Brokenheart

13.9K 683 7
                                    

Sejak kejadian mark menuduh cherry secara sembarang , mereka berdua tidak pernah bertemu lagi. Mark menghitung hari demi hari dan nyatanya sudah seminggu mereka tidak berkomunikasi maupun kontak langsung. Tidak sepenuhnya , karna mark biasanya setiap malam memantau cherry diluar rumahnya.

Seperti sekarang, Mark berdiri dengan tampilan kusut di taman belakang. Pandangannya tak lepas dari jendela kamar cherry yang berada di lantai dua. Mark tahu cherry mengurung dirinya dirumah. Tidak ingin keluar rumah ataupun melakukan aktivitas lainnya. Mark sama sekali tidak menyewa detektif untuk mematai cherry , tapi tristan yang melaporkan segala gerak gerik cherry.

Ya , sehari setelah cherry pulang tristan mengambil cuti kuliah lalu pulang ke indonesia. Tristan sudah berjanji pada mark akan membantunya dan berusaha sekeras mungkin membuat hubungan mereka membaik. Mark sudah hampir menyerah , tapi tristan selalu mendukungnya. Mark tidak mengerti , perasaannya berubah ubah . Kadang tidak ingin menyerah tapi disisi lain mark ingin menyerah , merasa lelah dan tidak ingin cherry menderita.

Setelah melihat lampu kamar cherry padam , mark mengusap wajahnya lalu ingin beranjak pulang, tapi lampu kamar cherry tiba tiba menyala lagi. Mark melihat jendela kamar cherry yang bergeser pelan. Mark dengan cepat bersembunyi di balik pohon hias yang tingginya sediki lebih tinggi dan lebih rimbun darinya cukup membuat dirinya terlindungi.

Setengah tubuh cherry keluar dari jendela. Salah satu tangannya memegang erat kusen jendela. Pandangannya menerawang keluar memandangi langit malam. Tangan kirinya memegang ponsel yang di dekatkan ditelinganya.

" ya aku akan menemuimu besok. Tidak masalah , aku bisa. Hahaha kamu sepertinya paling mengetahuiku. Baiklah Terima kasih "

Sepenggal kalimat yang keluar dari bibir cherry terdengar jelas dan sampai di telinga mark. Mark melihat ekspresi wajah cherry yang tertawa kemudian tersenyum sendiri sambil memperhatikan ponselnya. Mark bertanya tanya apa yang membuat cherry tersenyum seperti dia sedang jatuh cinta dan Siapa yang akan ditemui nya besok .

Cherry menutup jendela kamarnya dan mematikan lampu kamarnya. Mark tidak ingin cherry curiga atau mengetahui tindakan pengecutnya ini yang selalu diam diam mengintainya. Mark pergi meninggalkan rumah cherry dengan berbagai pertanyaan yang berkecamuk dalam pikirannya.

---------------------------------------------------

Pukul 11.30 menit , cherry masih didalam mobilnya. Kemarin cherry memiliki janji dengan sang penelfon untuk makan siang bersama. Willy tiba tiba menelfon cherry agar menjemputnya dikantor karna ada sedikit masalah dengan mobilnya. Selain itu willy juga meminta tolong untuk cherry mengambil sebuah laporan penting di penthouse nya. Awalnya cherry tidak mau, bukannya tidak mau menjemput atau membantu willy , hanya saja cherry harus ke kantornya yang artinya pemiliknya bisa saja melihat dirinya. Cherry tidak ingin bertemu apalagi melihat wajahnya. Setelah seminggu bertahan untuk tidak mengingatnya , cherry tidak ingin ada hal yang membuat pertahanannya runtuh.

Bunyi ponsel cherry menandakan sebuah pesan masuk. Cherry melihat tanpa membuka atau menggeser. Pesan terlihat langsung di layar utama ponselnya

" cher , aku deadline. Aku tidak bisa turun ke parkiran menemuimu. Tolong bawa laporan itu ke ruangan aku ya. "

Cherry membalas pesan willy

" aku titip di resepsionis saja. "

Baru saja cherry ingin turun dari mobil , pesan dari willy masuk lagi

" jangan cher , itu laporan penting. Antarkan laporan itu ke ruangan aku. Please. Aku mohon. "

Cherry membuang nafas secara kasar. ruangan willy berarti lantai yang sama dengan ruangan pria itu.

Love At The First And Second Sight ( C H E R R Y )Where stories live. Discover now