~Chapter 18~

124 20 2
                                    

"Lama - lama nih rumah jadi rumah kedua gue," ketus Grey yang sedang memerhatikan Vox yang sedang masak dengan riang itu.

Vox menoleh pada Grey dan tersenyum cengengesan tak bersalah, secara dia yang mengundang Grey datang ke rumahnya lagi.

"Lo ngundang gue kesini cuma buat liat lo masak?" Tanya Grey tak percaya dengan pacarnya yang satu ini.

"Ini biar menyakinkan lo kalau emang gue calon bini yang pinter, bangga kan lo punya pacar kayak gue?" Ucap Vox sambil terus memotong bawang dengan senyum pede.

"Hmmm.. iya, gue bangga kok, ya," jawab Grey dengan malas padahal dia tadi lagi tiduran di kasurnya sambil bermain game dan makan cemilan enak.

"Ihhhh gitu amat sih! Tenang aja, kali ini bukan cuma nasgor doang, gue udah
upgrade."

Sementara Vox masih asik memotong bahan makanan, Grey sedang asik menonton video dari hpnya tak berniat melihat aksi Vox.

"Auchhh!"

Rintihan sakit yang Vox ucap membuat Grey menoleh dan melihat Vox yang sedang memegang jarinya yang mengeluarkan darah itu.

"Duh! Lo kalau gak bisa masak, gak usah coba - coba mangkanya. Tambah lukain diri lo sendiri kan? Nyusahin banget sih," sahut Grey yang langsung ikut membantu Vox.

Grey pergi dari dapur entah kemana dan kembali membawa kotak P3K yang entah dia temukan dimana. Dengan hati - hati Grey membersihkan luka Vox itu.

"Darimana lo tau letak P3K di rumah gue? Selama ini, gue aja baru tau gue punya," ucap Vox yang memerhatikan Grey.

"Entah, feeling aja, tiba - tiba ketemu."

"Grey, emang gue nyusahin banget ya hingga lo ngomong kayak gitu? Gue kan hanya berusaha," ucap Vox lirih membuat Grey menghentikkan pergerakannya.

"Ya, lo emang nyusahin mangkanya jangan sakitin diri lo sendiri walaupun gak sengaja demi gue. Tanpa lo blajar masak sekalipun, gue tetap cinta sama lo," kata Grey dengan cepat.

Pipi Vox memerah dan mulai menghangat, duh! Pacarnya yang satu ini emang sesuatu kok.

Vox kemudian melihat kotak P3K yanf diambil Grey saat itu kemudian mengernyitkan dahi bingung.

"Gue yakin banget kalau kotak itu gak pernah ada di rumah gue, jangan - jangan..."

"Apaan!? Jangan pikir aneh - aneh," sahut Grey ketus. Setelah memberikan plester luka sebagai pengobatan terakhir, Grey memasukkan obatnya kembale ke kotak.

Vox memerhatikan Grey dengan seksama dan kemudian ia baru sadar ada sebuah tulisan di kotak P3K itu yang membuatnya tersenyum sambil melirik Grey.

"Ahhh! Dodol! Kotak itu punya lo ternyata, tuh ada nama lo disana," ucap Vox sambil menunjuk dengan jari telunjuknya.

Grey melihat tulisan itu dan kemudian berdecih, ia ke ruang tamu dan kembali ke dapur.

"Jadi diam - diam lo sengaja bawa itu karena khawatir sama gue ya, ya ampun Grey, romantis banget sih," kata Vox sambil tersenyum jahil dan menyenggol pelan pundak Grey.

VoxGreyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora