong Nata.

Elzi diam sesaat seraya menerjap-nerjapkan kelopak matanya. "A... pa?"

"Bakso tadi." Ucap Nata.

Elzi meneguk salivanya, lalu ia mengigit bibir bawahnya. Mampus! Cowok di hadapannya itu memang sangat peka. Dengan segera Elzi merubah raut wajahnya untuk menyembunyikan sedikit rasa takutnya. Catat! Sedikit.

"Iya, kenapa emang?" jawab Elzi yang terlihat menantang.

Nata masih terus menatap Elzi dengan lekat.

"Oohh, lo takut sama gue?" lanjut Elzi terlihat meremehkan.

Nata terkekeh, lalu kembali menatap lekat manik kembar milik Elzi.

Tidak ingin munafik, melihat senyuman sarkas Nata cukup membuat bulu kuduk Elzi meremang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak ingin munafik, melihat senyuman sarkas Nata cukup membuat bulu kuduk Elzi meremang. Nafasnya sempat tercekat untuk beberapa detik. Semua itu gara-gara Nata! Ingin rasanya Elzi menendang Nata dari hadapannya. Tetapi jangankan menendang, Elzi sempat mencoba mendorongnya saja tidak bisa. Bunda, tolong Elzi....

"Pertanyaan tadi lebih cocok buat lo."

"Lo nggak takut main-main sama gue?" tanya Nata sarkastik.

"Enggak! Inget ya! Elzira Virgina Sandika nggak akan pernah takut sama manusia kayak lo!" jawab Elzi. Gadis itu pun mendorong dada bidang Nata, berharap pria itu segera menyingkir dari hadapannya. Tetapi, Nata justru mencekal pergelangan tangannya. Lalu menguncinya di dinding bersama tangannya sendiri.

Nata memandang lekat gadis dihadapannya, hingga perlahan ia mendekatkan wajahnya kepada Elzi. Mengikis jarak dengan pasti, hingga Elzi dapat merasakan hembusan nafas Nata yang menerpa wajahnya. Elzi meneguk salivanya sendiri. Sialan! Seharusnya tubuhnya tidak gemetar seperti ini. Seharusnya ia bisa mendorong tubuh Nata dan memarahi pria itu, seperti yang biasa ia lakukan. Tapi kenapa ia benar-benar kaku sekarang? Kenapa aroma mint Nata membuat bulu kuduknya meremang. Akh! Kaki Elzi benar-benar lemas, seolah tubuhnya akan ambruk jika disentuh sedikit saja.

NATA [Selesai]✓Where stories live. Discover now