22. Berburu

166K 9.3K 244
                                    

Aku mencintaimu." ucap Hamerra.

Christoff membelai puncak kepala Hamerra dengan ekspresi datar. Kemudian ia meraih tangan Hamerra, menggenggamnya untuk berjalan bersama keluar dari kamar.

*****

Hamerra mencengkram lengan Christoff ketika mendapatkan berbagai tatapan tajam dari para abdi Christoff, saat dirinya dan Christoff menghampiri mereka yang sudah menunggu kedatangan sang pangeran untuk pergi berburu.

Hamerra menoleh dengan ragu pada Christoff, namun Christoff seperti tidak menghiraukan tatapan para abdinya, apalagi tatapan mereka bertambah tidak suka saat melihat jubah Christoff yang di kenakan oleh Hamerra untuk menyamarkan wangi dalam tubuhnya.

"Apa semuanya sudah siap?!"

"Sudah pangeran." jawab Nill. Iblis berambut pirang itu adalah salah satu Abdi terbaik Christoff yang hampir mati oleh sentuhan Hamerra.


Sepertinya sekarang ia sudah benar-benar pulih.

Kemudian para abdi Christoff menyisi untuk memberi jalan pada sang pangeran menuju hewan tunggangannya, seekor Sygron bernama Aslan, singa putih bermata merah menyala yang mempunyai sayap indah bak malaikat. Menyeramkan namun sangat menakjubkan.

Christoff melangkahkan kakinya menuju Aslan, Hamerra mengikuti langkah Christoff dengan masih berpegangan pada lengannya. Christoff tidak keberatan meskipun tatapan tidak suka di pancarkan secara terang-terangan oleh para abdinya, kecuali Igor yang tampak sudah terbiasa melihat keintiman antara Christoff dan Hamerra.

"Hai Aslan?!"

Sapa Hamerra kemudian pada tunggangan milik Christoff itu, namun hewan terbuas makhluk di semesta itu mengaum dengan sangarnya tidak menyukai sapaan hangat dari Hamerra, yang notabenenya masih asing di mata Aslan meskipun pernah menungganginya.

Hamerra yang mendapat sambutan tidak bersahabat dari Aslan, tampak terkejut dan ketakutan. Reflek, ia menyembunyikan dirinya di balik tubuh tegap Christoff.

Hamerra mengelilingkan matanya saat ia mendengar beberapa dengusan tawa tidak sopan dari para iblis di sekitarnya. Baiklah, sekarang ia menjadi bahan lelucon karena kekonyolannya.

"Jangan sok akrab dengan makhluk seperti Sygron. Ia bukan unicorn." sarkas Christoff menambah rasa malu pada Hamerra.

Hamerra mencubit pinggang Christoff dengan bibir cemberut, Christoff menoleh dengan senyum tipis di bibirnya.

Hal tersebut membuat para abdi Christoff saling adu pandang, karena senyum tipis yang terlihat tulus tersebut tidaklah pernah Christoff perlihatkan selama ini.

Hamerra mendelik pada Christoff dengan mencebirkan bibirnya. Christoff mengangkat sebelah alisnya, lalu ia menoleh kembali pada Aslan yang kini sedang menyalakan mulutnya seperti siap menyantap sesuatu. Hamerra menelan salivanya dengan kasar.

"Tenanglah...." Christoff mencoba menenangkan Aslan dengan mengelus surai putih hewan buas itu dengan lembut. Dan hewan bermata darah menyala itu terlihat menikmati sentuhan Christoff dengan memejamkan matanya.

"Apa ia sudah tidak apa-apa?" bisik Hamerra kemudian,

Christoff menggeleng kecil, "Kemarilah..."

Christoff meraih tangan Hamerra untuk kembali berdiri di sampingnya. Kemudian ia menuntun tangan Hamerra untuk membelai surai Aslan.

"A-aslan tidak akan menyantap tanganku kan?" tanya Hamerra dengan konyol namun ia serius dengan pertanyaannya itu.

Christoff tergelak. Ia mengusap sekilas puncak kepala Hamerra, lalu tanpa aba-aba Christoff menaikan tubuh ringan Hamerra ke atas tubuh Aslan, bersamaan dengan Christoff yang juga duduk di belakang Hamerra.

Dewi HamerraWhere stories live. Discover now