Chapter 10 (Truth)

4.3K 527 20
                                    

Detak jantung dan rasa hangat menyambut Seokjin saat ia membuka kedua matanya pagi itu, butuh waktu baginya untuk menyadari bahwa ia terbangun dalam rengkuhan seseorang.

Namjoon terlelap disisinya dengan sebelah tangan yang melingkar di punggung Seokjin yang sedang menyandarkan kepalanya di dada werewolf itu. Seokjin sedikit mendongak untuk menatap wajah damai Namjoon, ia tidak ingat kalau sosok yang tengah memeluknya itu ikut terlelap diatas ranjangnya, namun terbangun disisi orang yang dicintai adalah sesuatu yang baru dan hal ini cukup menyenangkan bagi Seokjin.

Dengan senyuman yang tersungging dibibirnya, Seokjin mendekatkan wajahnya, dan mengecup ujung bibir Namjoon, "Cium 'lah aku dengan benar, Kim Seokjin." Seokjin sedikit tersentak saat Namjoon berbisik dengan suara seraknya disela kecupan yang Seokjin berikan, wajah pucat Seokjin sontak memerah hingga ke telinga, "Maaf, aku membangunkanmu." Seokjin hendak menjauh, namun gerakannya tertahan oleh tangan besar yang meraih belakang kepalanya, rambut hitam Seokjin terurai disela-sela jemari Namjoon, dan tak lama setelah itu bibir mereka kembali bertaut.

Namjoon menyeringai disela ciuman mereka, ia menyesap rasa manis di bibir Seokjin dengan lembut namun juga bergairah, membuat manusia diatasnya kewalahan membalas lumatan yang Namjoon berikan.

"Hyung, Sandeul hyung sudahーeeww~ apa yang kalian lakukan?" Entah ini salah Jungkook yang masuk ke kamar Seokjin tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, atau salah Namjoon yang tidak mengunci pintu semalam, atau salah Seokjin yang membangunkan Namjoon dengan kecupan manisnya yang diam-diam ia berikan hingga membuat werewolf itu tergoda? Yang pasti Jungkook telah melihat apa yang seharusnya tak ia lihat di pagi hari.

"Kalian kalau mau melakukan 'itu' jangan sekarang, kamiー" Jungkook hendak protes, namun dengan tiba-tiba Taehyung datang dari belakang untuk menutup matanya dan menyeretnya menjauhi ambang pintu kamar Seokjin seraya berucap, "Maaf, maaf, silahkan lanjutkan." Dan pintu kamar itu tertutup kembali.

Ciuman itu memang telah terlepas saat Jungkook datang, dan kini mereka berdua tertawa bersamaan. Seokjin membenamkan wajahnya di dada Namjoon, bahunya gemetar karena gelak tawa yang tak terbendung, dan Namjoon menjatuhkan kepalanya dibantal milik Seokjin, ia melepas satu helaan nafas berat sebelum ikut tertawa dengan manusia dalam rengkuhannya.

Seokjin kembali mendongak, "Namjoon-ah, Sandeul sudah berisap-siap dan aku harus mandi." Namjoon mendengus pelan, ia enggan melepaskan pelukannya, namun ia harus. Dengan gerakan malas, ia melepas rengkuhannya dan duduk bersandar di kepala ranjang Seokjin. Tindakannya membuat Seokjin gemas hingga ia tak tahan untuk memberi kecupan sekali lagi, namun kali ini ia berikan di kening Namjoon, "Aku akan kembali."

Dan Namjoon tak bisa menahan senyumnya. "Kau harus kembali secepatnya padaku."

But, I Still Want You

Seokjin terbangun dari tidurnya dan wajahnya terlihat sayu saat ia memandang kosong gedung pencakar langit disekelilingnya, disebelahnya ada Sandeul, kedua matanya masih terkunci pada jalan raya Seoul yang lengang di siang hari. Mereka mengendarai mobil yang Jaehwan tinggalkan di depan rumah Seokjin malam itu, membuat Seokjin menghela nafas sedih tiap ia mengingatnya.

"Jinjin?" Seokjin menoleh saat Sandeul memanggil namanya, "Hm?" Ia masih bersandar pada kaca jendela, tak terasa mereka sudah memasuki sudut kota Seoul karena lelapnya ia tidur selama perjalanan.

"Kau sudah pamitan pada mereka?" Sandeul menoleh sebentar, menatap wajah sahabatnya yang terlihat masih lelah oleh kantuk.

But, I Still Want You [End]Kde žijí příběhy. Začni objevovat