29 - Let Me Love You

2.7K 110 20
                                    

Mungkin suatu hari nanti kau akan mengerti betapa sulitnya ku berjuang demi dirimu.

***

Tepat pukul 05:45 am, alarm yang di atas nakas terus saja berdering kencang hingga wanita itu terbangun dari mimpi indahnya.

Setengah sadar, Alice meraba-raba nakas berusaha meraih alarm setelah mendapatkannya ia pun segera mematikan benda itu. Ia mengerjapkan mata kemudian merenggangkan tangannya ke atas.

Tangannya menyibak selimut, ia terdiam sejenak di atas ranjang lalu kakinya melangkah ke arah kamar kecil dengan rasa kantuk yang masih menyelimuti nya.

Berselang tidak lama ia keluar dan menuju ke arah walk in closet. Wanita itu tidak perlu lama untuk memilah-milah baju karena pilihannya jatuh pada jaket sport hitam, celana training pendek yang akan dipakainya nanti, dan sneaker merek terkenal. Well, hari ini ia akan melakukan aktivitas olahraga.

Merasa dirinya sudah siap, Alice segera keluar kamar dan mulai pemanasan supaya tidak cedera otot. Kemudian ia berlarian kecil di sekeliling pelataran mansion. Sungguh, pelataran mansion Adam benar-benar luas bahkan ini sepuluh kali lipat luas rumahnya.

Berbicara soal tempat tinggal Alice memang kalah saing dengan Adam. Tidak minder justru wanita ini biasa saja tinggal ditempat mewah seperti ini. Bahkan rasanya Alice ingin cepat cepat pulang ke rumahnya. Itu terbukti dari Alice yang selalu merengek ingin bertemu kedua orangtuanya, ralat! Lebih tepat paman dan bibinya karena Alice bukan anak kandung mereka. Ingat, Alice bukan anak kandung paman dan bibinya melainkan anak kandung dari pasangan Abraham John Victor dan istrinya, Maddie John Victor. Pasangan yang teramat Adam benci.

Mungkin ia akan menghormati calon mertuanya itu kalau saja Maddie tidak melakukan kesalahan terbesar yang kini menjadi sejarah pahit dalam hidupnya. Karena wanita itu keluarganya hancur. Berantakan. Retak. Dan liat sekarang? Akibat ulah wanita bar-bar itu kini hidupnya dan adik semata wayangnya, Valentina tidak memiliki keluarga yang utuh.

Alice duduk di kursi panjang bewarna coklat emas di taman belakang mansion. Tangannya sibuk mengusap keringat yang sudah bercucuran didahi. Ia begitu lelah setelah melakukan lima putaran. Ayolah, atlet lari pun juga tahu kalau mansion Adam ini benar-benar luas dan lebar jadi wajar saja hanya lima putaran Alice sudah lelah.

Saat kepalanya menunduk tiba-tiba saja ada yang menyodorkan sebotol air mineral tepat di depan wajahnya. Sontak Alice mendongakkan kepala ke atas, melihat siapa yang menyodorkan minuman tersebut. Dan, ya lagi-lagi pria itu. Alice memutarkan bola matanya. Kenapa harus pria itu lagi?!

"Cepat ambil," perintah Adam dengan tetap stay berdiri di hadapan Alice. Tanpa niat mengambil minuman di tangan Adam, Alice pun hanya diam. Membiarkan Adam yang sudah menyodorkan minumannya sedaritadi.

Adam tersenyum miris. Kemudian ia duduk berdekatan dengan Alice dan tanpa di duga Adam tiba-tiba mengecup pipi kirinya. Luar biasa! Pria itu mencuri ciumannya.

Alice membulatkan mata dan reflek menyikut perut Adam dengan sikunya. "Dasar mesum!" seolah kecupan Adam membawa virus baginya, Alice segera mengusap pipinya berulang kali, mencoba menghilangkan bekas kecupan pria itu.

"Memang," jawab Adam diikuti rintisan yang keluar dari mulutnya.

Alice menatap Adam sinis. Lalu ia bergeser untuk memberikan space diantara mereka. Adam yang melihat tingkah Alice yang aneh itu langsung terheran.

"Kau, kenapa duduk berjauhan seperti itu?"

"Menjaga jarak denganmu itu perlu!"

"Ck, memangnya aku akan berbuat apa padamu?" tanya Adam, nada bicaranya masih santai. "Bisa saja kan kalau kau tiba-tiba menyerang ku!" balas Alice.

Groom Of The DarknessWhere stories live. Discover now