Chapter 5 (Hurt)

5.5K 628 80
                                    

Detak jarum jam bergema lembut di dalam ruangan dengan nuansa biru langit itu, cahaya remang dari rembulan menembus gorden putih yang menjutai di jendela dalam kamar Seokjin, menjadi satu-satunya sumber cahaya disana. Seokjin menekan ujung selimut yang menutupi dadanya, mata indahnya terbuka lebar, bulu mata panjangnya mendayu saat ia berkedip sesekali, jam masih menunjukan pulul 04.52 pagi. Seokjin memang Morning Person, tapi ini masih terlalu pagi bagi Seokjin untuk bangun dan memulai aktifitasnya.

Seokjin mengambil nafas dalam, pandangannya menerawang, menatap kosong langit-langit kamarnya, dalam benaknya ia terbayang pada sosok seorang werewolf. Tangan kanan Seokjin berayun menyentuh leher kanannya, merasakan sensasi yang masih terasa, seperti baru kemarin. 'Insiden' itu masih membekas dengan jelas dalam ingatan Seokjin.

"Aish~" Desisnya, kedua tangan itu beralih menutupi wajahnya yang terasa panas dan semerah delima yang telah masak sempurna, "Namjoon bilang itu salah satu cara werewolf untuk menenangkan manusia yang menangis tapi..." Seokjin berucap berusaha menenangkan dirinya sendiri, namun ia dapat merasakan jantungnya berdebar semakin kencang, dan rasa panas yang aneh itu merambah sampai ke telinganya, "Kau harus melupakannya Kim Seokjin!"

Seokjin berguling, menghadap pada jendela kamarnya, ia memeluk boneka 'beruang tidur' kesayangannya erat-erat, "Namjoon..." Bisiknya seraya menenggelamkan wajahnya pada boneka itu, ia kembali berguling ke sisi sebaliknya dengan boneka itu masih dalam pelukannya. Kini tatapannya tertuju pada jaket navy yang menggantung rapih di pintu lemari Seokjin, itu adalah jaket milik Namjoon dipinjamkan untuknya saat werewolf itu mengantarnya pulang sore tadi.

But, I Still Want You

(flashback)

"Iya, apa yang dibilang Namjoon hyung benar kok." Jungkook tersenyum canggung, ia melirik Namjoon yang kini sudah mundur beberapa langkah dari Seokjin yang masih 'butuh penjelasan' tentang apa yang telah terjadi.

"A-ah. ya." Hanya itu respon Seokjin setelah dikecup oleh sesosok pria dewasa, lebih tepatnya werewolf dewasa, tepat di lehernya dan sebagai tambahan, dia telanjang. 'Oh, Tuhan' Seokjin yakin wajahnya hampir terbakar.

Namjoon berkedip sekali, lalu dua kali, ia melihat kebawah bagian tubuhnya, betapa bodohnya ia yang baru menyadari bahwa ia tak mengenakan sehelai benang pun pada tubuhnya. Secepat mungkin Namjoon segera merubah dirinya, layaknya bunyi 'pooff' pelan, Namjoon kembali kedalam wujud wolf-nya, namun kali ini berbeda, bulu silver serigala besar itu mengembang hampir menutupi wajahnya, seperti bola bulu yang habis disambar petir.

"Ppffttー" Jungkook memalingkan wajahnya, berusaha menahan tawa, ia menutupi mulutnya dengan kedua tangannya. 'Aku harus menceritakan ini pada mereka.' Pikiran jahilnya muncul seketika.

Seokjin masih tertegun dalam diam, ia menatap sosok wolf Namjoon dengan bulu merekahnya lalu pandangannya beralih pada Jungkook yang saat ini sedang sekuat tenaga menahan tawa. Ia tersenyum tipis, jika memang begitu kenyataannya, ia akan berusaha untuk memakluminya, dan melupakan apa yang terjadi barusan. Tapi Seokjin tak bisa begitu saja melupakan sensasinya, debaran jantungnya berdetak dengan tak biasa. Seokjin hanya bisa bertanya-tanya dan larut dalam pikirannya sendiri.

Mereka larut dalam momen awkward yang baru saja merasaka alami dan tak menyadari bahwa hujan telah berhenti sempurna, menyisakan rintik air yang jatuh dari ranting dan dedaunan di sekitar mereka, meninggalkan hawa nan sejuk disana. "Hyung, mampir lah dulu ke tempat kami, kau harus mengganti baju mu." Jungkook menawarkan, mereka bertiga berjalan menuruni bukit, meninggalkan kabin tua itu sesegera mungkin saat di rasa sudah tak ada lagi awan mendung di langit.

But, I Still Want You [End]Where stories live. Discover now