Part 27

4.3K 168 4
                                    

HOLLA READERS!!
Masih semangat buat baca cerita ini ga??!!. Semoga aja ya!!!.

Lanjutannya nih. Belum ending ko. Masih banyak masalah si Clara mah. Tenang aja ya!!!.

HAPPIREDING!!!

🌻🌻🌻

Clara menatap Rio yang sedang duduk di sofa dengan serius. Pria itu sudah tenggelam dengan dunianya sendiri. Dan Clara merasa terabaikan sekarang. Clara menghela nafasnya lelah. Seorang Rio Alterio tetaplah Rio sang suami yang dinginnya tak tertolong. Padahal Clara sedang lapar sekarang.

"Rio!. Tutup laptopnya sekarang dan kita makan atau gak aku yang nutup laptop itu?!."

Rio terlonjak dan segera mematikan laptopnya. Padahal ia hanya melihat jadwal penerbangannya seminggu ke depan. Baru 1 jam ia berada di sofa itu dan Clara sudah mencak-mencak tak jelas. Bagaimana jika seharian?.

"Iya Clara. Ini sudah. Ayo makan."
Rio berjalan menuju pintu kamar mereka dan lagi-lagi meninggalkan Clara yang melongo di kamar mereka.

Sebenarnya yang perempuan dia atau Rio sih?. Ko yang minta diperhatiin dia mulu!!.

Clara menggerutu. Namun, mau tak mau ia tetap mengikuti langkah Rio untuk makan di luar. Di meja makan Clara semakin tak habis pikir. Pria itu sudah memakan makananya dengan lahap.

Sabar ca..

"Besok aku ada penerbangan pagi sekitar jam 9 dan sepertinya aku tidak kembali sampi 3 hari ke depan."

Clara diam dan meletakkan sendok serta garpunya di atas piring dengan gerakan slow motion. Pasalnya Rio baru pulang kemarin dan dia ingin pergi lagi. Apa tadi dia bilang? 3 hari?. Yang benar saja.

"Aku rasa sebaiknya kamu berhenti menjadi pilot Rio. Maksudku.."
"Apa?!. Kau sedang bercanda Clara?."

"Tidak. Ini pendapatku. Kita masih bisa hidup dengan berkecukupan tanpa pekerjaan pilotmu itu. Kau bahkan bisa fokus ke perusahaanmu. Aku merasa..."

Belum selesai Clara berbicara, suara dentingan sendok yang dihempaskan membuat ia terkejut.

"Pilot adalah impianku dari kecil Clara. Aku mati-matian menghabiskan ratusan juta untuk mencapai itu dengan mudahnya kau menyuruhku untuk berhenti. Tidak untuk sekarang Clara."

Hening...
Clara memilih tak menjawab dan melanjutkan acara makannya itu. Dua bulan sudah berlalu semenjak kejadian terakhir yang membuat Clara kembali jatuh dan mempertahankan pernikahannya. Masalah Catrine. Rasanya tak ada yang berubah. Kalaupun ada, mungkin hanya beberapa persen.

Terkadang Clara berfikir, bagaimana bisa kisah perjodohan di novel yang biasa Clara baca itu berakhir begitu manis. Kata orang cinta tumbuh karena terbiasa. Apakah Rio mencintai Clara?. Clara tak tau. Setiap hari Clara hanya menunggu Rio pulang. Mengawatirkan suaminya itu. Apakah Rio selamat? Apakah Rio sudah makan? Rio sedang apa?. Belum lagi pikirannya melayang kepada pramugari yang setiap hari mengelilingi Rio. Bahkan Clara yakin pramugari-pramugari itu lebih sering bertemu dengan Rio dibanding Clara.

Apakah keputusan Clara memaafkan Rio sudah benar?. Clara tak tau. Tapi Clara masih berharap ada sedikit harapan. Semoga.

"Aku hanya berpendapat Rio. Kalaupun kau tak ingin tak apa. Aku hanya mengawatirkan keselamatanmu."

Clara berucap sambil menaruh piring kotor di wastafel sambil mencuncinya. Clara melap tangannya dengan tisu lalu menyusul Rio yang masih duduk di meja makan. Clara berhenti di samping Rio menyandarkan badannya di pinggiran meja menghadap Rio.

Clara menghembuskan nafasnya dengan berat.
"Kemarikan tanganmu."

Clara menunduk, menatap Rio bingung. Tangan? Untuk apa?. Tapi Clara tetap menyerahkan tangannnya ke hadapan Rio. Rio mengambil tangan Clara lalu memsangkan gelang cantik tapi dengan bentuk klasik. Dan hal itu cukup membuat Clara terkejut.

"Ini?."
"Untukmu. Kemarin aku terakhir terbang ke Spanyol dan menemukan gelang itu. Harganya memang tidak mahal tapi bentuknya unik. Maafkan aku jika belum bisa membahagiakanmu Ca. Aku tau kau kesepian. Tapi aku tak bisa meninggalkan pilot begitu saja."

Clara meremas tangan Rio yang tadi memasangkan gelang untuknya. Clara tersenyum hangat.

"Terimakasih. Gelang ini. Aku menyukainya. Aku tau dan berjanjilah untuk tetap selamat saat pulang."
"Ya aku berjanji."

Rio bangkit lalu menggendong Clara sampai terdengar pekikan dari wanita itu.

"Rio. Aku berat.. Turunkan ak.."
"No honey!. I miss you so much. Dan kita akan membuat Alterio junior sekarang agar kau tak kesepian di rumah. Oke?"

Clara merona malu. Dan malam itu terjadi penyatuan rindu dari dua insan Tuhan yang saling mencintai ddngan cara mereka sendiri.

🌽🌽🌽

OK skip aja penyatuannya. Ntar ada bocah susah. Ahahahah

Sudah ya sekian dari saya. Babhay readers🌹🌹🌹

ClaRioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang