14. Pelarian sang Bidadari

199K 11.8K 619
                                    

Play list : In Your Hands - ost.  Cheongdamdong Alice

*****

"Tidak hanya wanita dari kaummu saja yang ia sukai di tempat tidur. Tapi dari kaum kami juga. Termasuk Ratuku sendiri, Valerian dan Putri bungsuku yang merupakan adik nya sendiri yang menjadi kesukaan Christoff untuk menemaninya di ranjang."

_________________________________________
_________________________________________


Hamerra sesekali menoleh ke belakang menatap ke arah kastil menyeramkan yang 2 bulan terakhir ia tinggali meskipun kastil itu sudah tidak terlihat.  Karena Hamerra sudah sangat jauh melangkahkan kakinya meninggalkan Astaroth.

Raja Salazar benar,  Hamerra memang harus pergi dari tempat yang bukan tempat tinggalnya. 

Tempat tinggalnya bukan kastil yang merupakan sarang iblis,  tapi istana Phonix, Negri putih.

Istana yang menjadi tempat tinggal dirinya,  keluarga dan kaumnya.

Dan Hamerra sangat membenci dirinya yang sempat terlena tinggal di sarang iblis itu.  Hamerra benci saat dirinya mulai menikmati kebersamaannya bersama Christoff.  Dan Hamerra sangat membenci iblis itu, iblis paling menjijikan yang pernah ia temui,  iblis paling mengerikan yang pernah ia kenal,

Hamerra sangat membenci Christoff.

Hamerra mengusap air mata yang tiba-tiba mengalir di pipinya ketika ingatannya berpusat pada Christoff.  Hatinya sesak ketika mendapati fakta jika Christoff hanya iblis berdarah dingin pemburu seks. 

Sangat rendah dan menjijikan!

Hamerra menghirup udara sangat dalam untuk menetralisir emosinya mengenai Christoff. 

Ada yang lebih menguasai hatinya dari emosinya terhadap Christoff yaitu ketakutan.

Hamerra memejamkan matanya sejenak untuk menetralisir ketakutan yang terus menggelayutinya sepanjang perjalanan. Ia kini berada di dalam hutan wilayah Negri Hitam di tengah malam menuju Phonix. 

Hamerra mengusap keringat di keningnya, keringat kecemasan dan ketakukan karena wangi tubuhnya yang akan mengundang makhluk penghuni hutan.

Meskipun tidak ada yang mengetahui jika kutukannya sudah lenyap dalam dirinya tapi Hamerra tetap saja merasa ketakutan dan was-was.

Hamerra berjalan dengan melihat ke kanan, ke kiri, kebelakang secara bergantian dengan tidak tenang.

AAUUUUU....

Hamerra menoleh cepat kebelakang ketika mendengar suara lolongan nyaring dari serigala.  Ia mengubah jalannya menjadi berlari kecil dengan jantung berdebar,

Ahh...

Hamerra terjatuh.

Kakinya tersandung akar pohon besar. 

Dengan cepat ia berdiri, ketika mendengar kembali sebuah lolongan dari serigala yang lebih keras dari sebelumnya. Bahkan tidak hanya lolongan dari satu serigala saja yang Hamerra dengar, tapi serigala itu saling bersahutan satu sama lain dengan kawanannya.

Ya Tuhan, 

Hamerra masih di wilayah hutan Negri hitam yang notabenenya hutan ini di huni oleh makhluk-makhluk Negri Hitam.

Ketika Hamerra mencoba berjalan,  ia kembali terjatuh karena kakinya tidak bisa menopang beban tubuhnya sendiri.  Kakinya terkilir. 

Nafas Hamerra memburu,  ia melihat kondisi kakinya yang membiru. 

Dewi HamerraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang