31. Jauhin atau?

5K 638 49
                                    

"Kalo lo bisanya cuma nyakitin Jenna, mending ngundurin diri aja jadi pacar—"

Bughhh!

Bughhh!

Bughhh!

Dan wajah ganteng Taehyung sukses babak belur lagi karena seorang Jeon Jungkook. Terkekeh remeh setelah Taehyung membalas tinjuan super lemahnya— tak berasa sakit sedikitpun di badan kekar Jungkook.

"Jeon-Jungkook-stop!!" pun membuat Jenna ikut dalam pertarungan sengit mereka, melerai dan membawa Taehyung menjauh dalam kondisi mereka berdua yang sama-sama masih mabuk.

Jungkook terkekeh remeh lagi dengan sorotan mata yang jelas sedang menahan amarahnya setengan mati. Nggak bisa percaya kalau lagi-lagi pacarnya lebih belain sahabatnya ketimbang dirinya.

"Oke. Oke kalau memang itu mau kamu," ucap Jungkook, "semoga kamu nggak pernah nyesel, Jenn" Jungkook lalu pergi, menutup pintu apartemen dengan sangat kencang untuk melampiaskan segala rasa kesalnya. Tanpa sedikitpun Jenna maupun Taehyung tau arti dari ucapan Jungkook yang sebenarnya.

Dan nggak lama kemudian Wonwoo keluar dari toilet, terbelalak kaget ketika mendapati wajah Taehyung yang babak belur dan Jenna yang sedang menangis sesenggukan karena nggak tau mau ngapain.

"Nyesel gue boker kelamaan," guman Wonwoo yang lalu menelepon Jimin meminta bantuan.

.
.
.
.
.
.

08.30 AM KST

       Jenna sedang berusaha mengangkat kelopak matanya dengan susah payah. Berat sekali, sulit disibak, seakan sedang ada banyak monyet yang bergelantungan di bulu matanya. Namun untungnya, cahaya pekat yang kini menyeruak dari luar seolah mendorong kelopak matanya, membantunya terbuka.

"Kelapa gue... Akh, pusing—" desisnya pelan. Wajahnya meringis, merasakan kepalanya seperti tertindih batuan besar dan perutnya yang terasa mual. Meskipun gitu, Jenna masih berusaha buat mengingat apa yang terjadi tadi malam. Tapi ingatannya cuma sampai dimana dia, Taehyung dan Wonwoo saling curhat dan berakhir dia sendiri yang nangis. Setelahnya dia nggak tau apa-apa lagi.

"Jeon!" satu orang yang terbesit di pikirannya, si pacar yang kemarin sempat bikin dia sedih.

Dengan susah payah, Jenna mencari ponselnya yang untungnya hanya tergeletak tak jauh dari kasurnya. Setelah ponselnya dalam genggamannya, Jenna mengeryitkan alisnya bingung, "tumben dia nggak ada telepon atau chat gue satupun?"

Dan tanpa basa-basi lagi, dia mau kuat-kuatin buat nyamperin ke apartemennya Jungkook yang hanya berjarak lima langkah dari apartemennya. Tapi sebelum itu, dia ngambil minum dulu di dapur dan kembali bingung karena semangkuk sup buat pereda rasa mabuk itu tergeletak dengan manisnya di meja makan— masih hangat.

Jenna pun tambah yakin, pasti sup itu Jungkook yang masak. Mengingat bagaimana Jungkook sangat hafal dengan kadar toleransi alkohol Jenna yang sangat rendah.

Hati Jenna kembali menghangat lagi, entah kenapa selalu seperti itu. Gampang luluh, gampang sekali buat jatuh cinta lagi dan lagi pada Jungkook-nya. Hanya dengan tindakan manis yang sialnya bisa bikin sebel jadi rindu setengah mati seperti sekarang ini.

Tapi sedetik kemudian senyum Jenna pudar, menghilang entah kemana karena dia melihat sticky note tertempel di pintu kulkas miliknya.

"Supnya di makan sebelum lo mandi, kalo masih pusing gausah berangkat kuliah dulu. Gue yang bakal TA-in. Lo istirahat aja dirumah. Soal Jungkook, biar gue dan anak-anak yang urus."

-Park Jimin-

Sial. Jenna mendadak pusing lagi. Rasanya berat banget buat melangkah ke apartemennya Jungkook hanya sekedar buat nyapa pacarnya sendiri. Ditambah Jimin yang bilang kalau "soal Jungkook biar Jimin dan anak-anak yang urus".

