Chapter 8 (Mother)

4.7K 573 28
                                    

Sentuhan itu terasa lembut dan tulus, tangan hangat itu memberinya kenyamanan dan rasa aman, ia tahu persis siapa pemilik dari tangan yang selalu menyentuhnya dengan tulus itu, "Eomma?" Ia begitu merindukan sentuhan ini, sentuhan dari orang yang selalu membuatnya tenang dan terlindungi.

"Seokjin-ah." Seokjin selalu menyukainya, ketika namanya disebut oleh sang ibu dengan begitu lembut. Ia tak pernah sedikit pun melupakan raut wajah yang penuh akan ketulusan ibunya saat ia memandang putranya.

"Aku merindukanmu, eomma." Seokjin berbisik, ia merebahkan kepalanya dipangkuan ibunya dengan tangan sang ibu yang mengelus rambutnya. Ruangan itu serba putih, Seokjin belum pernah kesini sebelumnya namun rasanya ia sudah seperti berada di dalam rumah.

"Ibu juga," Seokjin ingat, ia akan selalu datang pada ibunya saat ia sedang merasa gundah dan gelisah. Ibunya selalu punya jalan keluar untuk masalah yang ia hadapi, dan ia selalu tahu cara menanangkan putranya ketika Seokjin sedang merasa gundah. "Seokjin-ah, putra ku, kau harus segera menemukan kebahagiaanmu sendiri."

Seokjin merasakan sentuhan ibunya berpindah, menuju dada kirinya, "Eomma, aku baru saja bertemu dengan seseorang," Seokjin memejamkan kedua matanya saat ia mengingat sosok pemuda yang belakangan ini selalu hadir dalam benaknya, "namanya Namjoon." Ia tersenyum simpul saat wajah Namjoon terpatri jelas dalam ingatannya, "Kurasa aku mulai menyukainya." Seokjin membuka kedua matanya, dan ia melihat senyum ibunya kian mengembang.

"Apa kau merasa selalu ingin berada didekatnya?" Seokjin mengangguk malu-malu kala ia mendengar pertanyaan sang ibu.

"Ini pertama kalinya aku merasakannya," ada semburat merah muda di pipi putih Seokjin saat ia mengatakannya, "jantungku berdebar kencang saat aku didekatnya, eomma."

Sang ibu terkekeh pelan, ia menepuk kecil dada kiri putranya, "Aigoo~ uri Seokjin, kau jatuh cinta."

Seokjin sedikit membuat pout kecil di bibirnya, "Aku tidak yakin, eomma. Aku baru bertemu dengannya."

Ibu Seokjin mengelus rambut bagian depan putranya, "Asal kau tahu, uri adeul, kau hanya membutuhkan waktu 8 detik untuk jatuh cinta."

Seokjin menyeritkan dahinya, 8 detik untuk jatuh cinta? "Itu terdengar mustahil, eomma."

"Tidak ada yang mustahil di dunia ini." Seokjin menatap iris kecoklatan ibunya dalam, ia tidak yakin bahwa dirinya memang jatuh cinta pada Namjoon, namun pemuda itu selalu membuat pikiran dan hatinya terasa tidak karuan. "Kalau kau ingin dia selalu ada disampingmu, segera katakan padanya atau dia akan direbut orang lain."

Seokjin merasakan wajahnya menghangat, ia memejamkan matanya sekali lagi, merasakan hembusan angin yang menyentuh wajahnya dengan lembut, "Saat ini kami berteman, aku masih tidak yakin pada perasaanku sendiri, tapi kalau memang aku jatuh cinta dengannya, aku akan mengatakannya."

"Kau pantas untuk bahagia dengan orang yang kau cintai Seokjin-ah." Senyum simpul mengembang di bibir plump Seokjin, bersamaan dengan kecupan lembut di dahinya.

Seokjin terlelap dalam pangkuan ibunya, namun sebelum itu ia berbisik lembut, "Terima kasih, eomma."

But, I Still Want You

Seokjin terbangun dari mimpinya, ini bukan pertama kalinya ia bermimpi tentang sang ibu, namun entah kenapa kali ini terasa begitu nyata, mulai dari sentuhan, suara, dan kehangatan dari ibunya seakan memang ia benar-benar berada disana.

But, I Still Want You [End]Where stories live. Discover now