04. Penyekapan sang Bidadari

267K 16.2K 541
                                    

ISTANA PHONIX

"Apa sudah ada kabar mengenai putriku?" tanya Raja Elios pada perdana mentri Adolf.

"Maafkan hamba yang mulia, kami belum mendapatkan titik terang mengenai keberadaan Putri Hamerra."

"Ini sudah 2 hari semenjak Hamerra menghilang, dan kita belum mendapatkan titik terang sama sekali." Raja Elios mengusap wajahnya dengan prustasi.

"Maafkan kami yang mulia, kami akan lebih berusaha semaksimal mungkin mencari Putri Hamerra. Tapi hamba mendapatkan informasi kalau Putri Hamerra sering menyelinap keluar istana setiap tengah malam, ia biasanya akan kembali menjelang subuh."

"Ya Tuhan... DAN PARA PENGAWAL ISTANA MEMBIARKANNYA?" gelegar Raja Elios.

"Para pengawal ketakutan karena ancaman sang Putri, Yang Mulia."

Raja Elios menarik nafasnya dengan berat. Ia mengerti pasti putrinya tersebut menggunakan kutukan yang ada pada dirinya untuk menakuti para pengawal istana.

"Sepertinya Putri Hamerra begitu penasaran dengan dunia luar, karena selama ini ia tidak pernah di izinkan untuk melihatnya." lanjut Perdana Mentri Adolf, mengabaikan tatapan tajam dari Ratu Antonite.

"Itu salahku, siapapun akan memberontak jika di kurung seumur hidup di menara tertinggi istananya sendiri." aku Raja Elios dengan menatap datar pada istrinya yang tengah duduk di sebelahnya.

"Kau menyalahkan aturan yang ku terapkan pada Hamerra? Hamerra adalah aib untuk kerajaan kita Elios. Harus kau ingat itu!"

"Jaga mulutmu, bagaimanapun ia Putriku dari Ratu pertamaku! Seharusnya kau lebih bisa menghargainya, jika saja Hamerra tidak mempunyai kekurangan. Hamerra lah yang berhak menggantikanku kelak."

Ratu Antonite menatap geram pada Raja Elios. Ia menahan dirinya untuk tidak membalas perkataan suaminya yang tajam. Ratu Antonite memilih untuk pergi dari aula kerajaan.

Raja Elios menatap kepergian Ratu Antonite dengan tajam, ia menghela nafasnya untuk menetralisir emosinya terhadap sang Ratu, yang selalu tidak pernah bersikap adil pada Hamerra selama ini.
Kemudian Raja Elios menolehkan wajahnya kembali pada Perdana Mentri Adolf.

"Kapan Ares kembali?"

"Besok Ares akan tiba di Istana. Setelah berita menghilangnya Putri Hamerra, saya langsung memerintahkan Ares untuk segera kembali."

"Baguslah. Ku harap Ares bisa menemukan Hamerra. Bagaimanapun Putramu yang paling mengerti Putriku."

Perdana mentri Adolf menganggukan kepalanya mengerti.

"Hamba juga berharap seperti itu yang mulia."

*****

ISTANA ASTAROTH

Hamerra membuka matanya dengan susah payah, ia mengerjap-ngerjap kan matanya karena rasa sakit yang menyerang kepalanya tiada tara. Hamerra kemudian mampu membuka matanya dengan sempurna. Ia terkejut karena berada di tempat asing yang begitu suram dan gelap.

Hamerra memejamkan matanya dengan sangat rapat mencoba mengumpulkan kepingan puzzle ingatannya.

Hamerra mengingat jika terakhir kali ia tengah di cekik oleh sang iblis berdarah dingin menggunakan kekuatan gelapnya, lalu Hamerra menggenggam tangan si iblis itu dan setelah itu ia merasakan benda tumpul menghantam wajahnya.

Hamerra meraba keningnya yang terluka.

"Ahh..." ringis Hamerra kesakitan. Ia juga
merasakan darah yang sudah mengering disekitar wajahnya.

Dewi HamerraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang