Cherry dan Willy

13.9K 648 4
                                    

Cherry berjalan menyusuri jalan raya. Teriknya matahari serasa menembus sampai ketulangnya. Airmatanya tidak lagi sebanyak tadi walaupun masih ada airmata yang mengalir pelan pelan dari kedua mata indahnya. Kakinya yang berhias heels pink menemani langkahnya. Berjalan entah sejauh mana membuat kakinya lecet sana sini. Tadinya cherry ingin tinggal di hotel tapi Cherry tidak memiliki cukup uang. Karena lelah cherry berhenti di pinggir jalan dan mendudukkan dirinya di salah satu halte bus yang tidak terpakai lagi.

Cherry melamun. Membayangkan apa yang sudah terjadi padanya selama sebulan ini. Semuanya terjadi sangat tidak terduga. Angin bertiup kencang dan tiba tiba langit yang cerah berubah menjadi gelap. Lihat bahkan langitpun sangat mendukung perasaannya saat ini. Cherry masih diam ditempat. Tidak tahu kemana lagi dia harus pergi. Cherry tidak ingin pulang dengan kondisi seperti ini.

Tetesan air jatuh dari langit. Gerimis jatuh tepat diujung heelsnya. Cherry masih berdiam diri tidak beranjak sedikit pun. Semakin lama hujan semakin deras. Dinginnya hujan membuat badan cherry seketika menggigil. Perutnya mulai sakit. Cherry sadar pagi tadi cherry tidak sarapan sedikit pun. Cherry menggigit bibirnya mencoba menghalau nyeri diperutnya.

Sebuah mobil range rover hitam berhenti didepannya. Seorang pria turun dari mobil memakai payung berjalan menghampiri cherry. Cherry yang menahan nyeri tidak mau menggubris orang yang menghampirinya. Cherry tetap saja menunduk sambil meremas dress bagian perutnya.

" cherry "

Suara khas pria menyebutkan namanya. Cherry tidak mendengar karna suara deras hujan sangat besar sehingga menenggelamkan suara tersebut.

" cherry " panggilnya lebih keras.

Cherry mendongak. Sosok willy hadir didepannya. Dengan setelan kerja yang rapi tanpa jas. Lengan bajunya digulung sampai sikunya dan dua kancing baju bagian atasnya terbuka. Rambut sedikit berponi itu terlihat sedikit basah. Badannya atletis hampir sama dengan mark. Ah kenapa cherry memikirkan pria itu.

" willy " cherry tersenyum samar. Apakah ini kiriman tuhan yang akan menolongnya.

" apa yang kamu lakukan disini? Kamu tidak kerja? Aku pikir kamu sudah ada di kan..." kopor besar berwarna pink yang berada di samping kaki cherry berhasil membungkam mulutnya.

Cherry menunduk lalu memainkan ujung jarinya. Tanpa bertanya lagi, Willy kemudian mengambil kopor cherry dan meminta cherry memegang payungnya.

" ikut aku. Kamu bisa bercerita di mobil. "

Willy memasukkan kopor cherry ke bagasi mobil setengah berlari. Bajunya kelihatan basah karna willy menembus hujan. Tak lama willy kembali mengambil payung dari tangan cherry dan menggenggam tangan cherry menuntunnya ke mobil. Cherry menurut saja toh cherry tidak tahu kemana dia harus pergi. Ikut dengan willy rasanya tidak buruk. Karna cherry tahu willy lelaki yang baik.

Mereka berdua membelah jalan dengan saling berdiam diri. Merasa bosan dengan suasana , willy membuka suaranya.

" Dimana rumahmu? Aku antar kamu pulang" willy fokus menyetir.

" tidak perlu " cherry menjawab pelan

" sebenarnya apa yang terjadi ? Ya jika kamu menganggapku sebagai kakakmu seperti yang kamu katakan waktu kita dikantor, pasti kamu akan cerita padaku " willy melirik cherry dan mengetuk persneling mobilnya namun masih tetap fokus dengan jalan.

Cherry ingin membuka mulutnya tapi diurungkan lagi. Ingin bercerita tapi tidak jadi. Willy bisa merasa kegelisahan cherry. Willy menepikan mobilnya di daerah taman yang agak sunyi. Cherry mengerutkan keningnya.

" aku tidak akan berbuat jahat padamu. " willy membalikkan tubuhnya ke arah cherry mengangkat kedua tangannya layaknya penjahat yang menyerah.

" aku menepi ditempat seperti ini agar kamu bisa bercerita dengan tenang. tidak ada orang lain disini yang mendengar selain aku. Ada apa ? " willy bersandar di kaca mobil sambil melipat tangannya.

Love At The First And Second Sight ( C H E R R Y )Where stories live. Discover now