11. Perhatian Sang Pangeran Kegelapan

240K 14K 850
                                    

Play list : please say something - ost. Two Worlds

*****

"Beberapa hari ini aku akan pergi dari Astaroth."

Gumamnya dengan ibu jari mengusap bibir Hamerra lembut.

____________________________________
____________________________________

"K...kau mau kemana?"

Tanya Hamerra sedikit gugup,  karena ini pertama kalinya Christoff bisa di bilang  pamit pada Hamerra ketika akan pergi keluar dari Astaroth.

Christoff tidak langsung menjawab, ia bangkit dari paha Hamerra dan menatap datar air terjun yang menjadi pemandangan di depannya. 

"Kau tidak perlu tau."

"Kalau aku tidak perlu tau,  untuk apa kau memberitahuku akan pergi."

"Aku hanya khawatir kau akan menungguku setiap hari di kamarmu."

Christoff melirik sejenak pada Hamerra sebelum menatap kembali ke depan. 

"Selain menyeramkan, kau terlalu percaya diri."

Christoff tersenyum miring, 

"Aku sengaja membawamu ke tempat ini,  agar kau mengetahuinya."

"Maksudmu?"

"Aku akan cukup lama pergi. Dan selama aku pergi jika kau sedang bosan di kamarmu,  kau bisa mendatangi tempat ini."

Hamerra terdiam,  ia menatap wajah Christoff lekat dari samping. 

"Kau sedang tidak merencanakan sesuatu kan?" selidik Hamerra dengan memicingkan matanya pada Christoff. 

Christoff yang menyadari hal tersebut menolehkan wajahnya pada Hamerra dengan menaikan satu alisnya.

"Kau.... Tidak sedang merencanakan hal buruk padaku kan di balik sikapmu yang berubah drastis seperti ini?"

"Hal buruk? Seperti apa? Menyihir? Menyiksa? Meracunimu? Memperkosamu? Sudah ku lakukan semua. Dan aku bukan pengecut yang akan sembunyi-sembunyi untuk melakukannya. Apalagi harus berbuat baik hanya untuk berbuat jahat yang hanya membuang waktu."

"Aku kan hanya bertanya. Berjaga-jaga juga harus. Di sekelilingku sekarang adalah sekumpulan iblis menyeramkan. Dan di sampingku adalah iblis paling kejam."

Hamerra menyengir tidak berdosa ketika Christoff mendelikan matanya dengan tajam pada Hamerra.

Hening. 

Untuk sesaat tidak ada suara yang keluar dari mulut Hamerra ataupun Christoff.  Yang terdengar hanya suara gemericik air yang di mainkan oleh kaki Hamerra. 

"Aku menyukai tempat ini. Tapi aku tidak berani kesini jika tanpa kau." seru Hamerra memecahkan keheningan. 

"Terlalu menyeramkan ketika aku harus melewati para penghuni kastil untuk menuju tempat ini. Jadi lebih baik aku menunggumu sampai kau kembali di kamarku saja."

Lanjut Hamerra ketika Christoff tidak kunjung menimpali pernyataannya. 

"Kenapa kau harus takut? Jika sesuatu terjadi padamu, kau bisa menggunakan kutukanmu seperti dulu saat kau berhasil menewaskan beberapa abdiku."

"Tetap saja penghuni Astaroth terlalu banyak untuk bisa ku taklukan sendiri."

Elak Hamerra,  padahal yang ia takutkan adalah kutukannya yang menghilang. Jika para penghuni Astaroth langsung membunuhnya, Hamerra akan sangat berterima kasih. Tapi jika ia di perkosa sebelum di bunuh,  itu terlalu mengerikan sampai Hamerra merinding sendiri membayangkannya. 

Dewi HamerraWhere stories live. Discover now