CHAPTER 13

18.7K 2.3K 29
                                    

#13

Kata orang, belajar dari kesalahan adalah bentuk mendewasakan diri. Tapi agaknya, pepatah semacam itu tak bisa diterapkan oleh dua anak manusia yang tengah saling berargumen sengit.

Dua gadis berseragam putih abu terlihat tengah berdebat di sepanjang jalan dengan mendorong motor matic butut berwarna merah.

Elzi dan Nelly. Ya, dua gadis bersahabat itu 'lah yang kini sedang berperan dalam perdebatan sepanjang jalan bersama motor butut milik Nelly. Tadi malam, Nelly memaksa Elzi untuk menginap dirumahnya, dengan alasan gadis itu tidak berani tidur sendiri karena kedua orang tuanya tengah pergi untuk urusan bisnis.

Tentu saja Elzi menolaknya mentah-mentah. Tetapi karena Nelly jiwa penakutnya sudah mengalir di sel darah merah, alhasil sahabatnya itu mengiming-imingi Elzi dengan dua cireng kantin agar Elzi mau ke rumahnya.

Berhubung Elzi sahabat yang baik, imut dan doyan makan, terutama makanan gratis. Akhirnya ia pun setuju. Walaupun sempat menggerutu, ia hanya dibayar dengan cireng seharga dua ribuan. Ck, murah sekali perjuangannya tengah malam ke rumah Nelly hanya diimingi dengan sepasang cireng.

Tapi tak apalah, setelah Elzi pikir-pikir, ia lebih memilih dua cireng kantin ketimbang harus membiarkan Nelly di rumah sendiri. Yang ada gadis itu akan terus menerornya sepanjang malam karena selalu parno dengan hal-hal yang tak berfaedah. Lebih parahnya lagi, Nelly akan pingsan dan kejang-kejang hanya karena melihat bayangan pohon rumahnya sendiri. Seperti yang sudah-sudah. Aish, dasar penakut.

"Eh, El! Dorongnya lebih kuat lagi dong! Berat ini!" keluh Nelly.

Elzi melepaskan tangannya dari motor lalu berkacak pinggang, "lo kira gue dari tadi di belakang lo lagi joget bang jali?! Gue tuh udah mengeluarkan seluruh kekuatan gaib gue buat dorong motor butut lo ini!" cerocosnya.

Nelly melotot, "enak aja butut. Motor gue tuh nggak butut yah! Cuma dia lagi ngambek aja karena kurang belaian kasih sayang dari gue!"

Elzi menye-menye. Alibi Nelly sama sekali tak membantu membenarkan perspektif Elzi. Karena bagi Elzi sekali butut tetap butut. Dasar motor butut menyebalkan. Enggan berdebat lagi, akhirnya mereka berdua kembali mendorong motor butut kurang belaian milik Nelly.

"Ah! Lo si! Malah ngajakin gue maraton drakor! Udah tau gue kalo nonton drakor susah berhenti." Gerutu Elzi.

Ya, sepertinya Nelly sudah mengacaukan aksi tobat Elzi untuk maraton drakor. Pasalnya setelah kejadian telat dulu, Elzi sudah bertekad untuk membatasi dirinya dalam menonton drakor ataupun film yang lainnya. Apalagi menonton di malam hari, sungguh gadis itu merasa kapok.

"Iye-iyeee, gua aja terus, gue! Lo suci gue berlumur doa."  Ucap Nelly.

"Berlumur dosa bego, bukan doa." Koreksi Elzi.

"Ye, itu mah maunya lo!"

Elzi melirik jam di pergelangan tangannya, kemudian matanya membola kaget. "Nel! sepuluh menit lagi upacara!" heboh Elzi.

"Yang bilang sepuluh menit lagi kultum di masjid siapa Maemunah." Sahut Nelly yang terlihat amat santai.

Elzi menggeplak kepala Nelly, "lo mau dihukum?" ujarnya sengit.

"Nih gue bilangin ya El, kalo posisi kita udah kepepet kayak gini berarti jalan satu-satunya adalah bolos. 'Kan jadi sama-sama enak tuh, guru aman murid pun senang."

NATA [Selesai]✓Where stories live. Discover now