CHAPTER 19

15.1K 2.2K 56
                                    

#19

Nata sungguh-sungguh dengan ucapannya untuk mengantar Elzi pulang. Elzi pun tak memberi penolakan kepada Nata. Gadis itu masih belum bisa mencerna semua kejadian yang terpampang di depannya. Bahkan, Elzi seakan tuli oleh teriakan Nelly yang terus memanggil namanya.

Yang jelas, isi kepalanya hanya dipenuhi dengan berbagai pertanyaan mengenai Nata.

Sungguh, Elzi masih tak mengerti.

Kenapa dia sampai bertengkar seperti ini?

Sejak kapan Nata melihat keberadaan dirinya di tempat ini?

Kenapa tiba-tiba sikap Nata seperti ini?

Dan, sebenarnya ada apa dengan Nata?

Ini sangat aneh. Satu minggu lebih mereka sama sekali tak berinteraksi. Jangankan berinteraksi, bertegur sapa saja tidak pernah. Dan sekarang, Nata justru bertingkah seakan semuanya baik-baik saja. Bukan, bukan maksud Elzi bahwa hubungan mereka berdua tidak baik. Tetapi, siapa yang tidak merasa aneh apabila di hadapkan oleh tingkah Nata yang terkesan mendadak seperti ini

Elzi tau jelas, Nata itu dingin tak tersentuh. Bahkan, tatapan dinginnya tadi pun membuat nyali Elzi meluruh. Tapi, saat Nata menggenggam tangannya, gadis itu merasakan tangan hangat Nata yang seakan menenangkannya. Mungkin itu hanya perasaan Elzi saja. Tapi, genggaman Nata tadi, benar-benar nyaman.

Ah, sudahlah. Memikirkan Nata dan hatinya sendiri sungguh membuat kepala Elzi bertambah pening.

Jujur saja, Elzi juga masih shock melihat kejadian tadi. Apalagi, ia tidak pernah di hadapkan oleh pertikaian menyeramkan seperti itu. Bahkan jika ia melihat adegan kekerasan di film pun, gadis itu akan men- skip -nya. Tapi tadi? Justru ia menyaksikan langsung dengan mata telanjang.

Terlalu banyak berspekulasi membuat Elzi tak sadar bahwa mereka telah berhenti di pekarangan rumahnya.

Merasakan tidak ada pergerakan dari gadis di belakangnya, Nata pun membalikan tubuhnya untuk melihat Elzi. Gadis itu masih bergeming dengan tatapan kosong. Nata menghela nafas, bisa ia tebak Elzi masih ketakutan. Dilihat dari tangan gadis itu yang masih gemetaran.

"El?"

Elzi masih bergeming.

"Elzira?"

Elzi menatap Nata cukup lama. Kemudian, "gu- gue baru pernah liat kayak tadi."

Nata kembali menghela nafas, tentu saja perasaan bersalah dalam hatinya itu ada. Tak seharusnya Elzi melihat sisi dalam diri Nata yang tadi. Tapi, ia sama sekali tak menyesal telah menghajar keparat itu. Bajingan yang sudah merendahkan harga diri gadis yang kini bersamanya.

Terlihat Nata turun dari motor lalu memberikan uluran tangannya kepada Elzi. Namun, gadis itu tak menerima uluran tangan Nata, ia merasa masih bisa turun dari motor sendiri.

Nata yang tadi akan menarik uluran tangannya pun akhirnya urung juga kala melihat Elzi hampir terjatuh. Sepertinya kaki Elzi masih lemas.  Alhasil tangannya itu ia gunakan untuk menahan bahu Elzi, agar gadis itu tidak luruh.

Merasa lebih baik, Elzi memberikan isyarat tangan pada Nata, menunjukan bahwa ia sudah bisa berdiri sendiri. Jadilah Nata menjauhkan tangannya dari bahu Elzi.

"Maaf, kalo perbuatan gue tadi buat lo takut."

Elzi tidak menjawab, bola matanya justru terfokus pada tangan Nata. Dilihatnya tangan Nata yang gemetaran. Bukan gemetar karena takut sepertinya tadi. Elzi yakin pasti tangan pria itu sakit. Hal itu terlihat dari beberapa memar yang disertai darah pada punggung tangan Nata.

NATA [Selesai]✓Where stories live. Discover now