02. Pangeran Astaroth

305K 15.5K 4.1K
                                    

"Christoff, aku masih menginginkanmu!"

Pria pucat bermata merah itu menatap dingin wanita yang sedang bertelanjang di balik selimutnya.

"Tapi aku sudah tidak menginginkanmu lagi!"

Christoff memakai jubahnya dan meninggalkan wanita yang juga berkulit pucat di tempat tidurnya begitu saja.

"Mau sampai kapan kau memperlakukanku seperti ini? Aku mencintaimu!"

Christoff menghentikan langkahnya di ambang pintu kamar karena seruan Valerian,

"Dan kau lebih memilih menikah dengan ayahku! aku pun sudah tidak perduli denganmu. Kau yang menyerahkan tubuhmu sendiri padaku, aku hanya menikmatinya saja." jawab Christoff dengan kejam.

Christoff melangkahkan kakinya kembali dengan jubah panjang menjuntai menyapu lantai yang ia pijak.

Christoff memasuki ruangannya yang sudah di tunggu oleh beberapa Abdi yang sudah seperti saudaranya sendiri.

Dengan gagah Christoff mendudukan dirinya di kursi kebesarannya.

"Apa ada berita penting sampai-sampai aku di ganggu dari kesenanganku?" tanya Christoff tanpa berekspresi, wajah dan suaranya begitu dingin membuat siapa saja yang mendengarnya merinding seketika.

Christoff mengedarkan pandangannya pada semua orang di ruangan untuk meminta jawaban.

"Kita kehilangan salah satu pemburu terbaik kita lagi, Demon!" ujar Zavad dengan was-was.

"Penyebabnya?" tanya Christoff dengan nada tidak ada keterkejutan sama sekali di dalamnya.

"Kehilangan nafas,"

"Itu hal yang sangat mustahil untuk makhluk seperti kita!" timpal Dimitri dengan cemas.

"Kita harus segera menemukan makhluk yang berhasil membunuh para pemburu terbaik kita, ini sudah ke 3 kalinya." sergah Nil tak kalah cemasnya.

Christoff hanya terdiam dengan pernyataan dari ketiga kerabatnya. Ia memainkan jemarinya dengan anggun di lengan kursinya.

"Igor, bagaimana menurutmu?"

"Kau pasti mempunyai pemikiran yang sama denganku. Hanya ada satu bidadari terkutuk di dunia ini yang dapat membunuh semua makhluk dalam sekejap." Igor menyeringai penuh arti pada Christoff.

-------

Christoff melangkahkan kakinya bersama Igor yang Setia mengikuti dari belakang.

Christoff memasuki sebuah ruangan yang di bukakan oleh para penjaga.
Masih dengan tanpa ekspresi, ia mendekati para tawanan berjumlah 3 orang yang akan segera menjadi mangsanya, para penghuni negri putih, bidadari.

"Hanya segini?"

Tanya Christoff menolehkan wajahnya pada Igor dengan nada remeh dan menatap Igor dengan menaikan satu alisnya.

"Itu karena Demon musnah."

"Terdengar pengecut memakai alasan seseorang yang sudah musnah!" cemo'oh Christoff.

"Bawa satu ke kamarku!"

--------

"Siapa namamu?" tanya Christoff yang lebih mirip sebuah perintah tak terbantahkan yang harus di jawab.

"I---Imelda tu---tuan..." ujar Imelda bidadari berambut pirang dengan takut sekaligus takjub menatap Christoff yang gagah dan tampan namun hawa mengerikan begitu kental pada diri Christoff.

Christoff yang sedang terduduk di kursi yang berada di kamarnya, memperhatikan Imelda dari atas sampai bawah seperti sedang menilai sesuatu.

"Buka seluruh kain yang melekat di tubuhmu!"

Dewi HamerraDonde viven las historias. Descúbrelo ahora