28 - Only One

2.2K 91 16
                                    

Hanya perlu sedikit waktu untuk tahu seberapa hebat dirimu berbohong pada hatimu.

***


Mobil mewah yang dikendarai Adam berhenti tepat di sebuah gedung megah bergaya Romawi kuno yang tak bukan adalah restoran yang biasa dikunjungi para pesohor yang sering digadang-gadang karena nilai fantastis hanya untuk sepotong chicken wings berlapis emas.

Adam turun dari dalam mobil lalu memutari setengah mobilnya kemudian membukakan pintu untuk Alice. Adam meraih jemari lentik wanita itu lalu membawanya masuk ke dalam gedung.

Para pelayan berpakaian rapi yang berdiri di sepanjang lorong pintu masuk itu menyambut hangat kedatangan mereka. Semua kepala tertunduk hormat saat dua insan ini jalan melewati mereka dan salah satu pelayan diantara mereka mengantar hingga meja yang sebelumnya sudah Adam pesan; pilihannya jatuh diatas gedung restoran ini.

Dilihat, tidak ada seorangpun di dalam restoran ini selain hanya mereka berdua. Alice menatap Adam kebingungan, tatapnya itu seolah meminta penjelasan lebih darinya. Sedangkan Adam hanya menyunggingkan senyum tipis seakan tidak ada masalah. Padahal dirinya membuat kesalahan karena sudah membohongi Alice.

Hingga tiba Adam dan Alice menduduki kursinya masing-masing. Alice terkejut melihat diatas meja bundar sudah dipenuhi segala macam dessert, drinks, dan tidak lupa lilin cantik bewarna putih ikut mendominasi.

Tempat yang indah. Sungguh siapapun yang datang ke restoran ini pasti akan disuguhi panorama yang menakjubkan dari atas gedung ini. Indahnya malam dengan pencahayaan yang bertabur di setiap sudut Kota menambah kesan yang tidak biasa. Seperti yang mereka lihat saat ini. Tapi bukan itu yang sedang Alice rasakan. Dirinya mulai memanas, hatinya seakan sedang bergerutu memaki Adam. Kalau saja ini bukan di restoran mungkin dirinya sudah mengamuk seperti induk singa yang sedang kelaparan.

"Sial, pria ini membohongiku lagi!" Alice menatapnya sinis. Adam yang merasa dirinya ditatap seperti itu lalu mengerutkan dahinya.

"Jangan memasang wajah jelekmu. Kau tahu? aku tidak suka itu."

Alice mendelik. "Huh, apa kau bilang?!"

"Tidak. Aku hanya bergurau," Adam mengembangkan senyumnya. "Di mataku, kau tetap sama.. selalu terlihat cantik," sepertinya hanya Adam pria yang bisa membiusnya dengan untaian kata-kata bullshit-nya itu.

"Sudah dari lahir!" ketus Alice.

"Kau juga manis,"

"Sudah takdir!"

"Dan, kau sangat tempramen,"

"Menyebalkan!"

Alice memutarkan bola mata, jengah. Adam terkekeh pelan melihat raut wajah Alice yang nampak tidak menyukainya. Alice rasa hatinya sedang tidak bisa diajak kompromi. Lihat saja, ia sedang berusaha menutupi kegugupan nya di depan Adam. Ini tidak teratur, rasanya sulit untuk dideskripsikan. Ia begitu nervous. Hanya berbicara pada Adam saja bisa membuatnya malu setengah mati.

Hal yang berbeda pada sebelumnya. Tanpa Alice sadari jika ia tersenyum simpul sembari menatap Adam yang kini duduk di hadapannya.

Baik, ini akan dijelaskan.

Alice sangat bodoh. Bahkan ia benar-benar bodoh. Gadis itu tidak bisa lagi menutupi perasaannya saat ini. Seperti sekarang, ia diam-diam mencuri pandang saat Adam sedang fokus memandangi objek yang lain. Sesaat, ketika Adam kembali menoleh ke arahnya dan.. ya benar saja, gadis itu langsung berpura-pura mengalihkan pandangannya sembari berdeham pelan.

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, " Adam memecahkan keheningan yang sebelumnya mereka ciptakan. Alice menatapnya serius. "Katakan saja." jawab wanita itu.

Groom Of The DarknessWhere stories live. Discover now