~Chapter 16~

130 19 5
                                    

"Lu mau bawa gue kemana sih? Sampe nyuruh gue ninggalin mobil di sekolah," ucap Vox yang asik memeluk pinggang Grey dari belakang. Loh ini buat keamanan bukan karena dia mau, mungkin.

"Kita sudah sampai, turunlah!" Perintah Grey dan ketika Vox turun, ia baru menyadari mereka berada di pemakaman dan Vox sadar siapa yang ingin ditunjukkan Grey untuknya.

Grey berjalan ke dalam disusul Vox yang berjalan di belakangnya hinhga Grey terdiam di hadapan satu batu nisan yang tertulis nama 'Jennifer'.

"Halo kak! Maaf, Grey baru bisa kunjungi kakak hari ini," ucap Grey sambil mengelus batu nisan itu.

"Aku mau kenalin seseorang sama kakak, dia Vox, adik ipar kakak kalau kakak mau tau," ucap Grey tanpa mengalihkan pandangannya sehingga dia tidak tau Vox sudah menatapnya terharu.

"Dulu aku selalu berpikir bahwa cinta itu hanay mendatangkan keburukan dan setelah bertemu dengannya, aku sadar kalau ya cinta lumayan juga lah."

"Halo kak! Kenalin aku Vox pacar Grey dan ya tadi kakak sudah dengar Grey ngomong seperti itu," ucap Vox yang akhirnya ikut berjongkok di sebelah Grey.

"Aku harap kakak bisa bahagia disana dan pastinya kakak ikut bahagia melihat Grey yang sekarang," lanjut Vox dan Grey tersenyum.

"Sekaligus kak, Vox mau curhat, adik kakak yang satu ini jahil banget, nakal, suka ganggu, keras kepala," ucap Vox bertubi - tubi membuat Grey yang disebelahnya menatap Vox marah.

"Tapi, walaupun begitu, dia tau dia sayang padaku dan dia benar - benar menjagaku dengan baik. Kakak pasti bangga punya adik kayak Grey."

"Kita pergi dulu ya kak, aku harus bertanggung jawab untuk nganterin anak yang satu ini pulang. Ayo!"

Grey akhirnya berdiri dan berjalan keluar dari pemakaman.

"Kayaknya gue udah mulai suka lo beneran deh, lo sih!" Ucap Vox ditengah perjalanan mereka.

"Lah kok gue? Kan lo yang suka," ketus Grey tak terima.

"Habis sikap lo bikin gue baper melulu, pokoknya lo tanggung jawab. Jadi pacar sungguhan gue ya?"

"Lo nembak gue kedua kali nya? Ok, karena gue orang yang baik dan gue kasihan sama lo maka gue terima."

"Gue tau lo juga suka sama gue, bohong melulu" ucap Vox dengan senyum jahil di wajahnya walaupun dia yakin Grey gak bisa liat sekarang, secara Grey berjalan di depannya.

"Gue gak su--"

"Jangan bohong!"

"Ya ya, karep. Btw, lo nembak gue gak romantis amat di pemakaman," ucap Grey membuat Vox emmukul punggungnya.

"Dih! Seharusnya lo yang nembak gue, malah ceweknya yang nembak dulu."

"Kan antimainstream, sayang!"

"Heh? Lo ngomong apa tadi?"

"Cebol!"

"HEHHHH!!!"

Vox terus saja cemberut bahkan ketika mereka sudah sampai di luar pemakaman dan bersiap untuk pulang menggunakan motor.

"Cemberut melulu, gue doain jadi bebek baru tau rasa," sahut Grey ketus.

"Ih! Gak peka amat, pakein jaket ke gue giru loh, kan gue pengen ngerasain juga kayak di film - film," ucap Vox kesal sambil melirik sinis Grey.

"Nih!" Ucap Grey melempar jaketnya yang Vox tangkap.

"Pakein dong, gimana sih? Kalau lo seperti ini gimana lo bisa raih hati cewek coba."

"Lo punya dua tangan yang berfungsi dengan baik, pakek sendiri. Lagipula tanpa gue bersikap sok romantis, lo udah demen sama gue."

Vox menggenakan jaket Grey yang kebesaran itu lalu memukul punggung Grey, "Jangan jujur - jujur amat napa."

Vox dapat mencium wangi khas Grey yang memang tak memakai parfum itu, duh bau keringat Grey, pengen dijadiin barang pembawa mimpi indah ini. Eh!

"Cepetan woy, gue tinggal baru tau rasa," ketus Grey dan Vox kemudian naik sambil menyenderkan badannya ke punggung Grey yang hangat itu. Haduh, kacian para jomblo diluar sana.

Setelah sampai di depan rumah, Vox segera turun dari motor dan tersenyum lebar pada Grey.

"Berarti besok lo jemput gue kan?"

"Hmmm..."

"Jahat, cuma dijawab begitu doang," ucap Vox lalu masuk ke dalam rumah tapi, langkahnya terhenti ketika Grey memegang tangannya.

"Ahhhh! Lo pasti pengen lama - lama sama gue kan, mangaknya lo cegah gue masuk. Gue tau kok, Vox emang anak ngangenin," ucap Vox sambil mengedipkan mata berulang kali dan senyum pedenya.

"Gue minta jaket gue balik," ucap Grey dengan dingin dan senyum Vox langsung kesal.

"Nih!" Sahut Vkx sambil mengembalikkan jaket milik Grey padahal dia sudah berencana akan tidur dengan jaket itu.

Lalu Vox membalikkan badan hendak masuk ke dalam tapi, Grey kembali menahan tangannya.

"Apa lagi? Lo mau minta helm lo balik," ketus Vox sambil melirik sinis.

"Nah! Tuh lo tau, helm gue masih di kepala lo."

Vox mendengus kesal, "Nih! Gue balikin semuanya."

Vox hendak masuk kembali tapi, dia hampir terjungkal ke belakang ketika Grey menariknya dan cup~~~

"Gitu doang kok ngambek," ucap Grey dengan senyum jahil tak memerdulikan muka Vox yang sudah semerah kepiting rebus.

"Ahhhh Greyyyy, lo jangan bikin gue melting dongg."

VoxGreyWhere stories live. Discover now