11 - Worry, Alice Pregnant?

6.8K 223 5
                                    

Hari sudah semakin siang tetapi kedua insan ini masih berkutat di atas ranjang, tirai bewarna putih guna menutupi jendela kamar masih tertutup rapat tidak ada sedikitpun celah untuk sinar matahari masuk.

Hari sudah semakin siang tetapi kedua insan ini masih berkutat di atas ranjang, tirai bewarna putih guna menutupi jendela kamar masih tertutup rapat tidak ada sedikitpun celah untuk sinar matahari masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya menciptakan pemandangan yang sangat indah, mereka tertidur dengan posisi saling memeluk. Dilihat lengan kanan Adam untuk tumpuan kepala Alice dan lengan kirinya sedikit mencengkram bokong bulat milik Alice.

Bukan. Alice bukan wanita naif ataupun murahan hingga ingin diajak tidur bersama Adam. Ia sendiri semalam sempat berpindah tidur di atas lantai bening dengan selimut tebal yang dijadikan untuk alas tidurnya. Tapi ketika tengah malam Adam terbangun dan mendapati Alice di atas lantai maka ia segera memindahkannya ke atas ranjang.

Ketika Adam terbangun, hal pertama yang akan lakukannya adalah membuka mata lalu meregangkan tubuhnya yang terasa pegal. Ia menoleh ke samping yang mendapati Alice masih tertidur pulas, entah ini pukul berapa Adam tidak tahu dan tidak peduli dirinya belum begitu pulih untuk menjalankan aktivitas seperti biasanya.

Perut Adam terasa lapar ia meraih telpon nirkabel lalu memencet dijit kode yang langsung tersambung kearah dapur. Tentu saja sambungan itu cepat terangkat karena ada beberapa pelayan di sana jadi Lucy_Kepala pelayan mansion_segera mengangkat panggilan itu.

"Bawakan makan pagiku kedalam kamar, Alice." titah Adam, bola matanya terus melirik kearah Alice.

"Baik tuan, akan segera saya antarkan." jawab Lucy, sangat hormat.

Tanpa harus menunggu lama sarapannya pun tiba. Lucy mengetuk pintu kamar terlebih dulu, sebelum akhirnya membuka pintu kamar dan masuk. Damn!, detik itu juga Lucy terperangah melihat pemandangan dihadapannya, ini benar-benar tidak terduga!. Tuannya, Adam sedang bermesraan dengan wanitanya. Ralat, lebih tepatnya dengan Alice, wanita yang selama ini diberi gelar bodoh dengan Adam.

Lucy menundukkan kepala, terlihat sangat canggung sekaligus takut. "Ma-maafkan saya t-tuan sudah lancang masuk kedalam k-kamar." ucapnya dengan terbata-bata.

Adam hanya tersenyum simpul justru itu yang ia inginkan, sengaja Adam tak mengubah posisinya dengan Alice agar Lucy melihat kemesraannya.

"Taruh sarapanku, Lucy."

Lucy menganggukkan kepala pelan dan berjalan kearah meja rias lalu menaruh sarapannya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

*

Lucy meninggalkan kamar tetapi Adam masih tetap dengan posisinya yang berada dibawah tubuh Alice. Terus saja Adam memperhatikan wanita yang ada diatasnya, terlihat aneh memang. Adam tidak tertarik sama sekali pada wanita bodoh ini sebab Alice jauh dari kriterianya. Tentu saja Adam adalah pria pemilih dan pastinya menginginkan wanita idaman yang sesuai kriterianya.

Nafas Alice sedikit sesak tersenggal dan tubuhnya terasa berat, ia terbangun dari tidurnya perlahan membuka mata, pandangannya belum begitu fokus dan sesaat ia mendapatkan wajah tampan seorang pria yang saat ini menatapnya kembali.

Groom Of The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang