09. Perubahan sang Pangeran Kegelapan

262K 14.4K 789
                                    

Gak di edit, 

Happy Reading 💜

*****

"Christoff."

Hamerra menahan dada Christoff yang akan menggerakan pinggulnya,

"Lakukanlah dengan lembut... Kumohon..."

___________________________________
___________________________________

Christoff menghentikan gerakan pinggulnya,  matanya menatap tajam pada Hamerra.  Mata hijau itu berubah menjadi merah kembali,  menandakan jika Christoff marah dan tidak terima dengan permintaan Hamerra. 

Hamerra yang menyadari perubahan itu langsung memejamkan matanya, siap-siap menerima siksaan dari Christoff.

Hamerra membuka matanya cepat ketika ia merasakan cumbuan di lehernya,

"Chris..." bisiknya, 

"Diamlah atau aku akan berubah pikiran!" sergah Christoff dengan dingin. 

Hamerra mengangguk pelan,  dengan menelan saliva nya susah payah. Ia pun mulai memejamkan matanya kembali.

Christoff kembali membenamkan wajahnya pada lekukan leher Hamerra yang putih jengjang,  ia mencumbu leher dan dada Hamerra dengan begitu lembut,  sampai Hamerra tidak dapat menahan desahannya. 

Hamerra kembali membuka matanya ketika merasakan Chistoff menghentikan cumbuannya dan merasakan hembusan nafas memburu pria itu tepat di atas wajahnya. 

Untuk beberapa saat mereka berdua saling berpandangan dengan milik mereka berdua masih saling menyatu. 

"Merdu..." puji Christoff pada Hamerra dengan suara seraknya yang sudah di kuasai oleh gairah. 

Hamerra tersenyum kecil,  ketika menyadari 'merdu' yang Christoff maksud adalah suara desahannya karena gairah yang menyelimuti Hamerra akibat cumbuan lembut dari Christoff.

Christoff membelai pipi Hamerra dengan lembut,  lalu ia mencium pipi Hamerra dengan mulai menggerakan pinggulnya sangat perlahan dan hati-hati, 

"Ahh...." desah Hamerra,

"Ya..." Timpal Christoff dengan suara paraunya.

Christoff merebahkan kepalanya di dada Hamerra dengan menggerakan terus pinggulnya sedangkan tangannya menangkup dada Hamerra dengan memainkan puncak nya. 

Desahan demi desahan keluar dari bibir Hamerra ketika Christoff mempercepat ritme gerakannya namun masih lembut, membuat Hamerra untuk pertama kalinya bergairah bercinta dengan iblis itu.  Apa ini bercinta yang sesungguhnya?! Begitu nikmat seperti melayang ke atas surga...
pikir Hamerra.

Hamerra tersenyum hambar,  ketika ia menyadari jika yang menggagahinya sekarang adalah makhluk paling terkutuk dan menjijikan di semesta,  dan bodohnya Hamerra begitu menikmati cumbuan Christoff kali ini. 

"Ahh...."

Hamerra mendesah panjang ketika ia merasakan orgasmenya,  sedangkan Christoff mengerang tertahan ketika ia mengeluarkan cairan gairahnya di perut Hamerra dengan nafas tersengal. 
Satu hal yang tak pernah Christoff lakukan saat mereka bercinta adalah mendesah. 

Dewi HamerraWhere stories live. Discover now