CHAPTER 20

17.3K 2.1K 145
                                    

#20

Gulungan awan kelabu mengisi suasana Minggu sore ini. Angin pun berhembus perlahan hingga membawa hawa dingin yang menghunus kulit para insan. Belum ada linangan bening yang turun ke permukaan bumi. Justru yang terdengar hanyalah gemuruh petir yang terus berkejaran hingga menciptakan suara gaduh tanpa jeda. Namun, hal itu tak mengusik enam manusia yang kini tengah berkumpul-- mengisi ruang yang di penuhi gelak tawa.

Kali ini rumah Daffa yang dijadikan sebagai ajang pertunjukan kebobrokan mereka. Para makhluk titisan botol kecap yang memang kebobrokannya sudah merasuk ke relung jiwa durjanam mereka. Oke, authornya mabok choki-choki!

Diki, Daffa, dan Fikri tengah sibuk membuat Tik-tok. Nata dan Regan tengah bermain PS. Sedangkan Zikri, sepertinya manusia itu tengah menikmati kesendiriannya di pojok ruangan seraya-- mengupil. Jorok memang, tapi mereka semua membiarkannya. Asalkan Zikri bahagia. Karena kebahagian makhluk astral itu akan membawa kedamaian bagi kawan-kawannya. Dasar teman-teman laknat!

"Akang kendang, kalau saya bilang muter, muter ya?" Diki memberi intruksi kepada Daffa dan Fikri untuk mengikuti goyangan yang memang sedang di gandrungi oleh masyarakat Tik-tok saat ini.

Mendengar ada acara joget-jogetan, manusia yang sedari tadi asik di pojokan pun ikut bergabung. Siapa lagi kalo bukan Zikri si biang keributan.

"Muter," Diki mulai memimpin.

"Azekkk," heboh Zikri.

"Muter,"

"Tariikkkk, Kaanggg!"

"Maju,"

"Odading Mang Oleh," teriak Zikri yang masih asik dengan joget Bang Jali-nya. Salah server, Bang.

"Maju,"

"Rasanya seperti Zikri menjadi Unyuman!" seru Zikri.

"Mundur,"

"MAJOO, MONDOR, MAJOO, MONDOR SYUANTEK, SYUANTEK! MAJOO, MONDOR, MAJOO, MONDOR UNYU, UNYU!" dengan seenak jidat, Zikri mengubah lirik lagu seraya melakukan aksi fashion show di hadapan tiga temannya itu. Tangan kirinya bertengger pada pinggang, tak lupa manusia itu mengedipkan mata seraya memberi flying kiss amit-amitnya.

Diki yang memang sedang memakai kupluk milik Bapaknya, spontan langsung melepas kupluk itu dan melemparkannya ke muka Zikri. "Gelud, Zik! Gelud!" tantangnya sembari mengejar Zikri yang sudah lari terbirit-birit.

Cukup! Habis sudah kesabaran Diki! Makhluk macam Zikri memang harus segera dibinasakan dari muka bumi ini! Diki sudah tak bisa bersabar lagi menghadapi makhluk dengan otak seukuran kuman itu. Saking kecilnya, Diki bahkan ragu otak kecil kebanggaan Zikri akan terlihat meski menggunakan Mikroskop ataupun Kaca Pembesar.

"Gelud sama gue! Baku hantam kita!"

Zikri terus menghindari kejaran Diki, "ampun, Kang kendang. Ampun! Zikri udah suka kedamaian. Zikri suka kerukunan, kagak suka lagi yang namanya baku hantam, Bang!" curhatnya seraya berlari.

"Musnah aja lo, Sendok Nyam-Nyam!"

"Lawak lo? Garpu Pop Mie!" dan sempat-sempatnya Zikri membalas lontaran dari Diki padahal nyawanya sedang di ujung tanduk.

"Yeee, bangcat!" ucap Diki.

"Yeee, ancing!" Zikri menirukan gaya bicara Diki.

"Tutup mulutmu, makhluk durjanam!" Diki melepas sarung kebanggaan Bapaknya yang sedari tadi membalut pinggangnya. Lalu,

Hap!

Mendarat dengan sempurna. Ke kepala...

Bukan.

NATA [Selesai]✓Where stories live. Discover now