06. Taktik sang bidadari

264K 14.1K 555
                                    

"Christoff kau belum membunuhnya?" tanya Raja Salazar ketika mereka sedang menikmati hidangan bersama di meja makan dengan seluruh anggota keluarga. 

"Tidak."

"Tidak? Maksudmu kau tidak akan membunuh Dewi terkutuk itu." kini Ratu Valerian yang membuka suaranya. 

Christoff tidak mengindahkan ucapan dari  Valerian,  ia menyesap darah yang berada di gelas krital dengan tenang. 

"Christoff,  kasak kusuk yang kudengar kau banyak menghabiskan waktumu bersamanya, jangan bilang jika kau---"

"Jangan ikut campur."

"Aku, ayah mu!"

Christoff tersenyum miring,  dan menatap tidak suka pada Raja Salazar.

"Jangan ada yang berani menyentuh Hamerra di kamarnya jika tidak ingin berurusan denganku." peringat Christoff dengan mengedarkan matanya sekilas pada seluruh anggota keluarganya yang berada di meja makan.

"Christoff,  ia adalah seorang Putri dari kerajaan negri putih. Kita harus cepat melenyapkannya sebelum mereka menyadari kita menyekap Putri mereka."

"Tidak akan ada yang peduli jika mereka mengetahuinya pun." ujar Christoff tak acuh,  kemudian ia bangkit dari kursi dengan kasar sampai membuat beberapa diantara mereka ketakutan karena aura dingin yang terpancar dalam diri Christoff. 
Christoff melenggangkan dirinya dengan anggun. Jubah hitam yang menjutai menyapu lantai dengan kearogansian yang sangat kentara, sehingga membuat hampir semua kepala menunduk hormat padanya yang memancarkan kekuasaan nya di Astaroth.

*****

Hamerra memeluk lutut nya sambil memandangi langit gelap yang polos tanpa bulan atau Bintang bahkan awan di balkon kastil kamar sanderanya di Astaroth.  Tidak ada yang bisa ia lakukan untuk kabur karena semua di jaga ketat oleh kekuatan tak kasat mata di sekitar kamarnya.  Hamerra sempat melarikan diri dengan nekat melompat dari balkon,  tapi yang terjadi ia hampir mati karena sengatan pada tubuhnya.  Namun lagi-lagi Christoff menyelamatkannya dan di detik kemudian iblis itu menggagahi nya sebagai hukuman. 

Hamerra menghela nafas nya dengan pasrah. Selama tinggal di istana iblis ini,  sudah beberapa kali ia mencoba bunuh diri,  dan Christoff selalu berhasil menyelamatkannya.

Ada satu kejadian besar yang tidak di ketauhui oleh Christoff ataupun penghuni lainnya kecuali Meredith sang pelayan tua yang melayaninya.

Yaitu  jika kutukan Hamerra telah lenyap.

Hamerra kini bisa di sentuh dengan bebas selepas ia kehilangan kehormatannya. Hamerra menyadari kutukannya telah lenyap ketika tanpa sengaja dirinya menyentuh Meredith.

Ada perasaan senang dalam diri Hamerra, karena pada akhirnya kutukan itu telah usai menggerogoti hidupnya,  namun ia begitu sedih ketika menyadari jika dirinya sekarang menjadi pemuas nafsu pangeran iblis. Sekarang tidak ada yang berbeda kutukan itu melekat atau telah hilang dalam diri Hamerra, karena kini hidupnya benar-benar sudah seperti kutukan. 

Hamerra mendengar jika pintu kamarnya di buka dengan kasar. Ia menghela nafas pasrah. Tanpa harus melihat pun,  Hamerra mengetahui jika yang memasuki kamar nya adalah Christoff. 

"Sedang apa kau disitu?"

"Sedang mencari akal untuk kabur dari kastil terkutuk ini."

Dewi HamerraWhere stories live. Discover now