19. Elektra Sang Putri Astaroth

197K 10K 977
                                    

Hamerra memasukan potongan dagingnya ke dalam mulut, dengan tidak berhenti menatap Christoff yang tengah meminum cairan biru di dalam gelasnya. Mereka berdua sedang makan malam di balkon kamar Hamerra.

"A-apa itu darah bidadari?"

Christoff melirikan matanya pada Hamerra,  sebelum melirikan matanya pada gelas di tangannya.

"Unicorn."

Hamerra mematung di tempat. Unicorn adalah hewan yang begitu di dewakan oleh negri putih. Sekarang Hamerra merasa benar-benar pengkhianat bagi negrinya, bagi kaumnya, karena berada di tengah-tengah iblis pemangsa kaumnya. Hamerra tidak bisa berbuat banyak selain menyaksikan darah kaumnya yang sudah berada di dalam gelas. Ia juga seperti menikmati darah tersebut dengan makan malam bersama Christoff.  Dan yang lebih miris lagi, Hamerra jatuh cinta pada si penghisap darah dingin di hadapannya.

Hamerra menutup matanya untuk menetralisir segala perasaan yang berkecamuk dalam dirinya. Terlebih perasaan bersalah yang sangat kentara sekali di rasakan olehnya sekarang.

"Kau tersinggung?"

Hamerra membuka matanya, ternyata Christoff sedang menatapnya dengan sangat intens.

"Bagaimana pun mereka kaumku."

Jawab Hamerra dengan lemah. Ia mencoba memotong dagingnya kembali. Berusaha memakannya walaupun hatinya sangat sesak sekali.

"Aku membutuhkan darah unicorn untuk memulihkan seluruh tenagaku akibat racun serigala itu. Setelah kau pulih,  aku pun tidak memerlukannya lagi."

"Maksudmu?"

Christoff tidak menimpali, ia hanya meneguk darah unicorn di gelasnya sampai habis.

*****

"Kenapa menatapku seperti itu?"

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Kenapa menatapku seperti itu?"

Tanya Hamerra sedikit gugup saat Christoff memperhatikan Hamerra dari atas sampai bawah, tidak seperti biasa.

"Lama kelamaan kau seperti bagian dari kami."

Timpal Christoff dengan tersenyum kecil,  sembari membalikan tubuhnya,  berjalan keluar dari kamar Hamerra.  Hamerra menyusul dengan kakinya yang pincang dan tergopoh-gopoh. Iblis itu seperti bukan berjalan, melainkan melayang saking langkahnya yang lebar. Apa Christoff lupa jika sekarang Hamerra masih berjalan pincang?!

"Jaga bicaramu penghisap darah! Aku bidadari! Aku bukan bagian dari kalian,  meskipun aku bersamamu sekarang."

Hamerra membuang wajahnya, enggan menatap iblis arogan di depannya, meskipun itu hanya punggungnya saja.

BUGH!

Hamerra memegang dahinya karena terbentur sesuatu yang keras. Dada Christoff.

Hamerra mendelik tajam pada Christoff yang berdiri di hadapannya yang tengah menatapnya dengan alis terangkat angkuh.

Dewi Hamerraحيث تعيش القصص. اكتشف الآن