CHAPTER 10

22.5K 2.6K 73
                                    

#10

Kradakkkk kradakkk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kradakkkk kradakkk

Gubrakkk

Jebrettt

"Ada berita sanap woi! Hareduang hareaudang panas ini mah!" teriak Zikri di ambang pintu sembari menggoyang-goyangkan pinggulnya seperti cacing kepanasan.

Usai menabrak berbagai benda hingga membuat beberapa siswa yang lain berdecak heran-- Zikri pun akhirnya membuka suara sebagai pembuka per-ghibah-an pagi ini.

"Nata woi! Nata! Si human yang kakunya kayak stang motor bebeknya Pak Ucok. Dia... " kali ini Fikri yang bersuara dan sengaja menggantung ucapannya.

Mendengar namanya disebut, kepala Nata pun mendongak lalu sebelah alisnya terangkat-- menanti kelanjutan dari ucapan Fikri.

Zikri dan Fikri saling tatap, lalu terkikik sendiri-- sesekali mereka berdua pun menatap Nata lalu kembali tertawa geli. Sontak hal itu memanggil decakan dari yang lain. Sedangkan Nata, seolah sudah dapat membaca pikiran dua makhluk astral itu-- ia lebih memilih melabuhkan fokusnya pada secarik kertas yang berisi rumus-rumus ditangannya.

Diki mendengus, "pantat lo berdua mau gue tusuk pake pensil keramat gue?!" sebalnya sembari mengudarakan pensil seukuran kelingking bayi.

Tak terpengaruh, mereka justru semakin terkikik geli dan saling memukuli dada dengan gaya manja. Sangat dramatis.

"Najis!" umpat Regan yang memang geli dengan tingkah mereka.

"Ngomong atau gue santet?" ancam Daffa yang membuat kedua sejoli itu berdecak. Dasar tidak sabaran.

"Si Nata semalem kekunci di perpustakaan sama Elzi!" ucap Zikri.

"Hahhhh!"

Fikri mengangguk kuat, "pegang-pegangan tangan!" tambah lelaki itu ngawur.

"Haaahhhhhh!"

"Usap-usapan kepala!" timpal Zikri. Boong terosssss.

"Haaaaahhhhhhhhhhh!"

Fikri mengangguk antusias, "peyuk-peyukan manjah!"

"Haaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh!"

Bola mata Fikri merotasi jengah, "hah hah mulu lo pada-- bau!"

Diki berdiri lalu berkacak pinggang. "Eh, kagak usah suudzon lo!"

"Lo pikir Pak Jono yang berangkatnya adzan subuh dan human yang bukain pintu perpus lalu menjadi saksi bisu ke-uwu-an mereka berdua bakal boong sama kita?" jelas Zikri terlalu mendramatisir suasana.

Daffa berjalan menghampiri dua manusia kembar itu lalu menjitak mereka. "Lo pikir gue percaya?"

Decakan lolos dari bibir mereka berdua. "Gue tuh tadi lewat depan perpus, terus Pak Jono nitipin pulpen ini," Fikri mengudarakan pulpen merah muda. "Kata dia, tolong kasihin ke Nata atau Elzi, kayaknya ketinggalan. Soalnya semalem mereka ke kunci di perpustakaan. Gitu kata Pak Jono!"

NATA [Selesai]✓Where stories live. Discover now