CHAPTER 25

16K 2.4K 102
                                    

#25

Adinata Emery Orlando. Cowok dengan ekspresi terbatas. Cowok yang tak mengenal akan ekspresi, kecuali raut datar. Cowok yang kini dibuat melongo oleh adegan di depannya.

 Cowok yang kini dibuat melongo oleh adegan di depannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Btw, Nata melongo aja tetep ganteng, yak? Wkwkwk]

Sungguh, Nata ingin menertawakan dirinya sendiri. Bisa-bisanya ia lari seperti orang kesetanan hanya untuk melihat gadis yang kini tengah mencak-mencak sembari memegang sapu di tangannya. Gadis itu tengah murka pada seorang cowok yang sudah memanjat pohon Mangga-- depan kelas Elzi. Bahkan terlihat, Elzi berulang kali melempar sapunya ke atas.

"Turun, lo!" teriak Elzi.

"Suwer, El. Bukan gue!" ucap cowok yang terlihat frustasi itu.

"Boong pasti, El. Tadi yang bolos Upacara 'kan cuma Mamet. Pasti dia pelakunya." Kompor Nelly.

Ya, cowok yang sudah nangkring ketakutan di pohon mangga adalah Mamet. Komplotan ghibah Nelly.

"Astaghfirullohal'adzim, teganya kau! Kagak inget kalo lagi ghibah bareng?! Suudzon lo!" Mamet yang tak terima dengan ucapan Nelly. "Liat aja. Kalo gue punya bahan ghibah, kagak gue bagi-bagi!"

"Bodo! Wlee." Nelly meledek Mamet.

Elzi memijit kepalanya. Heran dengan Mamet. Masih sempat-sempatnya membahas bisnis dosanya itu alias ghibah.

"Kalo bukan lo yang ngasih surat cinta alay kek gini, terus siapa lagi? Cuma ada lo dikelas!"

Nata yang sudah membalikan badan, berniat kembali ke kelasnya akhirnya harus tertahan oleh ucapan Elzi. Apa tadi? Ada yang memberi Elzi surat cinta?

"Lo mau ngerjain gue 'kan? Kayak waktu dulu lo ngerjain Siti?!"

Elzi menuduh Mamet bukan tanpa alasan. Dulu cowok itu memang pernah mengerjai Siti, si tukang penagih kas di kelasnya. Dia memberi surat cinta kepada Siti atas nama Raga-- kakak kelasnya yang sekarang sudah lulus. Alhasil, Siti pun ke-pede-an dan menemui Raga dengan berbangga diri. Namun, yang terjadi justru Raga bingung, tak mengerti maksud surat cinta yang ditunjukan Siti. Jadilah, Siti malah di bully oleh teman-teman kelas Raga.

Dan yang semakin membuat Elzi yakin. Di kelas tadi hanya ada Mamet. Ia membolos Upacara. Entah bagaimana caranya cowok itu tak tertangkap oleh guru. Elzi pun tak mau tau, karena yang jelas, pastilah si Mamet dalang dari surat ini.

Mamet menggaruk rambutnya dengan frustasi. "Kalo sama lo, gue mana berani, El. Yang ada gue di gantung di pohon lengkuas!"

"Halah, dusta! Kalo bukan lo, harusnya lo kagak usah kabur dari gue!" Elzi masih kukuh.

"Ya kali gue nyerahin muka yang kagak ganteng-ganteng amat ini buat digebukin lo!" celetuk Mamet yang masih setia memeluk salah satu dahan pohon.

"Samperin, ah. Mau ikutan kompor." Ucap Zikri. Cowok itu pun mendekati Elzi, yang kemudian di susul oleh Diki.

NATA [Selesai]✓Where stories live. Discover now