03. Musuh sang bidadari

257K 14.7K 448
                                    

Hamerra sedang berjalan dengan anggunnya menuju pintu keluar istana. Ini adalah kebiasaannya menyusup di tengah malam menjelang pagi untuk melihat dunia luar selain istana nya.

Ya, Hamerra selalu melakukannya saat tengah malam dimana para penghuni istana sedang terlelap. Karena ia memang tidak di izinkan untuk keluar dari istana atas perintah Ratu Antonite. Sedangkan para penjaga istana akan mempersilahkan dirinya tanpa pencegahan yang berarti. Hamerra hanya memberikan sedikit ancaman pada mereka dengan kutukannya untuk mengizinkan nya keluar istana dan tidak menyebarkannya.

Hamerra berjalan sendirian di malam yang dingin menyusuri hutan belantara, ia tidak pernah takut akan sesuatu yang akan mengancam hidupnya, karena makhluk penghuni lain nya akan menjauh dengan sendirinya hanya karena mencium wangi tubuhnya saja.

Namun pikiran nya melayang pada kejadian 2 minggu yang lalu, Hamerra kembali telah melenyapkan salah satu makhluk semesta, kali ini iblis berdarah dingin dan kejadian ini sudah yang ke 3 kalinya. Hamerra melakukannya karena ia menolong para bidadari yang di culik oleh para pemburu iblis itu untuk di jadikan mangsa mereka. Hamerra menghilangkan jejaknya sendiri dengan menggunakan kekuatannya yaitu menghilangkan ingatan para bidadari yang ia selamatkan, agar tidak mengingat kehadiran dirinya yang menolong mereka.

Itu adalah salah satu kekuatan yang dimilikinya, menghilangkan ingatan seseorang. Dan tidak ada yang mengetahui kekuatannya tersebut, kecuali ibu kandungnya, Ratu Casandre yang sudah meninggal.

Setelah menyembunyikan diri selama 2 minggu, Hamerra kembali memberanikan diri untuk berjalan-jalan seperti sekarang.
Hamerra menuju danau kesukaannya.
Ia akan duduk di atas batu besar yang berada di tengah-tengah danau dan memandangi bulan Purnama yang di temani taburan Bintang kecil yang sangat Indah.

Hamerra berjongkok di atas tanah mengeluarkan sayap tak kasat matanya menjadi terlihat dan merentangkan ke-dua sayap indahnya untuk bersiap terbang menuju batu di tengah danau.

Akan tetapi, ketika ia akan terbang, Hamerra mengurungkannya karena melihat makhluk berjubah serba hitam mendarat mendahuluinya di atas batu yang ia tuju

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Akan tetapi, ketika ia akan terbang, Hamerra mengurungkannya karena melihat makhluk berjubah serba hitam mendarat mendahuluinya di atas batu yang ia tuju.

Hamerra berdiri, ia memejamkan matanya untuk berkonsentrasi menggunakan Indra penciuman nya yang tajam, untuk mengetahui makhluk apa yang menyinggahi tempat kesukaannya itu.

Hamerra membuka matanya seketika ketika menyadari jikalau makhluk itu, adalah Iblis berdarah dinging, penghisap darah para bidadari dan makhluk lainnya.
Hamerra segera menyembunyikan dirinya di balik pohon untuk memperhatikan gerak gerik iblis itu.

Iblis itu menegakan wajahnya menghadap sinar rembulan, dan hal tersebut membuat Hamerra sedikit membuka mulutnya dari balik cadar karena iblis tersebut sangatlah tampan dengan wajah yang begitu bersinar, sangat berbeda dengan iblis berdarah dingin yang telah ia lenyapkan cenderung memiliki kulit suram, sangat menggambarkan sosoknya yang gelap.

Dewi HamerraWhere stories live. Discover now