Jadi sebenarnya, diantara Jenna dan Jungkook itu terjadi apa? Kenapa teman-temannya harus ikut campur dalam hubungannya? Sebenarnya semalam terjadi hal besar apa yang membuat mereka menjadi rumit lagi?

Tanpa mau ambil pusing dengan penyimpulan sendiri, dia akhirnya duduk dan mulai memakan sup pereda mabuknya. Enak sekali, sepertinya bukan Jimin yang memasaknya.

.
.
.
.
.

11.05 AM KST

"Wow!" desis Taehyung terkagum ketika melihat lukanya lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Wow!" desis Taehyung terkagum ketika melihat lukanya lagi. Benar-benar sebal karena kini dia jadi semakin dianggap "Bad Boy" karena mukanya kembali bonyok, "babak belur gini pun gue masih ganteng," pujinya pada diri sendiri.

Jimin dan Wonwoo hanya bisa memutar bola matanya malas. Menahan kepalan tangannya agar tak ikut melayangkan tinjuannya pada Taehyung.

"Jadi sebenernya lo ada masalah apa sama Jungkook?" tanya Jimin.

Taehyung tersenyum kotak, mengerlingkan sebelah matanya, "aduh jadi terharu temen gue pada perhatian gini," dia lalu pura-pura nangis.

Pletak!

Satu jitakan mendarat dengan mulus dikepala Taehyung, untung aja ini bukan lagi di kartun shinchan yang sekali jitak langsung keluar benjolan bertumpuk-tumpuk.

"Hahaha! Oke, oke! Tapi serius gue nggak inget— ingetnya cuma pas Jenna nangis dan meluk gue— eits! No tampol-tampol lagi bosku" Taehyung angkat tangan, melangkah mundur, menghindar dari kepalan tangan kasar Jimin dan Wonwoo yang siap buat nampol dia.

"Oke gue ngaku! Sebenernya tadi malam gue nggak bener-bener mabuk, hanya mabuk dikit banget, masih sadar karena gue nggak mau sesuatu yang nggak gue inginin terjadi," Jimin dan Wonwoo ngangguk meskipun juga gemas, "lalu entah kapan gue nggak tau pastinya, Jungkook sialan itu dateng sambil misuh-misuh ketika Jenna meluk gue sambil nangis" diam sejenak, "dan yea, kalian lihat sendiri kan apa yang terjadi ke gue, babak belur bro!"

Oh jadi gitu.

Lagi-lagi ini buat pusing Jimin dan Wonwoo. Masalah seperti itu harusnya sepele, tapi mengingat Jungkook itu pencemburu kelas kakap membuat itu menjadi masalah besar.

"Tuh mending lo minta maaf sama Jungkook, mumpung anaknya di kantin juga" perintah Wonwoo.

Taehyung geleng kepala, "najis! nggak sudi gue minta maaf duluan, disini gue korban!" bantahnya.

Jimin cuma bisa geleng-geleng kepala, dia menepuk pundak sahabatnya tersebut dan menampakkan senyuman mematikannya.

"Minta maaf atau nggak usah ketemu lagi sama Jenna? Hmm?" ancamnya.

Taehyung pun langsung berdiri, berlari kecil menghampiri Jungkook yang sedang duduk bersama gengnya.

"Hoe anak kelinci!" panggil Taehyung yang kini udah duduk di depan Jungkook— nyingkirin Yugyeom.

Jungkook lagi-lagi nunjukin muka songongnya, berdecih pelan karena muka Taehyung yang muncul didepannya, "Apa? Minta dihajar lagi?" dan sukses membuat teman-teman gengnya Jungkook yang mendengar itu terkaget.

Gile lu ndro, mukulin anak orang mulu! - Yugyeom, Bambam, Mingyu.

Berbanding terbalik pada Taehyung yang malah julurin tangannya seraya tersenyum kotak andalannya. "Sorry buat yang semalem, hehehe" kekehnya.

Alis Jungkook terangkat satu, dengan entengnya Jungkook nepis tangan Taehyung dan bangkit dari duduknya. "Gampang, jauhin cewek gue, urusan selesai," lalu Jungkook pergi dengan diikuti para dayang-dayangnya.

"Wow, mana tahan" guman Taehyung tersenyum miring, kembali buat ketempat asalnya— meja pojokan yang masih ada Jimin dan Wonwoo disana.


[]

My Childish Jeon ¦ Jjk ✔️Where stories live. Discover now